EtIndonesia. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) pada Jumat (14 Februari), memberikan pembaruan terbaru mengenai kecelakaan udara di Washington, D.C.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa helikopter Black Hawk yang bertabrakan dengan pesawat komersial kemungkinan menggunakan data ketinggian yang salah dan melewatkan instruksi penting dari menara kontrol.
Ketua NTSB, Jennifer Homendy mengatakan bahwa ketinggian yang ditampilkan di kokpit Black Hawk mungkin berbeda dengan data yang tercatat di perekam data penerbangan (FDR).
“Kami sedang menyelidiki kemungkinan adanya kesalahan dalam data penerbangan,” ujarnya.
Selain itu, analisis terhadap perekam suara kokpit (CVR) menunjukkan bahwa sekitar sepuluh detik sebelum tabrakan terjadi, Black Hawk kemungkinan tidak menerima instruksi lengkap dari menara kontrol yang mengarahkannya untuk menghindari pesawat komersial dengan berbelok ke belakangnya.
Homendy juga mengungkapkan bahwa helikopter Black Hawk saat itu sedang menjalani penerbangan ujian, sehingga tim penyelidik meyakini bahwa awak pesawat memakai kacamata penglihatan malam selama penerbangan.
Saat ini, penyelidikan di lokasi kecelakaan telah selesai. Kecelakaan udara ini menyebabkan 67 orang tewas, menjadikannya insiden penerbangan paling mematikan di Amerika Serikat dalam lebih dari 20 tahun terakhir. (Hui)
Sumber : NTDTV.com