Jakarta – Isu migrasi Bisphenol A (BPA) dari galon polikarbonat atau galon guna ulang ke dalam air minum kembali menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Namun, penelitian terbaru dari tiga kampus ternama di Indonesia membantah klaim tersebut dan menegaskan bahwa air minum dalam galon polikarbonat aman untuk dikonsumsi. Hasil penelitian ini sekaligus meluruskan kesalahpahaman yang selama ini beredar di masyarakat.
Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU): Tidak Ada Migrasi BPA
Kelompok Studi Kimia Organik Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan penelitian independen untuk menguji migrasi BPA pada empat merek air minum dalam kemasan (AMDK) galon, baik lokal maupun nasional. Merek yang diuji meliputi AQUA, Prima, Amoz, dan Himudo. Sampel diambil dari berbagai titik distribusi di Kota Medan dan diuji dalam tiga kondisi penyimpanan: normal (tanpa paparan sinar matahari), terpapar sinar matahari langsung selama 5 hari, dan terpapar sinar matahari langsung selama 10 hari.
Menggunakan alat High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) yang dikenal akurat, penelitian ini tidak menemukan adanya migrasi BPA ke dalam air minum. Prof. Dr. Juliati Tarigan, M.Si, Ketua Tim Peneliti, menjelaskan bahwa migrasi BPA hanya mungkin terjadi pada suhu ekstrem, yaitu 159 derajat Celcius. “Suhu tertinggi di Indonesia hanya mencapai 38,5 derajat Celcius, sehingga migrasi BPA tidak mungkin terjadi,” ujarnya.
Penelitian Universitas Islam Makassar (UIM): Hasil Serupa
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Universitas Islam Makassar (UIM) terhadap beberapa merek air galon populer di Makassar. Tim peneliti mengumpulkan sampel dari lima titik distribusi di kota tersebut dan menguji kandungan BPA menggunakan alat Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Hasilnya, tidak ditemukan migrasi BPA dari galon polikarbonat ke dalam air minum.
Endah Dwijayanti, Ketua Program Studi Kimia UIM, menegaskan bahwa penelitian ini dilakukan untuk meluruskan informasi yang menyesatkan tentang keamanan galon polikarbonat. “Hasil analisis menunjukkan tidak ada kandungan BPA yang terdeteksi dalam air galon tersebut,” jelasnya. Penelitian ini telah dipublikasikan di *Food Scientia, Journal of Food Science and Technology* pada Juni 2023.
Penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB): Konfirmasi Keamanan Galon Polikarbonat
Institut Teknologi Bandung (ITB) juga turut melakukan penelitian terhadap empat merek air minum galon ternama di Bandung. Menggunakan alat HPLC dengan tingkat akurasi tinggi, penelitian ini tidak mendeteksi adanya BPA dalam semua sampel yang diuji. Akhmad Zainal Abidin, Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB, menyatakan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan standar keamanan nasional dan internasional.
“Dari penelitian yang kami lakukan, kami tidak mendeteksi BPA di semua sampel AMDK yang diuji. Air minum tersebut terbukti aman untuk dikonsumsi,” kata Akhmad. Penelitian ini mengikuti metode uji baku dari BPOM, SNI, Peraturan Menteri Kesehatan, dan American Public Health Association (APHA).
Mengapa Isu BPA Muncul?
Isu migrasi BPA pada galon polikarbonat sebenarnya telah lama beredar, namun penelitian ilmiah dari tiga kampus ternama ini membuktikan bahwa klaim tersebut tidak berdasar. Menurut para peneliti, isu ini kemungkinan besar digulirkan oleh kelompok tertentu untuk memenangkan persaingan dagang. “Isu ini hanya hoaks yang sengaja disebarkan untuk menciptakan keresahan di masyarakat,” tegas Prof. Juliati.
BPA sendiri adalah senyawa kimia yang digunakan dalam produksi plastik polikarbonat. Meskipun BPA dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar, penelitian menunjukkan bahwa galon polikarbonat tidak melepaskan BPA ke dalam air minum dalam kondisi normal.
Edukasi untuk Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang keamanan penggunaan galon polikarbonat. Masyarakat tidak perlu khawatir atau ragu untuk mengonsumsi air minum dari galon guna ulang, karena telah terbukti aman berdasarkan uji ilmiah yang ketat dan independen.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk selalu memeriksa sumber informasi yang akurat dan terpercaya. Isu-isu yang beredar di media sosial atau platform digital tidak selalu berdasarkan fakta ilmiah. Dengan memahami hal ini, masyarakat dapat terhindar dari kepanikan yang tidak perlu.
Penelitian dari Universitas Sumatera Utara, Universitas Islam Makassar, dan Institut Teknologi Bandung telah membuktikan bahwa isu migrasi BPA pada galon polikarbonat adalah hoaks. Air minum dalam kemasan galon guna ulang terbukti aman untuk dikonsumsi, baik dalam kondisi normal maupun terpapar sinar matahari.
Masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar dan selalu mengutamakan sumber informasi yang terpercaya. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari keresahan yang tidak perlu dan tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi air minum yang aman dan berkualitas.
Galon polikarbonat aman, mari kita bijak menyikapi informasi!