ETIndonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerima kunjungan resmi pertama dari seorang pemimpin asing di Gedung Putih sejak masa jabatan keduanya dimulai: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Selasa (4/2/2025). Keduanya membahas upaya penyelamatan sandera yang tersisa serta perundingan terkait perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Koresponden NTDTV, Tao Ming melaporkan Ini adalah pertemuan pertama Trump dengan seorang pemimpin asing sejak masa jabatan keduanya dimulai, dan pertemuan ini terjadi pada saat yang sangat krusial—yakni ketika negosiasi tahap kedua gencatan senjata di Gaza sedang berlangsung.
Presiden AS, Donald Trump berkata : “Perdamaian, kami menginginkan perdamaian. Kami ingin orang-orang berhenti dibunuh.”
Banyak pihak melihat pertemuan antara Trump dan Netanyahu ini sebagai sesuatu yang sangat penting. Tidak hanya menyangkut hubungan bilateral antara Israel dan Amerika Serikat, tetapi juga berdampak pada dinamika geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Saat ini, perjanjian gencatan senjata di Gaza sedang memasuki tahap kedua negosiasi. Pada tahap pertama, Hamas telah menyerahkan 18 sandera yang mereka culik. Israel berharap bahwa pada tahap kedua ini, seluruh sandera yang masih hidup—termasuk pria berusia di bawah 50 tahun dan tentara laki-laki—dapat dibebaskan.
Namun, Hamas menegaskan bahwa mereka hanya akan mempertimbangkan pembebasan sandera jika perang benar-benar berakhir dan pasukan Israel sepenuhnya mundur dari Gaza.
Trump: “Kami sedang bernegosiasi dengan orang-orang yang sangat sulit, tetapi pada akhirnya kesepakatan pasti akan tercapai.”
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berkata : “Saya mendukung agar semua sandera bisa kembali ke rumah mereka, dan agar kami dapat mencapai semua tujuan kami, termasuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.”
Dalam hal rekonstruksi Gaza, pemerintahan Trump telah menyerukan kepada negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania untuk menampung kembali 2,3 juta warga Palestina yang terlantar. Trump berpendapat bahwa Gaza telah hancur akibat perang dan akan membutuhkan waktu 10 hingga 15 tahun untuk dibersihkan serta dibangun kembali, sehingga saat ini tidak layak untuk dihuni.
Trump: “Saya pikir kita perlu mencari tempat lain di mana orang-orang bisa hidup dengan bahagia. Selama puluhan tahun, Gaza hanya dipenuhi kehancuran.”
Saat pertemuan antara kedua pemimpin berlangsung, keluarga para sandera serta anggota komunitas Israel di Washington mengadakan aksi unjuk rasa. Mereka mendesak pemerintah AS untuk mengambil tindakan guna memastikan keselamatan para sandera.
Grizevsky, pasangan dari sandera Zangoke: “Kami memohon kepada Anda, Presiden Trump, jangan biarkan mereka (para sandera) terlupakan.” (Hui)
Sumber : NTDTV.com