Wapres AS : AS Akan Kirim Pasukan Jika Vladimir Putin Menolak Perjanjian Damai

EtIndonesia. Wakil Presiden AS, James David Vance menekankan bahwa jika Rusia tidak berunding dengan tulus, AS masih mempertimbangkan untuk mengirim pasukan ke Ukraina, yang bertentangan dengan sikap Menteri Pertahanan Pete Hegseth. 

Hegseth pada hari Rabu (12/2) menyatakan bahwa AS tidak akan berkomitmen untuk mengirimkan pasukan, sementara Vance menyatakan: “AS memiliki sarana ekonomi dan tentu saja sarana militer untuk menghadapi Putin.”

Beberapa jam setelah Trump mengumumkan akan memulai negosiasi dengan Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina, Vance dalam wawancara dengan The Wall Street Journal menyatakan: “Saya pikir kesepakatan yang akhirnya dicapai akan mengejutkan banyak orang.” 

Pernyataan Vance ini muncul sehari sebelum pertemuannya dengan Presiden Ukraina, Zelenskyy, menunjukkan dukungan paling kuat pemerintahan Trump terhadap Ukraina sejauh ini, dengan mengatakan: “Presiden tidak akan masuk ke dalam negosiasi secara buta, dia akan mengatakan semua opsi ada di atas meja, mari kita bicara syarat.”

Vance dijadwalkan untuk berbicara pada Jumat di Konferensi Keamanan Munich, sebuah pertemuan penting bagi para pemimpin global untuk mendiskusikan ancaman keamanan bersama, di mana banyak pejabat Eropa berharap pemerintahan Trump akan mengadakan pertemuan bilateral, mengharapkan kunjungan tingkat tinggi dari pemerintah AS ini dapat memajukan kerja sama AS-Eropa dan memberikan detail konkret tentang bagaimana pemerintahan Trump berencana mengakhiri perang di Ukraina.

Namun, Vance mengatakan bahwa dia akan menekan para pemimpin Eropa untuk menerima kekuatan politik anti-kemapanan, menghentikan imigrasi massal, dan mengekang kebijakan progresif. Dia menekankan pentingnya menyerukan Eropa untuk kembali ke nilai-nilai tradisional dan mengakhiri masalah kriminal yang terkait dengan imigrasi. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS