6 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Penggunaan Ponsel dan Internet yang Aman untuk Anak-Anak

Aktivitas online dapat menguasai kehidupan anak dan menyebabkan konsekuensi negatif, sehingga pemantauan orang tua serta penetapan pedoman sangatlah penting

Bill Lindsey

Bagi banyak orang tua yang memiliki anak dan remaja, internet dan ponsel dapat menjadi sumber kekhawatiran. Penggunaan yang tidak diawasi dan berlebihan dapat menyebabkan masalah fisik dan emosional, seperti mengabaikan tanggung jawab, meningkatnya kecemasan, kecanduan, hingga risiko keamanan.

Berikut adalah enam hal yang perlu diketahui tentang penggunaan perangkat digital yang aman bagi anak-anak.

1. Penggunaan Digital Dapat Menjadi Kecanduan

Merriam-Webster mendefinisikan kecanduan sebagai kebutuhan fisiologis atau psikologis yang bersifat kompulsif dan kronis terhadap suatu zat, perilaku, atau aktivitas yang membentuk kebiasaan serta memiliki dampak fisik, psikologis, atau sosial yang berbahaya. Ketika seseorang berhenti atau mengurangi kebiasaan tersebut, dapat muncul gejala-gejala yang jelas, seperti kecemasan, mudah marah, gemetar, atau mual.

Banyak orang mengaitkan kecanduan dengan obat penghilang rasa sakit, alkohol, atau perjudian berlebihan. Namun, penggunaan internet dan ponsel juga dapat menjadi kecanduan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja.

Sebuah studi yang dilakukan oleh BMC Psychiatry antara tahun 2011 dan 2017 mengenai penggunaan ponsel bermasalah pada anak-anak dan remaja menemukan bahwa sekitar satu dari empat anak mengalami masalah ini. Studi tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan risiko kesehatan mental yang buruk. Dalam kesimpulannya, BMC menganggap penggunaan ponsel yang bermasalah sebagai masalah kesehatan masyarakat yang terus berkembang dan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan batas antara penggunaan teknologi yang bermanfaat dan yang merugikan.

2. Batasan Sehat Berbeda untuk Setiap Anak

Menentukan batasan penggunaan teknologi yang berlebihan adalah tantangan bagi semua orang tua. Katie Dorn, mantan konselor sekolah K-12 dan salah satu pendiri EmpowerU—sebuah program yang dirancang untuk membantu siswa mengatasi kecemasan dan depresi serta membangun kepercayaan diri—memberikan pandangannya kepada The Epoch Times.

“Saat kita memikirkan berapa banyak waktu yang terlalu banyak, hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana waktu layar memengaruhi kehidupan anak Anda. Tanyakan pada diri sendiri: Apakah itu memengaruhi suasana hati mereka? Apakah mereka mengabaikan tanggung jawab seperti tugas sekolah atau pekerjaan rumah?”

“Jika penggunaan media sosial atau ponsel menyebabkan kecemasan, mudah marah, atau bahkan kurang tidur, itu adalah tanda bahaya,” lanjutnya. “Bukan hanya soal menghitung jam, tetapi juga soal keseimbangan. Para ahli menyarankan agar waktu layar untuk hiburan tidak lebih dari dua jam per hari, tetapi setiap anak berbeda, sehingga penting untuk memantau bagaimana mereka menghadapinya secara mental dan emosional.”

Dr. Robyn Riseberg, dokter anak sekaligus pendiri Boston Community Pediatrics, sependapat. Ia mengatakan kepada The Epoch Times bahwa pemantauan sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan keselamatan anak-anak serta memastikan mereka tidak terpapar konten negatif atau tidak pantas.

“Penting untuk mengedukasi anak-anak tentang perbedaan antara konten media sosial dan kenyataan, yang dapat membantu mengurangi risiko, terutama jika penggunaan melebihi dua jam per hari, yang telah dikaitkan dengan masalah kesehatan mental,” ujarnya. “Membuat rencana tentang apa yang pantas dan apa yang tidak juga bisa sangat bermanfaat.”

Ketika ditanya tentang batasan penggunaan yang berlebihan, Dr. Riseberg menjawab: “Terlalu banyak waktu di media sosial dapat diukur berdasarkan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari anak atau remaja. Studi menunjukkan bahwa penggunaan yang berlebihan dikaitkan dengan meningkatnya rasa kesepian, depresi, dan kecemasan. Jika penggunaan media sosial mulai mengganggu tanggung jawab, kesehatan mental, atau tujuan pribadi, itu bisa menjadi tanda adanya penggunaan berlebihan.”

Menetapkan batasan penggunaan perangkat dan internet serta mengkomunikasikannya kepada anak-anak dan remaja dapat memberikan perbedaan besar. Dorn menyarankan untuk menetapkan area bebas perangkat di rumah, melarang penggunaan perangkat selama waktu makan, atau menggunakan timer untuk membatasi aktivitas online. Ini adalah beberapa cara efektif untuk mengelola waktu yang dihabiskan anak atau remaja dengan perangkat digital saat berada di rumah.

3. Sebaiknya Seimbangkan dengan Aktivitas yang Mempromosikan Kesehatan

Dorn mengatakan kepada The Epoch Times, “Penggunaan internet atau media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Konsumsi pasif dan berjam-jam menggulir layar dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi mengalami depresi, sementara keterlibatan aktif—seperti menyukai dan memposting—memiliki dampak negatif yang lebih kecil. Ini menunjukkan bahwa kualitas penggunaan media sosial, bukan hanya kuantitasnya, berperan dalam hasil kesehatan mental.”

Dia menjelaskan bahwa terlalu banyak waktu online dapat menimbulkan berbagai masalah. “Kami melihat tingkat kecemasan, depresi, dan bahkan perasaan terisolasi yang lebih tinggi pada anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial. Mereka terus-menerus membandingkan diri mereka dengan gambar-gambar yang dikurasi di media sosial, yang dapat merusak harga diri mereka. Secara fisik, mereka juga menjadi lebih banyak duduk diam, yang dapat menyebabkan gangguan tidur dan kenaikan berat badan. Secara sosial, ini dapat menghambat mereka dalam mengembangkan keterampilan komunikasi di dunia nyata. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan dan memastikan mereka terlibat dalam aktivitas yang mendukung kesehatan mental dan fisik.”

Dampak negatif lainnya, menurut Dorn, termasuk gangguan tidur, penurunan prestasi akademik, dan berkurangnya keterampilan sosial. Dia menyarankan orang tua untuk mempertimbangkan tingkat kedewasaan anak dan kebutuhan pendidikan mereka saat mengizinkan aktivitas online. Meskipun selalu ada pengecualian, ia menyarankan agar anak setidaknya berusia 13 tahun sebelum diizinkan menggunakan sebagian besar platform media sosial. “Pada usia ini, anak-anak umumnya lebih siap untuk menangani tanggung jawab dalam menggunakan internet dan ponsel.”

4. Penggunaan Internet dan Ponsel Memiliki Risiko Serius

Sebagai seorang pendidik, Clyde Barnett III sangat memahami masalah yang terkait dengan akses anak-anak dan remaja terhadap ponsel pintar dan media sosial. Dia mengatakan kepada The Epoch Times, “Jelas, tidak semua penggunaan internet atau ponsel oleh anak-anak itu buruk. Saya telah bekerja dengan siswa yang menggunakan ponsel mereka untuk menciptakan seni, menulis, merekam musik, dan membuat film. Ini membutuhkan berjam-jam kerja dan perhatian.”

Namun, dia juga melihat kasus di mana anak-anak tanpa sadar menyalahgunakan perangkat ini. “Seorang anak pernah membagikan alamat rumahnya saat bermain video game. Kemudian, sebuah truk pikap tiba di rumah anak tersebut. Untungnya, ibunya sedang di rumah sehingga tidak terjadi apa-apa … tetapi tetap saja, itu mengkhawatirkan! Saya sepenuhnya mendukung pemantauan penggunaan ponsel dan internet sampai batas tertentu.”

Ahli perilaku pendidikan Robyne Hanley-Dafoe merekomendasikan komunikasi terbuka. “Mengadakan percakapan yang berkelanjutan dengan anak-anak dan remaja tentang keamanan online dan penggunaan internet yang bertanggung jawab sangatlah penting,” katanya.

“Sebagai orang dewasa, Anda mungkin tidak menggunakan aplikasi atau platform yang sama dengan anak atau remaja Anda, sehingga penting untuk tetap penasaran dengan aktivitas online mereka. Mengajukan pertanyaan terbuka tentang aplikasi yang mereka gunakan dan konten yang mereka temui mengundang mereka untuk berbagi pengalaman. Hal ini membantu mereka merasa nyaman dalam mendiskusikan interaksi online mereka, yang pada akhirnya memberikan wawasan berharga tentang dunia digital mereka serta membantu Anda membimbing mereka dalam membuat pilihan yang bertanggung jawab.”

Dorn setuju. “Lebih dari sekadar teknologi, ini juga tentang memiliki percakapan rutin dengan anak-anak Anda mengenai apa yang mereka lakukan online dan mengapa itu penting. Anda juga dapat menetapkan aturan rumah—seperti tidak menggunakan ponsel selama makan bersama keluarga atau setelah jam tertentu di malam hari—untuk membantu menerapkan batasan yang sehat.”

5. Perangkat Pemantauan Membantu Menjaga Keamanan Anak

Dorn adalah pendukung kuat penggunaan perangkat lunak untuk memantau aktivitas online anak. “Pemantauan seharusnya tidak terasa seperti memata-matai; ini lebih tentang membimbing anak Anda dalam dunia digital,” katanya.

“Anak-anak tidak selalu mengenali risiko, jadi memiliki pengawasan terhadap dengan siapa mereka berinteraksi dan konten apa yang mereka akses sangatlah penting. Seiring pertumbuhan mereka dan bukti bahwa mereka bisa membuat keputusan yang aman dan bertanggung jawab, Anda bisa mengurangi tingkat pemantauan.”

“Ada banyak alat kontrol orang tua yang bagus di luar sana yang memungkinkan Anda menetapkan batas waktu, memfilter konten, dan memantau penggunaan,” lanjutnya.

“Saya pikir ponsel dengan batasan tentang siapa yang bisa dihubungi atau koneksi online apa yang bisa dibuat adalah pilihan yang baik untuk anak-anak yang lebih muda atau mereka yang baru mulai menggunakan ponsel.”

Ponsel dengan akses terbatas, seperti yang ditawarkan oleh Pinwheel atau Gabb, memungkinkan anak-anak tetap terhubung dengan teman dan keluarga tanpa gangguan media sosial atau permainan. Ponsel ini juga melindungi mereka dari menghubungi atau dihubungi oleh orang-orang yang tidak dapat dipercaya.

Ahli perilaku pendidikan Robyne Hanley-Dafoe setuju dan menyarankan bahwa perangkat lunak kontrol orang tua adalah cara yang sangat efektif untuk memantau penggunaan internet dan ponsel anak. Secara khusus, dia mendukung perangkat lunak yang memungkinkan orang tua menetapkan batas waktu untuk aplikasi tertentu, waktu layar secara keseluruhan, serta memblokir konten berbahaya atau tidak pantas.

“Kunci utamanya adalah komunikasi terbuka,” pungkas Dorn. “Biarkan mereka tahu alasan Anda terlibat, sehingga ini membangun kepercayaan daripada kebencian.”

6. Pelanggaran Keamanan Dapat Dijadikan Kesempatan untuk Membangun Kepercayaan dan Tanggung Jawab

Terkadang, orang tua mungkin menemukan bahwa anak mereka telah mengakses situs web yang mencurigakan. Dorn menyarankan agar orang tua tetap tenang. “Hal terakhir yang Anda inginkan adalah membuat anak Anda menyembunyikan sesuatu dari Anda di masa depan,” katanya.

“Mulailah dengan percakapan terbuka untuk memahami bagaimana mereka bisa mengakses situs tersebut dan mengapa. Jika koneksi tersebut berbahaya, segera ambil langkah untuk memblokir atau menghapusnya.”

“Gunakan ini sebagai momen pembelajaran untuk berbicara tentang keamanan online dan jenis perilaku atau koneksi yang harus dihindari,” sarannya.

“Yang paling penting, jaga komunikasi tetap terbuka agar anak Anda merasa aman untuk datang kepada Anda jika mereka menemukan sesuatu yang mengkhawatirkan.”

Kesadaran orang tua yang proaktif dan bijaksana terhadap aktivitas online anak mereka mungkin menjadi cara terbaik untuk membantu anak atau remaja muda menghindari masalah di masa depan.

FOKUS DUNIA

NEWS