Mantan Wartawan Xinhua Pertanyakan Penyebab Kematian Li Keqiang, Dikabarkan Cai Qi Perintahkan Penyelidikan Terhadapnya

Mantan wartawan kantor berita partai Komunis Tiongkok (PKT) Xinhua, Gu Wanming, dijatuhi hukuman oleh pemerintah PKT setelah menyerukan penyelidikan atas penyebab kematian mantan Perdana Menteri Li Keqiang. Ada laporan yang menyebutkan bahwa perintah untuk menghukumnya berasal dari Cai Qi, anggota tetap Politbiro PKT dan orang kepercayaan Xi Jinping.

EtIndonesia. Pada 27 Oktober 2023, pihak berwenang PKT mengumumkan bahwa Li Keqiang meninggal dunia akibat serangan jantung saat beristirahat di Shanghai, pada usia 68 tahun. Namun, banyak pihak meragukan klaim ini dan berspekulasi bahwa kematiannya terkait dengan persaingan politik internal Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pada 30 Oktober 2023, Gu Wanming, sebagai anggota PKT, menerbitkan surat terbuka yang menuntut penyelidikan atas kematian Li Keqiang. Ia menyoroti bahwa perjalanan Li ke Shanghai untuk “beristirahat” pasti telah disetujui oleh pemerintah pusat, karena seorang mantan perdana menteri tidak bisa begitu saja meninggalkan Beijing tanpa izin resmi.

Dalam suratnya, Gu mengajukan lima tuntutan utama:

  1. Menghentikan kremasi jenazah Li Keqiang hingga investigasi selesai.
  2. Membentuk tim penyelidik independen untuk mengungkap kebenaran.
  3. Menyelidiki semua individu terkait dan meminta pertanggungjawaban.
  4. Melakukan autopsi terhadap jenazah Li Keqiang.
  5. Membentuk komite pemakaman khusus untuk memberikan penghormatan yang layak bagi mendiang Li Keqiang.

Pada November 2024, Gu Wanming dihukum satu tahun penjara oleh Pengadilan Distrik Minhang di Shanghai atas tuduhan “mencari masalah dan menimbulkan kerusuhan”. Pada 10 Desember 2024, kantor berita Xinhua mencabut hak pensiun yang sebelumnya diterima Gu.

Cai Qi Diduga Dalang di Balik Penindakan terhadap Gu Wanming

Menurut artikel yang ditulis oleh komentator politik Du Zheng pada 25 Februari di The Up Media Taiwan, kasus Gu Wanming menunjukkan bahwa penyebab kematian Li Keqiang adalah isu sensitif bagi rezim Tiongkok. Dari sudut pandang politik, surat Gu tidak hanya menyinggung Xi Jinping, tetapi juga Cai Qi, kepala Kantor Umum Komite Sentral PKT yang juga bertanggung jawab atas sistem propaganda partai.

Sumber dari lingkaran politik Beijing mengklaim bahwa Cai Qi secara pribadi menginstruksikan agar Gu Wanming dihukum berat.

Profesor Wang Yukai dari Akademi Administrasi Nasional Tiongkok menjelaskan bahwa ada protokol ketat untuk pergerakan mantan anggota Politbiro, termasuk pengawalan, transportasi, dan penerimaan di tempat tujuan.

Du Zheng berpendapat bahwa Cai Qi dan pasukan keamanan pusat tidak bisa mengelak dari tanggung jawab atas kematian Li Keqiang, tetapi pemerintah tidak mencari kambing hitam untuk insiden ini. Hal ini tampak dalam upacara perpisahan Li Keqiang, di mana istri Li, Cheng Hong, menolak menatap Cai Qi saat berjabat tangan. Selain itu, putri Li Keqiang tertangkap kamera dengan ekspresi tegang, tidak memperhatikan para pelayat.

Apakah Li Keqiang “Dilenyapkan” karena Xi Jinping?

Artikel tersebut menyebutkan bahwa jika benar Cai Qi ingin menyingkirkan Li Keqiang, maka kemungkinan besar itu dilakukan demi kepentingan Xi Jinping. Xi berambisi menguasai penuh kekuasaan dan menghilangkan faksi saingannya, terutama kelompok Tuanpai (Liga Pemuda Komunis) yang dipimpin Li Keqiang.

Ketegangan antara Xi dan Li paling jelas terlihat pada Konferensi Pers Kongres Rakyat Nasional 2020, ketika Li Keqiang mengungkap bahwa 600 juta warga Tiongkok hanya memiliki pendapatan bulanan RMB.1.000 . Pernyataan ini langsung membantah propaganda Xi yang mengklaim bahwa seluruh rakyat Tiongkok telah mencapai “masyarakat makmur” dalam “Tiongkok Dream”.

Pada Maret 2023, ketika Li Keqiang menyampaikan laporan kerja pemerintahnya yang terakhir, pertemuan itu diakhiri dengan jabat tangan dingin antara dirinya dan Xi Jinping, tanpa kontak mata.

Du Zheng berpendapat bahwa Cai Qi menyadari ketegangan ini, dan meskipun Xi tidak mengeluarkan perintah langsung, bawahannya bisa saja bertindak sendiri untuk menyingkirkan Li Keqiang.

Politik PKT yang Kejam dan Hukuman terhadap Gu Wanming

Penulis menyimpulkan bahwa politik dalam rezim PKT sangat berbahaya dan hukuman terhadap Gu Wanming adalah upaya untuk menekan suara pendukung Li Keqiang.

Seorang analis politik, Yuan Bin, dalam tulisannya di Epoch Times pada 25 Februari, menyatakan bahwa tindakan keras terhadap Gu Wanming menunjukkan betapa rapuhnya mentalitas politik PKT—mereka sangat takut terhadap suara yang mempertanyakan narasi resmi.

Mantan profesor Sekolah Partai Komunis, Cai Xia, pernah mengatakan bahwa perbedaan pandangan politik seharusnya tidak mempengaruhi hak pensiun seseorang. Namun, dalam praktiknya, siapa pun yang berani berbicara akan dihukum keras, bahkan hak jaminan sosial pun bisa dicabut.

Reaksi Berlebihan Justru Menguatkan Kecurigaan Publik

Penulis menyatakan bahwa hukuman terhadap Gu Wanming justru memperkuat spekulasi publik bahwa kematian Li Keqiang bukanlah peristiwa alami. Reaksi yang berlebihan ini seperti pepatah Tiongkok, “Di sini tidak ada perak 300 tael”, yang artinya justru mengungkapkan kebenaran yang ingin disembunyikan.

Seorang pengamat senior, Guo Jun, dalam acara “Elite Forum” di New Tang Dynasty TV, mengatakan bahwa kasus Gu Wanming adalah upaya PKT untuk memperingatkan para pejabat agar tidak mempertanyakan kekuasaan tertinggi. Namun, ia juga menegaskan bahwa usaha ini akan sia-sia, karena di Beijing, hampir setiap pertemuan informal diwarnai dengan kritik terhadap Xi Jinping.

Situasi politik di Tiongkok saat ini sangat tidak stabil, dan bisa terjadi peristiwa besar secara tiba-tiba. Semakin Xi merasa terancam, semakin posisinya tidak stabil, dan ini hanya akan memperburuk konflik internal dalam partai. Jika terjadi krisis mendadak, rezim PKT bisa runtuh dalam sekejap.

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS