Polusi Udara Jadi Penyebab Utama Kanker Adenokarsinoma Paru di Tiongkok, Mencapai Sekitar 70% Kasus Global

EtIndonesia. Penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan adenokarsinoma paru telah menjadi jenis kanker paru-paru yang paling umum di dunia. Namun, tingginya tingkat polusi udara di Tiongkok menyebabkan negara ini memiliki kasus adenokarsinoma paru terbanyak di dunia.

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) dalam jurnal The Lancet Respiratory Medicine, Tiongkok menempati peringkat pertama dalam jumlah kasus adenokarsinoma paru akibat polusi udara.

Pada tahun 2022, dari lebih dari 110.000 kasus pada pria di seluruh dunia, 77.952 kasus berasal dari Tiongkok, yang mencakup 68,1% dari total global. Sementara itu, kasus pada wanita di Tiongkok yang disebabkan oleh polusi udara mencapai 70,4% dari total global, atau sekitar 56.586 kasus.


“Secara umum, merokok dianggap sebagai faktor eksternal utama penyebab kanker paru-paru. Namun, ada juga kasus di mana seseorang merokok seumur hidup tetapi tidak terkena kanker paru-paru, jumlahnya sekitar 15% hingga 20%. Di sisi lain, polusi udara juga berperan besar. Di Tiongkok, tingkat polusi udara termasuk partikel tersuspensi jauh lebih tinggi dibandingkan lingkungan yang bersih, sehingga meningkatkan risiko kanker paru-paru,” jelas profesor Jonathan Liu dari Canadian College of Traditional Chinese Medicine. 

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kanker paru-paru lebih tinggi di daerah dengan polusi PM2.5 yang tinggi. Selain itu, penggunaan bahan bakar padat untuk memasak dan pemanasan di beberapa wilayah Tiongkok juga meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perempuan yang tidak merokok.

Meskipun jumlah perokok di Tiongkok telah berkurang secara signifikan sejak tahun 1990-an, kanker paru-paru tetap menjadi kanker nomor satu di Tiongkok sejak tahun 2007. Pada tahun 2012, kanker paru-paru bahkan menggantikan kanker hati sebagai penyebab utama kematian akibat kanker di negara tersebut.

Saat ini, para ilmuwan sedang mengembangkan metode skrining khusus untuk mendeteksi kanker paru-paru pada kelompok non-perokok, dan kemajuan dalam penelitian ini diharapkan dapat dicapai dalam 18 hingga 20 bulan ke depan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS