Mengapa Trump Mengumumkan Keluar dari Organisasi dan Perjanjian Internasional?

ETIndonesia. Setelah menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif untuk menarik AS dari berbagai organisasi internasional, termasuk beberapa yang berada di bawah naungan PBB. 

Apa alasan di balik keputusan cepat ini, dan bagaimana dampaknya terhadap dunia? Berikut laporan selengkapnya.

Organisasi dan Perjanjian yang Ditinggalkan AS

Pada 20 Januari, setelah dilantik sebagai presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengumumkan keluarnya AS dari Paris Climate Agreement  atau Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kemudian, pada 4 Februari, ia kembali menandatangani perintah eksekutif untuk menarik AS dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC).

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Trump menarik AS dari organisasi internasional. Pada masa jabatan pertamanya, AS sudah keluar dari beberapa perjanjian dan organisasi, termasuk UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB), Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), serta Kesepakatan Nuklir Iran. Trump bahkan mengancam akan keluar dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan NATO.

Empat Alasan Utama Trump Menarik AS dari Organisasi Internasional

  1. Kebijakan “America First”
    Trump percaya bahwa AS telah menanggung beban ekonomi yang terlalu besar dalam berbagai organisasi internasional tanpa mendapatkan manfaat yang sepadan.
    Misalnya, AS merupakan penyumbang terbesar WHO. Menurut laporan WHO untuk tahun anggaran 2022-2023, AS menyumbang sekitar US$1,28 miliar, hampir setengah dari total dana eksternal organisasi tersebut.
  2. Organisasi yang Dianggap Tidak Netral atau Tidak Efektif
    Trump menilai bahwa UNHRC memiliki bias terhadap Israel dan membiarkan negara-negara yang melanggar hak asasi manusia menjadi anggotanya. Selain itu, ia menilai banyak organisasi PBB tidak dikelola dengan baik.
  3. Merugikan Ekonomi dan Bisnis AS
    Trump menganggap Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim membatasi industri AS, khususnya sektor batu bara dan minyak, sementara negara seperti Tiongkok dan India justru diuntungkan.
    Ia juga menuduh WHO gagal menangani pandemi COVID-19 dengan baik dan terlalu berpihak kepada Tiongkok, yang menyebabkan penyebaran virus semakin luas.
  4. Gagal Mengendalikan Negara Lain
    Pemerintahan Trump berpendapat bahwa Kesepakatan Nuklir Iran tidak benar-benar menghentikan Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. Oleh karena itu, AS memilih keluar dari perjanjian tersebut dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran.

Secara keseluruhan, kebijakan luar negeri Trump berpusat pada kepentingan American First, dengan mempertimbangkan beban ekonomi, keadilan internasional, dan keamanan nasional. Ini berbeda dengan kebijakan tradisional AS yang lebih mengutamakan kerja sama multilateral. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS