Penuturan Warga Tiongkok : Tak Semua Jenazah Bisa Dikremasi Hingga Peti Mati Terjual Habis

EtIndonesia. Wabah COVID-19 kembali melanda Tiongkok, menyebabkan rumah sakit dan krematorium di Hebei dan banyak daerah lainnya penuh sesak. Di Shijiazhuang, dilaporkan peti mati kehabisan stok dan harganya melonjak drastis. Pabrik produksi peti mati dan guci abu bekerja lembur untuk memenuhi permintaan.

Untuk mengurangi tekanan pada krematorium, pemerintah mengizinkan pemakaman tradisional (penguburan) di daerah-daerah yang sebelumnya melarang praktik tersebut, seperti Henan, Anhui, dan Jiangxi.

Warga Hebei mengungkapkan bahwa rumah sakit dan krematorium telah mencapai kapasitas maksimal, sementara harga peti mati melonjak karena stok habis.

Seorang warga desa di Tangshan, Hebei, yang bernama Hua mengatakan: “Rumah sakit besar penuh sesak, mirip seperti pasar. Jenazah di krematorium tidak bisa dikremasi tepat waktu. Rasanya seperti kiamat. Banyak anak muda yang meninggal, tetapi sebagian besar adalah orang paruh baya dan lanjut usia. Bibi saya meninggal hari Sabtu lalu, juga karena COVID-19, diduga efek samping dari vaksin. Media dikendalikan, jadi mereka tidak berani memberitakan hal ini.”

Seorang warga Shijiazhuang, Hebei, bernama Wang mengatakan: “Banyak orang yang meninggal, terutama orang tua. Biasanya, peti mati seharga RMB.4.000 , sekarang naik jadi RMB.12.000 . Pagi harganya RMB.12.000 , kalau datang sore, bisa jadi RMB.13.000 . Karena permintaan tinggi, stok peti mati menipis, jadi harganya melambung.”

Seorang pekerja pabrik peti mati di Zhejiang, bernama Xiao Chen, mengatakan bahwa saat ini banyak pabrik baru didirikan untuk memproduksi peti mati dan guci abu, yang kemudian dikirim ke seluruh Tiongkok. Semua pekerja lembur untuk memenuhi permintaan yang melonjak.

Xiao Chen mengatakan: “Kami sangat sibuk memproduksi peti mati. Semua orang bekerja lembur dan kami juga menambah tenaga kerja. Di daerah ini saja, ada tujuh hingga delapan pabrik baru yang didirikan dalam dua tahun terakhir. Banyak orang paruh baya dan muda yang meninggal. Kakak laki-laki teman saya, yang berusia sekitar 48 tahun, meninggal di asrama pabrik.”

Seorang warga Xiamen, Fujian, bernama Li, yang bekerja di industri pariwisata, mengatakan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, termasuk di kampung halamannya di Henan, banyak orang meninggal. Untuk mengurangi tekanan pada krematorium, pemerintah telah mencabut larangan pemakaman tradisional di Henan, Anhui, dan Jiangxi.

Li mengatakan: “Sejak sebelum Tahun Baru Imlek hingga sekarang, banyak orang yang meninggal. Saya tahu puluhan kerabat, teman, rekan kerja, dan pelanggan yang meninggal. Ada yang berusia sekitar 40 tahun. Gejalanya biasanya berupa paru-paru putih (white lung) dan masalah jantung. Krematorium telah menambah tungku pembakaran, tetapi banyak daerah kini mengizinkan pemakaman tradisional.”

Dugaan Efek Samping Vaksin dan Kritik terhadap Pemerintah

Li juga menyatakan bahwa banyak orang yang meninggal adalah mereka yang percaya pada propaganda pemerintah dan mengalami penurunan daya tahan tubuh. Bahkan orang muda pun kini rentan terhadap berbagai penyakit, yang diduga sebagai efek samping dari vaksin COVID-19 yang diwajibkan oleh pemerintah.

Li mengatakan bahwa ia tetap sehat karena memahami kebenaran tentang Falun Gong dan mengikuti ajaran Master Li Hongzhi. Ia telah melakukan “Tiga Pengunduran Diri” (mundur dari Partai Komunis Tiongkok, Liga Pemuda Komunis, dan Pionir Muda Komunis) dan dengan tulus melafalkan kalimat: “Falun Dafa Hao” (Falun Dafa adalah baik) dan “Zhen Shan Ren Hao” (Sejati, Baik, Sabar adalah baik).

Li menambahkan: “Sekarang, sekali saja terkena flu, banyak orang yang sulit sembuh. Sebenarnya, itu masih COVID-19, hanya saja namanya diganti menjadi flu A (influenza A). Gejala dan obatnya sama. Organisasi jahat ini (Partai Komunis Tiongkok) menyembunyikan kebenaran. Sekarang semakin banyak orang yang sadar dan tidak lagi mempercayai propaganda pemerintah.”

Pandangan dari Pendiri Falun Gong, Master Li Hongzhi

Pada Maret 2020, Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, dalam artikel berjudul “Rasional” menyatakan bahwa wabah COVID-19 datang dengan tujuan dan sasaran tertentu: untuk melenyapkan anggota Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan orang-orang yang mendukungnya. Beliau memperingatkan:

“Wabah “virus PKT” (pneumonia Wuhan) kedatangannya adalah dengan maksud – dengan tujuan. Ia adalah datang untuk menyingkirkan partikel partai jahat – orang yang berjalan bersama partai jahat PKT. Beliau juga memperingatkan : Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan.(Hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS