EtIndonesia. Komisi Eksekutif Uni Eropa menyatakan bahwa Temu dan Shein—dua platform e-commerce raksasa asal Tiongkok—akan bertanggung jawab atas produk berbahaya dan tidak aman yang dijual di platform mereka. Langkah ini merupakan bagian dari upaya UE untuk mencegah lonjakan besar impor produk e-commerce murah yang dianggap tidak sesuai standar keselamatan.
Selain itu, UE juga mengumumkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan jaringan perlindungan konsumen (CPC) di negara-negara anggota untuk meluncurkan investigasi bersama terhadap Shein, setelah perusahaan tersebut diduga melanggar peraturan perlindungan konsumen UE.
Shein dan Temu Hadapi Tekanan dari AS dan UE
Ini merupakan pukulan kedua bagi Temu dan Shein dalam waktu singkat.
- Amerika Serikat telah mengakhiri kebijakan “De Minimis”—sebuah aturan perdagangan yang memungkinkan produk dengan nilai di bawah 800 dolar dikirim ke AS tanpa bea masuk.
- Kebijakan ini sebelumnya dimanfaatkan oleh Shein dan Temu untuk mengirim produk murah ke AS dalam jumlah besar tanpa dikenai tarif.
- Langkah ini juga bertujuan untuk mencegah penyelundupan fentanyl melalui sistem pengiriman paket kecil.
Sementara itu, UE juga mulai mengawasi lonjakan impor produk e-commerce murah dari Tiongkok, terutama terkait keselamatan produk dan dampak persaingan tidak adil terhadap produsen lokal.
Lonjakan Produk Murah dari Tiongkok Jadi Sorotan
Komisi Eksekutif UE mengungkapkan data mencengangkan:
- Pada 2024, lebih dari 4,6 miliar barang murah (dengan harga di bawah 22 euro atau sekitar 23 dolar) diimpor ke UE.
- 91% dari produk ini berasal dari Tiongkok.
- Jumlah ini naik dua kali lipat dibandingkan 2023, sehingga memicu kekhawatiran di kalangan otoritas UE.
Mengapa ini menjadi masalah bagi Uni Eropa?
- Masalah keamanan konsumen: Banyak produk e-commerce murah tidak memenuhi standar keselamatan UE.
- Dampak ekonomi: Produsen UE kesulitan bersaing, karena produk dari Shein dan Temu terlalu murah.
- Dampak lingkungan: Peningkatan impor dalam jumlah besar menciptakan limbah kemasan dan menambah emisi karbon.
- Solusi yang sedang dipertimbangkan UE:
Mengenakan biaya tambahan pada impor produk e-commerce untuk menutupi biaya pengawasan regulasi.
UE Perketat Bea Masuk dan Pengawasan Produk
- Reformasi Bea Cukai: Pada 2023, UE mengusulkan penghapusan aturan bebas bea untuk barang di bawah 150 euro sebagai bagian dari reformasi sistem kepabeanan. UE kini mendorong negara-negara anggotanya untuk segera menyetujui perubahan ini.
- Sistem “Product Safety Sweep”: UE telah memperkenalkan sistem baru yang memungkinkan negara-negara anggotanya untuk melakukan pemindaian elektronik pada barang impor sebelum masuk ke wilayah UE. Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi produk berbahaya sebelum dikirim ke pelanggan.
Henna Virkkunnen, Komisioner Urusan Digital UE, menyatakan: “Kami ingin menciptakan pasar e-commerce yang adil, aman bagi konsumen, menawarkan produk berkualitas, dan tetap menghormati lingkungan.”
AS Pertimbangkan Larangan Shein dan Temu atas Dugaan Kerja Paksa
Sementara Uni Eropa menekan Temu dan Shein atas produk tidak aman, Pemerintah AS tengah mempertimbangkan tindakan lebih lanjut terkait praktik tenaga kerja paksa di kedua perusahaan tersebut.
Menurut laporan Semafor (6 Februari 2025):
- Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS sedang mempertimbangkan untuk memasukkan Shein dan Temu dalam “daftar hitam kerja paksa”.
- Keputusan final belum dibuat, tetapi investigasi sedang berlangsung.
Shein dan Temu dengan tegas membantah tuduhan ini.
Shein (dalam pernyataan resmi ke Reuters): “Kami tidak mengetahui investigasi ini dan sepenuhnya mematuhi Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur (UFLPA) di AS.”
Temu (melalui email resmi): “Kami secara ketat melarang penggunaan tenaga kerja paksa dan menjalankan kode etik pihak ketiga yang melarang segala bentuk kerja paksa.”
Kesimpulan: Masa Depan Shein dan Temu di Pasar Global?
- UE dan AS semakin memperketat regulasi terhadap e-commerce Tiongkok.
- Uni Eropa mengincar produk tidak aman dan persaingan tidak adil, sementara AS fokus pada isu kerja paksa.
- Perubahan kebijakan bea masuk dapat membuat produk Shein dan Temu menjadi lebih mahal di pasar Barat.
- Investigasi ini bisa berdampak besar pada masa depan kedua raksasa e-commerce ini.
Apakah Shein dan Temu akan mampu bertahan dari tekanan regulasi ini?
Ataukah UE dan AS akan semakin memperketat aturan dan menghambat ekspansi mereka?
Bagaimana menurut Anda? (jhn/yn)