Gerakan MAGA Melanda Eropa? Rubio Membela Vance dalam Kritiknya Terhadap Politik Jerman, Rakyat Jerman Berunjuk Rasa Menentang Imigran

EtIndonesia. Baru-baru ini, dunia politik AS kembali mengalami gejolak. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio membela pertemuan kontroversial Wakil Presiden JD Vance di Jerman. Hal ini semakin menegaskan bahwa pengaruh gerakan MAGA (Make America Great Again – Jadikan Amerika Hebat Lagi) terhadap lanskap politik Eropa semakin meningkat.

Pada 14 Februari, Vance berbicara di Konferensi Keamanan Munich (Munich Security Conference) dan mengkritik para pemimpin Uni Eropa (UE) yang dinilai mengabaikan kekhawatiran rakyat terhadap masalah imigran ilegal. Pernyataan ini mendapat pujian langsung dari Presiden AS, Donald Trump.

Karena pemilihan umum Jerman semakin dekat, pertemuan Vance dengan pemimpin partai sayap kanan “Alternatif untuk Jerman” (AfD), Alice Weidel, memicu reaksi keras dari kelompok kiri di Jerman. Mereka menganggap pertemuan ini tidak hanya sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri Jerman, tetapi juga sebagai bentuk dukungan terhadap nasionalisme ekstrem, bahkan ideologi Nazi.

Menanggapi kritik ini, Rubio membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan: “Jerman di era Nazi tidak memiliki kebebasan berbicara maupun oposisi politik. Oleh karena itu, menyamakan pernyataan AfD dengan ideologi Nazi adalah tidak tepat.”

Namun, kontroversi ini tidak hanya terbatas pada perdebatan di dunia politik AS. Di Jerman sendiri, gerakan sayap kanan semakin menguat.

Banyak warga Jerman turun ke jalan dengan meneriakkan:

“Mereka yang membenci Jerman harus meninggalkan Jerman,”

Menunjukkan semangat nasionalisme yang kuat.

Sementara itu, Alice Weidel secara terbuka menyatakan bahwa jika terpilih, dalam waktu 100 hari dia akan menutup perbatasan Jerman sepenuhnya, menghapus subsidi bagi pengungsi Muslim, serta melakukan deportasi besar-besaran terhadap imigran ilegal. Dia berjanji untuk menempatkan “kepentingan Jerman sebagai prioritas utama.”

Weidel dan Musk: Siaran Langsung yang Memicu Kontroversi

Dalam siaran langsung bersama Elon Musk, Weidel mengklaim bahwa AfD sengaja digambarkan secara negatif sebagai organisasi ekstrem. Dia menegaskan bahwa partainya sebenarnya merupakan partai konservatif liberal.

Meskipun media arus utama Jerman yang cenderung berhaluan kiri mencemooh wawancara ini, Wolfgang Schroeder, seorang pakar ilmu politik dari Universitas Kassel, berpendapat bahwa pujian dari Musk terhadap AfD dapat meningkatkan daya tarik partai tersebut dan berkontribusi pada mobilisasi pemilih.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, kembali menegaskan dukungannya terhadap Wakil Presiden JD Vance terkait pertemuan kontroversialnya dengan Alice Weidel di Jerman.

Sementara itu, Weidel terus mempertegas visinya dengan kembali menegaskan bahwa jika dia memenangkan pemilu, dia akan menutup perbatasan Jerman dalam waktu 100 hari, mencabut subsidi bagi pengungsi Muslim, serta melakukan deportasi besar-besaran terhadap imigran ilegal.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS