EtIndonesia. Menurut laporan media Tiongkok Guancha.cn, pejabat intelijen Amerika Serikat memperkirakan bahwa Israel berencana menyerang fasilitas nuklir Iran pada tahun ini. Bahkan, sebelum Trump menjabat kembali, sudah ada “sumber informasi” dari AS yang menyebutkan bahwa Washington juga berencana untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Baru-baru ini, AS mengirimkan sejumlah bom seberat 2.000 pon ke Israel, yang semakin memicu spekulasi tentang ancaman militer terhadap Iran.
Serangan terhadap fasilitas nuklir sangat berbeda dengan serangan terhadap target militer atau sipil biasa. Jika sebuah reaktor nuklir dihantam dan meledak, dampaknya bisa setara dengan ledakan bom nuklir.
Baik Amerika Serikat maupun Israel tidak berani bertindak gegabah, karena hal ini berpotensi memicu bencana nuklir besar di Timur Tengah.
Menurut laporan Guancha.cn, jika Israel benar-benar ingin berperang dengan Iran, mereka harus menghadapi berbagai tantangan besar.
Salah satu hambatan utama adalah kelompok-kelompok perlawanan di Timur Tengah yang berpihak kepada Iran, seperti Hamas, Houthi, dan Hizbullah.
Kelompok-kelompok ini siap bertindak sebagai “perisai pertahanan” bagi Iran dan dapat mengganggu upaya Israel dalam melancarkan serangan militer besar-besaran.
Untuk menghadapi ancaman militer dari Amerika Serikat dan Israel, Iran telah memamerkan sejumlah besar senjata canggih dengan presisi tinggi dan jangkauan jauh.
Baru-baru ini, Iran juga mendapatkan dukungan kuat dari sekutu terbesarnya, Rusia.
Menurut laporan ECNS.cn Tiongkok, Iran telah menerima pengiriman pertama 25 unit jet tempur Su-35 buatan Rusia.
Selain itu, berdasarkan perjanjian yang telah ditandatangani antara Moskow dan Teheran, Iran kemungkinan akan membeli tambahan 25 unit jet tempur Su-35 lagi.
Potensi konflik antara Israel dan Iran semakin meningkat, terutama dengan laporan bahwa AS telah mengirimkan bom seberat 2.000 pon ke Israel dan adanya dugaan rencana serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Namun, jika Israel benar-benar melancarkan serangan, hal ini dapat memicu bencana nuklir yang berpotensi mengguncang seluruh Timur Tengah.
Di sisi lain, Iran tidak tinggal diam. Mereka terus memperkuat militernya dengan senjata canggih dan dukungan dari Rusia, termasuk tambahan jet tempur Su-35.
Kawasan Timur Tengah kini berada dalam situasi yang semakin tegang, dengan kemungkinan besar konflik akan meningkat dalam waktu dekat.(jhn/yn)