EtIndonesia. Pada 24 Februari, Presiden AS, Donald Trump bertemu dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk membahas solusi mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Setelah pertemuan, Trump menyatakan kepada media bahwa pasukan Eropa kemungkinan akan memasuki Ukraina dengan status “penjaga perdamaian”, sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang.
Trump menekankan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menyatakan kesediaannya untuk menerima kehadiran pasukan penjaga perdamaian Eropa di Ukraina, dan dia memperkirakan bahwa perang Ukraina dapat berakhir dalam beberapa minggu ke depan. Menurutnya, perjanjian terkait penyelesaian konflik ini telah mencapai tahap akhir.
Sementara itu, Macron menambahkan bahwa pasukan Eropa tidak akan ditempatkan di garis depan pertempuran, melainkan akan ditempatkan di Ukraina untuk menjamin implementasi kesepakatan damai.
Perjanjian Mineral Bernilai Miliaran Dolar Antara AS dan Ukraina
Bersamaan dengan diskusi mengenai perdamaian, AS dan Ukraina sedang merundingkan perjanjian mineral bernilai miliaran dolar.
Menurut laporan dari Axios, sebuah media sayap kiri di AS, perjanjian ini akan mencakup pembentukan dana investasi rekonstruksi, dengan Ukraina berkomitmen untuk mengalokasikan 500 miliar dolar, jumlah yang dua kali lebih besar dari kontribusi AS.
Pemerintah AS berharap bahwa melalui perjanjian ini, Washington dapat memulihkan sebagian besar bantuan yang telah diberikan kepada Ukraina selama perang. Laporan menyebutkan bahwa kesepakatan ini kemungkinan akan segera ditandatangani.
Putin: Rusia Siap Menyuplai AS dengan Logam Tanah Jarang, Cadangan Kami Lebih Besar dari Ukraina
Dalam perkembangan terbaru, Trump juga mengungkapkan di media sosial bahwa dia tengah melakukan pembicaraan serius dengan Putin. Selain mendiskusikan penyelesaian perang, Putin menawarkan kerja sama ekonomi dengan AS, khususnya dalam bidang sumber daya alam.
Putin menyatakan bahwa Moskow siap memasok AS dengan mineral logam tanah jarang, dan menegaskan bahwa cadangan mineral Rusia jauh lebih besar dibandingkan dengan Ukraina.
Tawaran ini mengindikasikan bahwa Rusia sedang mencoba menggunakan kerja sama ekonomi sebagai alat diplomasi, dengan harapan bahwa AS dapat melonggarkan kebijakan yang selama ini mengisolasi Rusia.
Trump menegaskan bahwa pembicaraan dengan Rusia sejauh ini berjalan dengan baik, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai kemungkinan perubahan kebijakan AS terhadap Rusia.(jhn/yn)