Israel dan Hamas Lanjutkan Pertukaran Tahanan, Warga Israel Mengiringi Pemakaman Ibu dan Anak yang Terbunuh

Pada Rabu (26 Februari), Israel setuju untuk membebaskan ratusan tahanan Palestina sebagai imbalan atas pengembalian jenazah empat sandera Israel. Sementara itu, ribuan orang menghadiri pemakaman seorang sandera Israel, Shiri Bibas, dan dua anaknya yang terbunuh, memberikan penghormatan terakhir kepada mereka.

ETIndonesia.   Pada Rabu 26 Februari, pemerintah Israel mengumumkan bahwa ratusan tahanan Palestina akan dibebaskan dan dikembalikan ke Tepi Barat. Sebagai imbalannya, Hamas berjanji akan mengembalikan jenazah empat sandera Israel dalam beberapa jam ke depan.

Di kota Rishon LeZion, Israel tengah, diadakan pemakaman Shiri Bibas, yang terbunuh di Gaza, bersama kedua anaknya yang masih kecil.

Saat mobil jenazah perlahan melintas di jalanan, ribuan pelayat datang untuk mengantarkan mereka. Banyak dari mereka membawa bendera Israel dan spanduk.

Shiri dan dua anaknya—Kfir, bayi berusia sembilan bulan, serta Ariel, anak berusia empat tahun—diculik dan dibunuh oleh kelompok militan Hamas. Jenazah mereka dikembalikan minggu lalu sebagai bagian dari pertukaran sandera.

Suami Shiri sekaligus ayah dari Kfir dan Ariel, Yarden Bibas, mengungkapkan kesedihannya:
“Kfir, maafkan aku karena tidak bisa melindungimu dengan baik, tetapi aku ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu dan sangat merindukanmu!”

Sementara itu, saudari Shiri, Dana Sito, menegaskan bahwa rakyat Israel tidak akan menyerah: “Mereka (Hamas) tidak akan bisa menghancurkan atau melemahkan kami. Sebaliknya, mereka gagal. Karena kami bersatu, menjadi lebih kuat, dan tidak terkalahkan.”

Sehari sebelumnya, dalam sidang Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Israel untuk PBB mengutuk kekejaman Hamas dan bersumpah untuk memberantas kelompok tersebut.

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyatakan: “Mereka (Hamas) membunuh bayi dan menahan jenazah mereka untuk mencapai tujuan politik dan propaganda. Percayalah, apa pun yang terjadi, komitmen kami untuk membebaskan semua sandera dan memberantas Hamas tidak akan tergoyahkan.”

Noa Argamani, seorang sandera Israel yang telah dibebaskan, memberikan kesaksiannya di Dewan Keamanan PBB. Ia menyerukan implementasi penuh dari semua tahap perjanjian gencatan senjata agar semua sandera dapat dibebaskan.

“Yang kita bicarakan adalah orang-orang tak berdosa yang diculik dari tempat tidur mereka, dari pesta, dari kehidupan mereka yang biasa, lalu dibawa ke dalam neraka murni,” ujarnya. 

Di sisi lain, meskipun ada gencatan senjata antara Israel dan Hamas, banyak warga Palestina yang kembali ke Gaza menemukan rumah mereka telah hancur akibat perang dan terpaksa tinggal di tempat penampungan sementara.

“Hidup di sana sangat sulit. Rafah telah benar-benar hancur, jadi kami tidak bisa kembali. Rumah kami telah dihancurkan,” kata seorang pengungsi di Rafah, Taher. 

Tahap pertama perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang berlangsung selama enam minggu akan berakhir akhir pekan ini. Namun, karena negosiasi masih menemui jalan buntu, pembicaraan mengenai tahap kedua belum resmi dimulai. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS