EtIndonesia. Baru-baru ini, Elon Musk mengungkapkan komentar keras mengenai NATO di media sosial. Dia menilai bahwa NATO sudah usang dan membutuhkan reformasi total. Pernyataan Musk ini kemungkinan berkaitan dengan reformasi militer yang sedang dilakukan oleh Pemerintah AS, bahkan mungkin mendapat restu dari Presiden Donald Trump.
Menurut laporan media Rusia, Russia Today (RT), setelah Musk mengambil alih kepemimpinan Departemen Efisiensi Pemerintah AS, dia tidak hanya melakukan audit terhadap persenjataan dan strategi militer AS yang ada, tetapi target selanjutnya kemungkinan besar adalah NATO itu sendiri.
Sebelumnya, anggota Kongres dari Partai Republik, Mike Lee, menulis di media sosial: “Perang Dingin sudah berakhir, NATO tidak lagi relevan.”
Menanggapi pernyataan ini, Elon Musk memberikan komentar di kolom balasan dan menyatakan persetujuannya.
Musk mengatakan: “NATO perlu direformasi secara menyeluruh.”
Musk dan Trump Sejalan dalam Sikap terhadap NATO
Ini adalah pertama kalinya Musk secara terbuka menyatakan sikapnya terhadap sebuah organisasi internasional, dan pandangannya sangat selaras dengan kebijakan pemerintahan Trump.
Sejak masa jabatan pertamanya, Trump sudah sering mempertanyakan urgensi NATO dan berpendapat bahwa AS mengeluarkan terlalu banyak dana untuk organisasi ini.
Secara spesifik, pada tahun 2016, pengeluaran NATO mencapai 892 miliar dolar AS, di mana 68,2% dari total anggaran ditanggung oleh AS. Hingga tahun 2024, angka ini melonjak menjadi 1,474 triliun dolar AS, dengan AS masih menanggung 65% dari anggaran tersebut, yang jika dikalkulasikan secara kumulatif telah mencapai 968 miliar dolar AS.
Dalam situasi defisit anggaran AS yang semakin memburuk, pemerintahan Trump semakin enggan untuk terus menanggung biaya NATO tanpa syarat.
Bahkan, selama kampanye pemilihannya, Trump sudah mengusulkan bahwa negara-negara anggota NATO di Eropa harus meningkatkan anggaran pertahanan mereka hingga 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jika tidak, Amerika Serikat akan mempertimbangkan kembali dukungannya terhadap NATO.
Sikap Trump ini sejalan dengan komentar yang dibuat oleh Musk baru-baru ini. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah AS mungkin sedang mempersiapkan perubahan besar terhadap NATO.
Namun, negara-negara anggota NATO kemungkinan besar tidak akan menerima perubahan ini dengan mudah.
Dampak Reformasi NATO terhadap Eropa
Selama beberapa tahun terakhir, perang Rusia-Ukraina dan sanksi terhadap Rusia telah memperburuk kondisi ekonomi di negara-negara Eropa, terutama di Jerman.
Kehilangan pasokan energi dari Rusia telah membuat biaya industri di Jerman melonjak dan proses pemulihan ekonominya menjadi sangat sulit.
Jika rencana reformasi Musk diterapkan dalam NATO, struktur organisasi ini akan mengalami perubahan besar.
Amerika Serikat mungkin akan mengurangi kontribusi finansialnya ke NATO dan menekan negara-negara Eropa untuk menanggung lebih banyak biaya pertahanan mereka sendiri. (jhn/yn)