Ketegangan AS-Tiongkok Meningkat, Xi Jinping Undang Jack Ma ke Pertemuan Langka

EtIndonesia. Sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, ia terus mengambil langkah-langkah keras terhadap Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang berdampak besar pada ekonomi Tiongkok. Ketegangan antara AS dan Tiongkok semakin meningkat.

Menurut laporan, pemimpin PKT Xi Jinping akan mengadakan pertemuan dengan para pengusaha swasta Tiongkok, termasuk Jack Ma, pendiri Alibaba, serta CEO perusahaan teknologi lainnya. Apa arti dari pertemuan ini?

Xi Jinping Gelar Pertemuan dengan Para Pemimpin Teknologi

Pada 14 Februari, Reuters mengutip tiga sumber yang mengetahui informasi ini, melaporkan bahwa Xi Jinping akan memimpin pertemuan dengan para pengusaha swasta Tiongkok pada Senin mendatang.

Sejumlah tokoh penting yang diperkirakan hadir meliputi:

  • Jack Ma, pendiri Alibaba
  • Pony Ma, CEO Tencent
  • Lei Jun, CEO Xiaomi
  • Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek

Menurut sumber tersebut, Xi Jinping kemungkinan besar akan mendorong para pengusaha ini untuk tidak hanya mengembangkan bisnis di dalam negeri, tetapi juga memperluas operasi mereka secara global, terutama di tengah memanasnya perang teknologi AS-Tiongkok.

Tiongkok Berupaya Mengejar AS dalam Perlombaan AI

Pengamat politik dan ekonomi di AS, Qin Peng, menilai bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat dominasi Tiongkok dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dan menghadapi persaingan global, khususnya dengan AS. “PKT memilih waktu ini untuk mengadakan pertemuan dengan para pendiri dan CEO perusahaan teknologi besar. Tujuan utamanya adalah untuk bersaing dengan AS dalam hegemoni AI global dan mempercepat perkembangan AI Tiongkok di tingkat internasional.”

Menurut Qin Peng, Donald Trump berkomitmen menjadikan AS sebagai pusat AI dunia. Jika Tiongkok gagal mengejar ketertinggalan, mereka akan kehilangan pengaruh dalam pengembangan teknologi dan militer.

Ia juga memperkirakan bahwa PKT mungkin akan memberikan dana atau insentif kepada perusahaan-perusahaan swasta ini, tetapi bantuan ini bisa menjadi pedang bermata dua. “PKT pasti akan memanfaatkan perusahaan-perusahaan swasta ini untuk mencapai tujuannya: mengendalikan dunia, mencuri informasi, melakukan pengawasan global, bahkan menanam program mata-mata di seluruh dunia. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan ini berada dalam risiko tinggi.”

Selain itu, ia menambahkan bahwa AS dan negara-negara lain kemungkinan besar akan menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek-proyek yang dianggap mendukung ambisi global PKT.

Jack Ma Kembali ke Publik Setelah Lama Menghilang

Xi Jinping telah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan para pengusaha swasta untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi, tetapi sejauh ini hasilnya tidak signifikan.

Salah satu hal yang menarik perhatian dalam pertemuan ini adalah kehadiran Jack Ma, yang sudah lama menghindari sorotan publik.

Pada tahun 2020, Jack Ma sempat mengkritik kebijakan regulator Tiongkok, yang kemudian berujung pada pembatalan IPO Ant Group dan denda besar terhadap Alibaba. Sejak saat itu, ia jarang muncul di depan umum.

Menurut Qin Peng, PKT menyadari bahwa perusahaan milik negara tidak memiliki daya saing dalam inovasi teknologi dan lebih rentan terkena sanksi global. Oleh karena itu, mereka harus bergantung pada perusahaan teknologi swasta untuk mempertahankan posisi mereka dalam persaingan global.

Pertemuan ini menunjukkan bahwa PKT mulai mengandalkan kembali sektor swasta untuk memperkuat posisinya dalam persaingan teknologi dengan AS. Namun, keterlibatan perusahaan swasta dalam agenda politik PKT juga bisa membawa risiko besar, baik dari segi sanksi internasional maupun kontrol ketat dari pemerintah Tiongkok.

Sementara itu, kembalinya Jack Ma ke ruang publik setelah bertahun-tahun menghilang menambah tanda tanya besar: Apakah ini awal dari kebangkitan sektor swasta di Tiongkok, atau justru strategi baru PKT untuk semakin mengendalikan dunia bisnis?

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS