Sebagai Alat Tawar-menawar Utama, Trump Bergerak untuk Memisahkan Tiongkok dan Rusia

Topik utama hari ini:

  • Trump memiliki kunci strategis untuk memecah aliansi Tiongkok-Rusia
  • Wapres AS JD Vance blak-blakan tentang strategi baru
  • Trump meluncurkan tiga kebijakan sekaligus, memperkuat strategi AS dalam menghadapi PKT
  • Trump menggunakan satu langkah yang membuat PKT marah tapi tak berani bereaksi
  • Aliansi AS-Jepang mengacaukan strategi diplomatik PKT

Strategi Pencegahan AS terhadap PKT dan Retaknya Hubungan Tiongkok-Rusia

Sejak Presiden Trump memulai masa jabatan keduanya, ia telah bertemu dengan pemimpin dari empat negara: Israel, Jepang, Yordania, dan India. Kebijakan luar negerinya sangat agresif, mulai dari menyerukan pengambilalihan Terusan Panama, Greenland, dan Jalur Gaza, hingga mendorong perdamaian di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina. Selain itu, Trump juga menuntut perdagangan global yang lebih adil serta menerapkan tarif yang setara.

Meski tampak seperti mengobarkan perang dagang global, sebenarnya Trump sedang merancang strategi besar untuk mengepung PKT.

Langkah-langkah Trump dalam Menghadapi PKT

1. Menuntut pertanggungjawaban PKT atas pandemi COVID-19

Pada 25 Januari, CIA pertama kali secara terbuka mendukung teori bahwa virus COVID-19 bocor dari laboratorium di Wuhan, Tiongkok.

2. Kebijakan Menteri Luar Negeri Marco Rubio:

Menegaskan bahwa AS akan membatasi ekspansi Tiongkok di Amerika Latin.

3. Kebijakan Menteri Pertahanan AS:

Mendesak Eropa untuk memperkuat pertahanan mereka, sementara AS mengalihkan fokus ke Indo-Pasifik guna menghadapi ancaman PKT.

4. Wakil Presiden JD Vance mengunjungi Eropa.

5. Tarif baru terhadap produk Tiongkok.

6. Aliansi strategis antara AS, Jepang, dan India untuk membatasi pengaruh PKT.

Kebijakan Trump yang Paling Menekan PKT

Tarif 10% terhadap fentanyl dari Tiongkok

  • Langkah ini sangat efektif karena Tiongkok tidak bisa membantahnya secara terbuka.
  • Efek ekonomi: Pajak ini bisa menyebabkan 40% produk Tiongkok yang diekspor ke AS kehilangan daya saing, dan mengurangi PDB PKT hingga 0,9%.
  • Dengan ekonomi Tiongkok yang sudah melemah akibat krisis properti dan konsumsi domestik yang lesu, kebijakan ini semakin menekan PKT.

Trump juga mempermalukan Presiden Xi Jinping dengan mengulur waktu dalam komunikasi diplomatik:

  • Xi menunggu telepon dari Trump yang tak kunjung datang, sementara Trump justru berbicara dengan pemimpin Meksiko, Kanada, Jepang, dan India.
  • Akibatnya, PKT terlihat semakin terisolasi di panggung internasional.

Strategi AS-Jepang dan Tekanan terhadap Taiwan

Aliansi AS-Jepang yang semakin erat telah menyentuh titik lemah PKT, terutama terkait masalah Taiwan.

Apakah Tiongkok Masih Punya Kesempatan untuk Bernegosiasi?

Hingga saat ini, kebijakan tarif global Trump akan berlaku penuh dalam dua bulan ke depan. Jika diterapkan, PKT tidak akan bisa menghindari dampaknya.

Di sisi lain, PKT selama ini secara diam-diam mendukung Rusia dalam perang Ukraina dengan memberikan berbagai bantuan. Namun kini, AS dan Rusia mulai menunjukkan tanda-tanda membangun hubungan kembali setelah Trump berbicara langsung dengan Putin.

Jika hubungan AS-Rusia membaik, PKT akan kehilangan sekutu utamanya dalam menghadapi tekanan dari Barat.

Apakah ini berarti Putin dan Xi Jinping akan berpisah jalan?

Menurut laporan The Wall Street Journal, PKT kini mencoba memainkan peran sebagai “mediator damai” dalam konflik Ukraina. Namun, dengan hubungan Tiongkok-Rusia yang mulai retak, apakah PKT masih bisa mencapai ambisinya?

Secara keseluruhan, kebijakan Trump setelah kembali berkuasa jelas menunjukkan bahwa AS serius dalam membatasi pengaruh PKT.

Bagaimana strategi “menghancurkan PKT” oleh AS akan berkembang selanjutnya? Kami akan terus mengikuti dan menganalisisnya untuk Anda. (hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS