Trump Ingin Tambang Senilai 500 Miliar Dolar, Ukraina: 70% Berada di Wilayah Pendudukan Rusia

EtIndonesia. Amerika Serikat sedang mendorong penandatanganan perjanjian dengan Ukraina untuk memastikan prioritas penggunaan sumber daya mineral Ukraina. Namun, pihak berwenang Ukraina menyatakan bahwa sekitar 350 miliar dolar sumber daya kunci terkandung di wilayah pendudukan Rusia di timur Ukraina.

Amerika Serikat telah mendesak Ukraina selama seminggu terakhir untuk menandatangani perjanjian mineral, tetapi ditolak oleh Kyiv dengan alasan bahwa teks perjanjian yang diajukan oleh pihak Amerika tidak mencakup jaminan keamanan untuk Ukraina. Presiden AS, Doland Trump menyatakan bahwa dia ingin mendapatkan sumber daya mineral Ukraina senilai 500 miliar dolar untuk mengkompensasi bantuan yang diberikan kepada Ukraina selama pemerintahan Biden.

Saat ini, hampir 20% dari sumber daya mineral Ukraina, termasuk sekitar setengah dari cadangan tanah jarang, berada di wilayah yang dikuasai Rusia; diperkirakan nilai sumber daya mineral di wilayah yang dikuasai Rusia bisa mencapai beberapa triliun dolar.

AFP melaporkan bahwa sebagian besar sumber daya berada di wilayah industri Donbas (Donbas) di timur Ukraina, tetapi sebagian besar wilayah Donbas telah jatuh ke tangan Rusia, dan militer Rusia masih terus maju di garis depan.

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Yulia Svyrydenko, dalam sebuah konferensi pers di Kyiv mengatakan : “Sayangnya, informasi yang kami miliki menunjukkan bahwa sekitar 350 miliar dolar sumber daya mineral kunci yang dapat digunakan sementara berada di wilayah yang dikuasai Rusia.”

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berharap Trump menyediakan jaminan keamanan yang konkret sebagai imbalan atas hak penggunaan sumber daya kunci seperti litium, titanium, uranium, dan tanah jarang. Bahan-bahan ini sangat penting untuk produksi produk elektronik.

Trump dan stafnya merasa frustrasi karena Zelenskyy enggan menandatangani perjanjian mineral AS-Ukraina, namun seorang sumber di Ukraina sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa pemimpin Ukraina “belum siap” untuk menyetujui permintaan Amerika saat ini.

Kepala staf Zelenskyy, Andriy Yermak, menegaskan bahwa negosiasi terkait “sedang berjalan normal.”

Yermak dalam konferensi pers di Kyiv mengatakan: “Tidak ada yang menolak apa pun, pekerjaan berjalan normal, tetapi proses seperti ini bisa memakan waktu sehari atau mungkin beberapa bulan.”(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS