EtIndonesia. Pada Jumat (21/2/2025), Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio sama-sama menyatakan dalam pernyataan mereka bahwa virus COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan, Tiongkok.
Hari itu, Gedung Putih mengadakan pertemuan dengan para gubernur negara bagian di Amerika Serikat. Dalam pidatonya, Trump menyebut hubungan antara AS dan Tiongkok, serta momen ketika ia pertama kali menerima informasi tentang pandemi virus tersebut selama masa jabatan sebelumnya. Ia mengatakan bahwa saat itu, sekelompok ilmuwan memberitahunya bahwa sesuatu yang sangat buruk telah terjadi di Tiongkok, dengan banyak jenazah berserakan di sekitar laboratorium Wuhan.
Trump menjelaskan bahwa gambar yang diambil dari udara dan luar angkasa menunjukkan pemandangan yang tampak seperti “retakan kecil” di tanah, tetapi sebenarnya itu adalah banyak kantong jenazah berwarna hitam yang tersebar di sekitar laboratorium. Oleh karena itu, Trump menyimpulkan bahwa virus tersebut berasal dari sana.
Pada hari yang sama, Trump juga menandatangani memorandum investasi yang mengarahkan Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) untuk membatasi investasi Tiongkok di sektor-sektor strategis di AS.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio, dalam wawancara dengan stasiun TV CBS Amerika Serikat, menegaskan bahwa AS tidak akan mundur dari perannya sebagai kekuatan Pasifik dan akan tetap terlibat dalam urusan kawasan tersebut. Rubio mengatakan bahwa dalam beberapa aspek, AS dan Tiongkok adalah pesaing, tetapi dalam aspek lain, mereka adalah lawan langsung.
Ketika ditanya apakah COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan, Rubio menyatakan bahwa dirinya selalu meyakini demikian. Menurutnya, secara logika, kemungkinan terjadinya insiden semacam itu memang ada.
Rubio menambahkan bahwa Tiongkok telah menghabiskan bertahun-tahun untuk mencari virus dan melakukan penelitian gain-of-function (peningkatan fungsi virus), bahkan menerima pendanaan dari Barat. Ia berpendapat bahwa tujuan Tiongkok melakukan penelitian ini mungkin untuk mengembangkan vaksin COVID-19.
Komentar Rubio tentang asal-usul virus terbilang “moderatif.” Sebelumnya, beberapa orang dalam di Tiongkok mengungkapkan bahwa laboratorium di berbagai daerah di negara itu menggunakan dalih “pencegahan pandemi” untuk mengembangkan senjata biologis. Para peneliti Tiongkok disebut-sebut secara artifisial menciptakan berbagai virus mematikan dan mengklaim bahwa tujuannya adalah untuk “meneliti kemungkinan mutasi virus agar dapat menemukan langkah pencegahan sebelumnya.”
Pada hari yang sama ketika Trump dan Rubio mengeluarkan pernyataan tersebut, situs web Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI) Partai Komunis Tiongkok melaporkan bahwa Jiang Chaoliang, mantan Sekretaris Partai Komunis Provinsi Hubei dan Wakil Ketua Komite Pertanian dan Pedesaan di Kongres Rakyat Nasional, telah dicopot dari jabatannya. Pada awal 2020, saat wabah COVID-19 meluas di Wuhan, Jiang Chaoliang masih menjabat sebagai Sekretaris Partai di Hubei. Penangkapan mendadaknya kali ini menimbulkan spekulasi apakah kasus ini terkait dengan upaya pemerintahan Trump untuk menelusuri asal-usul virus.
Setelah Trump kembali ke Gedung Putih, CIA segera mengubah pendiriannya dan secara jelas mendukung teori bahwa virus COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan. Direktur CIA yang baru, John Ratcliffe, juga menyatakan akan segera menyelidiki semua informasi yang dimiliki CIA terkait kebocoran di laboratorium Wuhan.
Dalam sebuah artikel opini, komentator politik Epoch Times, Zhou Xiaohui, menyatakan bahwa upaya pemerintahan Trump untuk menelusuri asal-usul virus telah membuat Beijing sangat khawatir. Jika AS secara resmi mengonfirmasi bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium Wuhan, maka pemerintah PKT akan menghadapi tuntutan pertanggungjawaban dari pemerintah dan masyarakat di berbagai negara, yang dapat membawa dampak politik dan ekonomi yang tidak dapat ditanggung oleh para pemimpin di Zhongnanhai. (Hui)
Sumber : NTDTV.com