ETIndonesia. Pada tahun 2025, saat pertunjukan Shen Yun sukses besar di berbagai tempat, Partai Komunis Tiongkok (PKT) justru meningkatkan gangguan dan sabotase, yang memicu kecaman luas dari berbagai pihak.
Ancaman Bom dan Ancaman Pembunuhan
Pada 3 Februari, hari pembukaan pertunjukan Shen Yun di Dijon, Prancis, sebuah email ancaman dikirim, mengklaim bahwa beberapa bom telah dipasang di dalam teater. Setelah polisi melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memastikan tidak ada ancaman nyata, pertunjukan pun kembali dilanjutkan.
Sebelumnya, pada 27 Januari, sehari sebelum malam Tahun Baru Imlek, situs web Shen Yun menerima email ancaman lain yang menyebutkan rencana untuk melakukan pembantaian di Longquan Temple, kantor Shen Yun di New York. Ancaman tersebut juga menargetkan anggota Kongres AS yang mendukung Shen Yun.
Sejak awal musim pertunjukan Shen Yun 2025, sudah ada 14 ancaman serupa, meskipun tidak ada insiden nyata yang terjadi. Polisi AS kini telah meningkatkan keamanan di semua teater yang menjadi lokasi pertunjukan Shen Yun. Tindakan keji PKT ini menuai kecaman dari berbagai pihak.
Kecaman dari Berbagai Tokoh Internasional
Sheng Xue, penulis keturunan Tiongkok di Kanada dan Wakil Ketua Aliansi Demokrasi Global, mengatakan:
“PKT takut terhadap Shen Yun karena selama ini mereka menggunakan ideologi untuk mengendalikan rakyat. Setelah menonton Shen Yun, banyak orang akan sadar bahwa selama lebih dari 70 tahun, PKT hanya menyebarkan propaganda partai dan membela kediktatoran mereka.”
Selama 19 tahun sejak Shen Yun didirikan, serangan dari PKT terus meningkat. Mereka menggunakan berbagai cara untuk mengganggu pertunjukan, seperti:
- Intervensi diplomatik untuk menekan negara lain agar melarang Shen Yun.
- Tekanan ekonomi terhadap teater agar membatalkan pertunjukan.
- Ancaman dan intimidasi terhadap penyelenggara dan penonton.
Namun, banyak teater tidak menghiraukan ancaman tersebut. Bahkan, beberapa teater telah melaporkan tekanan dari Kedutaan Besar PKT ke lembaga penegak hukum di negara mereka sebagai bukti campur tangan asing.
Pada 6 Februari, anggota parlemen Inggris Jim Shannon mengecam PKT karena memperluas penindasan terhadap Falun Gong ke luar negeri. Ia menyerukan penyelidikan darurat oleh pemerintah Inggris untuk melindungi praktisi Falun Gong dan Shen Yun dari gangguan PKT.
Dukungan dari Amerika Serikat
Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS baru-baru ini merilis daftar korban yang mengalami penganiayaan karena keyakinan mereka.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mendirikan Kantor Agama di Gedung Putih untuk melindungi kebebasan beragama. Trump juga menekankan bahwa umat manusia harus kembali ke tradisi dan menghidupkan kembali kepercayaan kepada Tuhan.
Ketua World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG), Wang Zhiyuan, mengatakan: “Perjuangan melawan penganiayaan agama, termasuk penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Gong, sangat penting karena kebebasan beragama adalah prinsip dasar yang membangun Amerika Serikat.”
PKT dalam Kepanikan?
Para analis berpendapat bahwa serangan sistematis PKT terhadap Shen Yun telah meningkat ke tingkat yang lebih ekstrem. Ancaman kekerasan yang semakin parah menunjukkan bahwa PKT semakin kehilangan kendali.
Gangguan ini tidak hanya mencerminkan kelemahan rezim PKT, tetapi juga menunjukkan ketakutan mereka terhadap kebangkitan kembali budaya tradisional Tiongkok. (Hui)
New Tang Dynasty TV – Laporan oleh wartawan Chen Yue dan Qiu Yue