EtIndonesia. Seorang pria di Tiongkok tengah telah menarik perhatian media sosial setelah dia pingsan karena serangan jantung di stasiun kereta api dan hal pertama yang dia katakan setelah berhasil diselamatkan adalah : “Saya harus segera berangkat kerja.”
Insiden tersebut terjadi pada tanggal 4 Februari, hari terakhir dari delapan hari libur Imlek, ketika pria tersebut tiba-tiba pingsan di peron stasiun kereta api di Changsha, Provinsi Hunan, saat mengantre untuk naik kereta.
Beberapa staf stasiun kereta api dan seorang dokter dari pusat kesehatan lokal datang untuk menyelamatkannya, demikian dilaporkan oleh Xiaoxiang Morning Herald.
![](https://etindonesia.com/wp-content/uploads/2025/02/Kata-kata-Pertama-dari-Pria-Tiongkok-1.jpg)
Pria yang tidak disebutkan namanya, yang berusia 40-an, sadar kembali setelah sekitar 20 menit.
Dia kemudian mengejutkan semua orang dengan kata-kata pertamanya setelah siuman.
“Saya harus naik kereta cepat untuk berangkat kerja,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia tidak merasa perlu pergi ke rumah sakit.
Dokter di tempat kejadian perkara memberi tahu pria itu bahwa dia mungkin mengalami cedera akibat jatuh, yang berarti sangat penting baginya untuk menjalani pemeriksaan fisik di rumah sakit.
Pria itu akhirnya setuju untuk naik ambulans.
![](https://etindonesia.com/wp-content/uploads/2025/02/Kata-kata-Pertama-dari-Pria-Tiongkok-2.jpg)
Kisah pria itu menyentuh hati banyak pengguna internet di Tiongkok di tengah tingginya angka pengangguran.
“Ya ampun, dia bangun dan hal pertama yang terpikir olehnya adalah menghasilkan uang. Saya sangat terharu!” kata seorang pengamat daring.
“Dia tidak sendirian di masyarakat ini. Sebagian besar dari kita harus menanggung beban berat, mulai dari cicilan rumah hingga pendidikan anak-anak. Ini tidak mudah bagi semua orang,” tulis orang lain.
![](https://etindonesia.com/wp-content/uploads/2025/02/Kata-kata-Pertama-dari-Pria-Tiongkok-3.jpg)
Tingkat pengangguran Tiongkok telah bertahan pada tingkat yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Tingkat pengangguran untuk orang-orang berusia antara 16 dan 24 tahun, tidak termasuk pelajar, adalah 16,1 persen pada November tahun lalu, menurut Biro Statistik Nasional.
Kasus kematian mendadak karyawan yang disebabkan oleh lembur yang terlalu lama sering menjadi berita utama di negara itu.
Pada tahun 2022, seorang insinyur IT di sebuah perusahaan digital terkemuka di Shanghai, yang berusia sekitar 30 tahun, meninggal mendadak di sebuah pusat kebugaran dan meninggalkan seorang istri yang sedang hamil serta pinjaman rumah sebesar 20.000 yuan (sekitar Rp 44 juta) per bulan. (yn)
Sumber: scmp