Pakar Hukum Beberkan Empat Instruksi Terbaru Xi Jinping untuk Menghadapi Trump

ETIndonesia. Seiring kembalinya Trump ke Gedung Putih, hubungan AS-Tiongkok kembali menjadi sorotan global, dan putaran kedua perang tarif antara kedua negara telah resmi dimulai.

Pakar hukum yang bermukim di Australia, Yuan Hongbing, mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari lingkaran politik Beijing, Xi Jinping telah memberikan empat instruksi terbaru mengenai hubungan Tiongkok-AS guna menghadapi Trump. Namun, pejabat di dalam sistem pemerintahan Partai Komunis Tiongkok (PKT) sendiri tidak optimis terhadap arahan tersebut.

Menurut Yuan Hongbing, sehari sebelum Trump dilantik, Direktur Kantor Urusan Luar Negeri PKT, Wang Yi, menyampaikan instruksi Xi Jinping kepada semua unit yang berhubungan dengan urusan luar negeri. Instruksi pertama terkait dengan isu gencatan senjata Rusia-Ukraina.

Yuan Hongbing menjelaskan bahwa Wang Yi menyatakan bahwa berdasarkan berbagai sumber informasi, Putin sangat ingin menjalin hubungan yang erat dengan Trump. Bahkan, Putin telah mengirimkan pesan melalui saluran Rusia untuk mengungkapkan kekagumannya terhadap Trump. Putin juga berusaha mendekatkan diri secara ideologi dan nilai-nilai dengan Trump serta memuji sikap Trump dalam mengoreksi kebijakan ekstrem.

Orang dalam pemerintahan PKT yang memiliki hati nurani mengungkapkan kepada Yuan Hongbing bahwa Wang Yi memperkirakan Putin ingin mencapai kesepakatan damai yang menguntungkan Rusia melalui Trump. Namun, Putin juga tidak sepenuhnya yakin dengan Trump dan khawatir akan dimanfaatkan olehnya. Oleh karena itu, PKT menilai bahwa hubungan Rusia-Tiongkok tidak akan mengalami perubahan besar dalam waktu dekat.

Yuan Hongbing menambahkan bahwa berdasarkan analisis ini, Xi Jinping menginstruksikan Wang Yi dan Kementerian Luar Negeri untuk mengusahakan pertemuan trilateral antara AS, PKT, dan Rusia di Tiongkok guna membahas negosiasi gencatan senjata Rusia-Ukraina. Xi juga meminta agar AS menunjukkan itikad baik dengan mendukung penyatuan Tiongkok-Taiwan.

Namun, kalangan pejabat Beijing menilai bahwa ini hanyalah mimpi di siang bolong karena AS tidak akan menyetujui syarat tersebut.

Instruksi kedua Xi Jinping: Isu Terusan Panama

Presiden Panama, Jose Raul Mulino, setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, pada 2 Februari, mengumumkan bahwa negaranya keluar dari inisiatif “Belt and Road” serta menegaskan sikap pro-Amerika. Yuan Hongbing menilai bahwa ini adalah taktik penundaan dari PKT agar Panama secara sukarela berpura-pura mundur guna menipu AS.

Menurut Yuan Hongbing, PKT memperkirakan bahwa Panama tidak akan mampu menahan tekanan dari AS. Oleh karena itu, Xi Jinping melalui Kementerian Luar Negeri memberikan saran kepada Presiden Panama agar secara sukarela mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak akan memperbarui perjanjian “Belt and Road”. Taktik ini bertujuan untuk meredakan tekanan AS dan mempertahankan status quo di Terusan Panama, yang saat ini pintu masuk dan keluarnya masih dikendalikan oleh dua perusahaan Hong Kong milik Li Ka-shing.

Namun, laporan Bloomberg pada 4 Februari menyebutkan bahwa pemerintah Panama sedang mempertimbangkan kemungkinan membatalkan kontrak yang dipegang oleh Hutchison Ports PPC, perusahaan milik Hutchison Whampoa.

Yuan Hongbing juga mengungkapkan bahwa Xi Jinping memberikan arahan agar perusahaan-perusahaan Tiongkok dan Hong Kong yang berinvestasi di Panama mengalokasikan dana khusus untuk menggalang gerakan sosial anti-hegemoni AS. Bahkan, menurut sumber di Beijing, seseorang bisa dibayar kurang dari 100 dolar AS untuk ikut serta dalam aksi demonstrasi di jalanan.

Arahan lainnya adalah bahwa jika AS terpaksa menggunakan kekuatan militer untuk mengubah situasi di Terusan Panama, hal ini justru dapat merusak reputasi internasional AS.

Instruksi ketiga: Kampanye Propaganda terhadap Taiwan

Instruksi ketiga Xi Jinping adalah memanfaatkan setiap peluang untuk menggoyahkan kepercayaan Taiwan terhadap AS, khususnya jika Trump memicu perang dagang terkait semikonduktor dengan Taiwan. Xi Jinping memerintahkan seluruh badan propaganda dan front persatuan Tiongkok untuk menggerakkan opini publik di Taiwan guna menciptakan ketidakpuasan terhadap AS.

Instruksi keempat: Penutupan Informasi tentang Laboratorium Wuhan

Pada hari kedua atau ketiga setelah Trump menjabat, pemerintah Tiongkok telah mengeluarkan perintah kepada semua staf di Institut Virologi Wuhan untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan yang melarang mereka mengungkapkan informasi apa pun kepada siapa pun, termasuk keluarga mereka. Jika melanggar, mereka akan menghadapi tuntutan hukum militer.

Menurut Yuan Hongbing, PKT sangat khawatir bahwa AS akan melanjutkan investigasi asal-usul virus COVID-19. Sumber dalam pemerintahan Beijing menyebutkan bahwa virus tersebut bocor dari Institut Virologi Wuhan, tetapi setelah insiden itu terjadi, Xi Jinping sendiri memerintahkan agar informasi ini ditutup rapat-rapat dan tidak boleh disebarkan ke dunia luar hingga setelah perayaan Tahun Baru Imlek. Namun, hal ini justru menyebabkan pandemi global.

Yuan Hongbing juga menyebutkan bahwa pejabat Beijing yang membenci Xi Jinping berharap agar AS segera menyelidiki masalah ini, karena mereka menganggap Xi setidaknya harus bertanggung jawab atas kelalaian besar yang menyebabkan bencana global. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS