Wabah COVID-19 dan Flu Burung Melanda Tiongkok, Kematian Meningkat, Pemerintah Tutupi Kebenaran

EtIndonesia. Tiongkok kembali mengalami lonjakan kasus pandemi, dengan berbagai virus seperti COVID-19 dan flu burung menyebar secara bersamaan. Kasus pneumonia berat dengan gejala paru-paru putih meningkat drastis, sementara laporan kematian mendadak dari warga biasa hingga tokoh terkenal terus bertambah. 

Di banyak daerah, krematorium kewalahan dengan antrian panjang untuk proses kremasi, sementara pemerintah berusaha menutupi kebenaran.

Seorang warga Tiongkok bertanya: “Saya hanya punya satu pertanyaan yang tidak bisa saya pahami. Mengapa flu begitu sering menyerang rakyat Tiongkok? Apa sebenarnya kebenaran yang tersembunyi di balik ini?”

Lima tahun setelah wabah COVID-19 pertama kali muncul di Wuhan, pandemi tampaknya belum mereda di Tiongkok. Pada awal Januari, Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok mengklaim bahwa 99% virus yang beredar adalah influenza tipe A. Namun, banyak laporan dari masyarakat yang mengungkapkan tingginya angka kematian, sehingga menimbulkan dugaan bahwa pemerintah menutupi fakta sebenarnya.

Seorang warga Beijing, Zhang, mengatakan: “Situasinya cukup serius, ini masih COVID-19. Pemerintah sangat ketat dalam menutup informasi, rakyat biasa tidak mendapatkan berita yang sebenarnya.”

Seorang warga Wenshan, Yunnan, juga mengungkapkan: “Mereka menggunakan flu tipe A untuk mengelabui kita! Saya sudah sakit cukup lama, sejak sebelum Tahun Baru Imlek sampai sekarang tenggorokan saya masih sakit seperti ditusuk pisau, leher saya tidak nyaman, dan dada saya terasa nyeri.”

Seorang dokter yang terlibat dalam pemantauan epidemi di Tiongkok mengungkapkan kepada media bahwa virus flu burung H5N1 telah menyebar luas, dengan lebih dari 100 kasus yang telah ia tangani. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat kematian akibat infeksi H5N1 bisa mencapai 52%, yang semakin menambah kekhawatiran masyarakat.

Seorang warga Shenyang yang bekerja di industri pemakaman mengatakan: “Sekarang semua tidak diumumkan lagi, tetapi jumlah kematian lebih tinggi daripada saat pandemi pertama kali merebak.”

Setelah Tahun Baru Imlek, sejumlah tokoh muda dan profesional di Tiongkok meninggal dunia akibat penyakit mendadak.

  • Pada 11 Februari, aktor Gao Liang (50) meninggal dunia mendadak akibat penyakit mendadak.
  • Aktor muda Liang Youcheng (27) awalnya hanya mengira dirinya terkena flu biasa, tetapi kondisinya memburuk dengan cepat hingga meninggal pada hari kedua Imlek.
  • Song Wenwen (41), seorang dosen seni di Universitas Normal Nanjing, juga meninggal dunia pada hari ketiga Imlek karena sakit.

Warga dari berbagai daerah seperti Anhui, Henan, dan Beijing melaporkan bahwa krematorium penuh dengan antrean panjang untuk proses kremasi.

Seorang warga Beijing, Zhang, mengungkapkan: “Sudah banyak yang meninggal, bahkan yang masih muda, sekitar usia 30-an, juga meninggal tiba-tiba karena paru-paru putih. Sekarang untuk kremasi harus antri.”

Namun, beberapa warga mengaku bahwa setelah mereka keluar dari keanggotaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan berulang kali mengucapkan “Falun Dafa Hao! Zhen Shan Ren Hao!” (Falun Dafa baik! Sejati, Baik, Sabar adalah baik!), mereka tetap dalam keadaan sehat dan aman.

Seorang warga Beijing, Gao, mengatakan: “Setiap kali saya keluar rumah, saya selalu mengucapkan sembilan kata itu. Saya mendapatkan informasi ini dari menonton video di New Tang Dynasty TV. Syukurlah saya berhasil menghindari wabah ini.”  (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS