UFO di Segitiga Bermuda, Waktu Mengalami “Percepatan”


EtIndonesia.
Seorang pelaut dalam perjalanan kariernya di laut pernah mengalami peristiwa di mana beberapa benda terbang tak dikenal (UFO) muncul secara bersamaan. Kejadian ini terjadi di perairan Segitiga Bermuda, di mana dia juga mengalami fenomena waktu yang bergerak lebih cepat dari biasanya.

Bertemu dengan beberapa UFO di Segitiga Bermuda, Waktu Berjalan Cepat

Pelaut ini adalah seorang pria asal Yunani. Saat itu, kapal pertama yang dia tumpangi dalam perjalanan kariernya sebagai pelaut bernama “Scapwind”, yang mengibarkan bendera Yunani sejak tahun 1970 hingga 1989. Pelaut ini mulai bekerja di kapal tersebut pada tahun 1980 hingga 1985, sementara pengalaman misteriusnya yang berkaitan dengan UFO terjadi pada tahun 1981.

Pada saat kejadian, seluruh awak kapal, kecuali dua orang asal Pakistan, adalah warga Yunani. Mereka sedang dalam perjalanan dari Kuba menuju Prancis dan harus melewati perairan Segitiga Bermuda. Saat kejadian, pelaut ini sedang berada di ruang makan menikmati hidangannya, ketika tiba-tiba seseorang berteriak memanggilnya, memberi tahu bahwa ada objek terbang tak dikenal di langit. Dengan cepat, dia melewati pintu di samping ruang makan dan langsung menuju ke geladak kapal.

Ketika tiba di geladak, dia melihat tiga benda terbang berbentuk bulat. Ketiganya berwarna putih, dengan salah satu di antaranya berukuran lebih besar dibandingkan lainnya. Objek-objek ini bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kapal, seolah-olah mengikuti jalur mereka. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan makhluk luar angkasa di dalamnya.

Pada saat itu, kejadian aneh mulai terjadi. Jam tangan, kompas, dan bahkan rokok yang mereka pegang tiba-tiba terbakar. Situasi menjadi kacau dan membingungkan. Para awak kapal merasakan tubuh mereka bergerak dengan sangat lambat. Salah satu insinyur, yang saat itu berada di ruang mesin dan hendak naik ke geladak, mengaku butuh waktu dua jam penuh hanya untuk sampai ke atas.

Pelaut ini kemudian memilih kembali ke kabinnya untuk mandi. Saat itu masih siang, dan dia seperti biasa mandi dengan cepat, hanya sekitar 15 menit. Namun, ketika keluar dari kamar mandi, dia mendapati bahwa di luar sudah gelap—hari telah berubah menjadi malam.

UFO yang muncul tersebut menyebabkan banyak fenomena aneh. Kapal mengalami kesulitan menjaga jalur stabilnya, benda-benda di sekitar mereka mulai terbakar secara spontan, dan para awak kapal mengalami sensasi tubuh yang berat dan perasaan tidak nyaman yang sulit dijelaskan. Bahkan, beberapa awak mengalami sakit keesokan harinya.

Meskipun kehadiran UFO ini tidak memblokir komunikasi kapal, operator radio kapal, Polykarpos Spechas (Transliterasi-red), tidak menerima sinyal dari pihak lain saat mencoba melakukan kontak. Pelaut tersebut percaya bahwa UFO telah menghasilkan semacam medan magnet yang mengganggu medan magnet di sekitarnya. Kehadiran mereka di Segitiga Bermuda, yang memiliki intensitas elektromagnetik tinggi, diduga menciptakan fenomena ekspansi gravitasi ruang-waktu. Akibatnya, detak jantung manusia melambat, tubuh bekerja lebih lambat, dan alat navigasi seperti kompas serta jam mengalami gangguan. Sementara fenomena di alam tetap berjalan normal, bagi para awak kapal, semuanya terasa seperti dipercepat secara drastis.

Fenomena ini kemungkinan menjadi salah satu penyebab hilangnya kapal dan pesawat secara misterius di Segitiga Bermuda.

Kesaksian Lain dari Para Pelaut

Belakangan, beberapa pelaut lain berbagi pengalaman serupa. Polykarpos Spechas mengungkapkan bahwa dia mengalami kejadian aneh pada tahun 1978.

Kala itu, sebuah benda terbang tak dikenal mendekati kapal mereka hingga hampir menyentuh badan kapal. Dalam sekejap, dia tidak dapat melihat apa pun—semuanya gelap. Ketika dia sadar kembali, dia menemukan dirinya mengenakan pakaian kerja dari hari sebelumnya, sementara awak kapal lainnya terbangun di berbagai bagian kapal dalam keadaan acak. Yang lebih aneh lagi, mereka tidak mengenakan pakaian tidur, melainkan pakaian kamar yang biasa mereka gunakan saat bersantai di kabin.

Kejadian ini tidak mereka ceritakan ke pihak luar, karena khawatir mereka telah menjadi saksi dari sesuatu yang “tidak seharusnya terjadi”. Kini, pelaut tersebut telah memasuki masa pensiun, tetapi dia tetap tinggal di kapal, menjalani hidup seperti seorang petualang yang terus berlayar ke berbagai penjuru dunia. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS