Forum Elite – NTD &Epoch Times
Pembicaraan lewat sambungan telepon antara Presiden Trump dan Presiden Putin menyebabkan guncangan bagi dunia, terutama membuat negara-negara Eropa terkejut, sehingga bermacam-macam kritikan terhadap presiden AS pun mengalir deras. Sentimen ini semakin memuncak setelah Wakil Presiden AS James David Vance berbicara di Konferensi Keamanan Munich.
Apa arti panggilan telepon Trump? Apakah Rusia masih memiliki ambisi dan kemampuan untuk menyerang Eropa? Mengapa Amerika Serikat tiba-tiba memilih menjauhkan diri? Apakah Amerika Serikat dan Eropa akan mengalami perubahan terbesar selama seabad terakhir?
Eropa bereaksi keras terhadap pidato JD Vance
Du Wen, seorang sarjana hukum asal Tiongkok yang kini tinggal di Eropa, menyatakan dalam program “Forum Elite” bahwa masyarakat Eropa bereaksi keras terhadap pidato Wakil Presiden AS JD Vance di Konferensi Keamanan Munich. Berdasarkan pengamatan pribadi Du Wen, beberapa alasan utamanya adalah sebagai berikut.
Pertama-tama, ia yakin bahwa pidato JD Vance dimaksudkan untuk membangkitkan perhatian Eropa. Kehadirannya di pertemuan puncak dan penyampaian pidatonya merupakan bagian dari strategi nasional AS, bukan sekadar keinginannya sendiri. Karena sekarang kita dapat melihat bahwa Presiden Trump bermaksud untuk melakukan tindakan sendiri dalam masalah perang Rusia-Ukraina pada saat yang paling kritis. Ia ingin berunding langsung dengan Rusia dengan melewati Eropa. Sesungguhnya, inilah yang sulit diterima oleh Eropa.
Saat ini, tampaknya ucapan Vance yang provokatif dimaksudkan untuk menghadang kecaman yang ditujukan kepada Presiden Trump. Tujuannya adalah untuk mengaburkan fokus, merelakan dirinya yang dijadikan target serangan, dengan demikian diharapkan dapat mengabaikan atau mengurangi perhatian orang-orang terhadap isu Amerika Serikat melakukan bypass demi penyelesaian perang Rusia-Ukraina.
Du Wen mengatakan bahwa menurut dirinya, pidato Vance masih termasuk cukup sopan dan berterus terang. Dari awal hingga akhir, tema utama dalam pidatonya banyak ia kaitkan dengan ungkapan berupa keyakinan Kristen secara umum beserta nilai-nilai demokrasi dan liberal.
Du Wen berpikir apa yang ia sampaikan itu lebih mirip dengan menunjukkan kekurangan satu sama lain di antara saudara kandung. Cenderung merupakan nasihat dan komunikasi, tetapi bukan tuduhan, serangan atau pelecehan. Oleh karena itu, reaksi dari semua sektor masyarakat Eropa, meskipun kuat, tetapi tidak terlalu intens.
Du wen melihat banyak orang merenungkan hal ini. Memang benar ada banyak orang yang tidak setuju dengan pandangan Vance, sementara banyak orang juga yang mendukung pandangan Vance. Dalam hal ini terjadi polarisasi. Banyak orang mengatakan bahwa apa yang diutarakan Vance itu benar, dia telah menyampaikan banyak hal yang ingin dikatakan oleh orang-orang Eropa tetapi tidak berani mengutarakannya.
Du Wen mengatakan bahwa tujuan awal Konferensi Keamanan Munich adalah untuk membangun kemitraan transatlantik dan menjaga keamanan dunia Barat. Kali ini, Vance sengaja berbicara yang keluar dari topik, membahas soal keadilan alih-alih keamanan, berfokus terhadap persoalan keadilan kasus peradilan individual, dan mengkritik otoritas Eropa karena terlalu lemah dalam menetapkan kebijakan imigrasi, dsb.
Masalah pengungsi di Eropa memang sangat serius saat ini, dan refleksi dari Vance tentang hal ini sangat mendalam. Beberapa waktu lalu, Du wen sempat membicarakan masalah ini dengan seorang pejabat Uni Eropa yang bertanggung jawab atas urusan pengungsi. Ia mengatakan kepada dirinya, bahwa kini puluhan juta pengungsi mengalir ke negara-negara Eropa setiap tahun.
Namun melalui peninjauan awal, mereka menemukan bahwa hanya sekitar 25% pengungsi yang datang karena alasan politik, termasuk perang, tetapi sebagian besar masuknya pengungsi disebabkan oleh alasan ekonomi, yang memang membawa beban sangat berat bagi masyarakat Eropa saat ini.
Vance mengkritik masalah hukum dan nilai Eropa, yang sulit diterima oleh orang Eropa. Dalam pidatonya, Vance menunjuk langsung pada masalah internal Eropa, termasuk masalah imigrasi dan kebijakan imigrasi yang gagal. Ia mengkritik kebijakan imigrasi negara-negara seperti Jerman, Inggris, dan Swedia, yang telah menyebabkan ketidakstabilan sosial, dan meningkatnya angka kejahatan.
Vance juga menunjukkan bahwa kebebasan berbicara dibatasi, selain juga menuduh negara-negara Eropa melakukan campur tangan berlebihan dalam regulasi Internet dan kebenaran politik. Oleh karena itu, negara-negara Eropa menganggap tuduhan tersebut ekstrem dan bahkan arogan, terutama dalam konteksnya dengan perang Ukraina.
Du Wen mengatakan bahwa negara-negara Eropa juga merasa dirugikan, karena mereka yakin telah menanggung banyak pengungsi dan kerugian ekonomi. Eropa telah menerima pengungsi terbanyak dari perang Rusia-Ukraina, dan para pengungsi ini telah diperlakukan dengan sangat baik.
Perbedaan besar antara AS dan Eropa akan menandai dimulainya abad perubahan besar
Tokoh media veteran Guo Jun mengatakan dalam “Forum Elit” bahwa pidato Vance di Konferensi Keamanan Munich dengan jelas mengungkapkan bahwa ada perbedaan nilai yang besar antara pemerintah AS saat ini dan negara-negara besar Eropa.
Misalnya, Vance menyebutkan, bahwa di Inggris saat ini, berdoa untuk kematian yang diakibatkan oleh aborsi merupakan tindak kejahatan, yang dapat ditangkap polisi meskipun yang bersangkutan berdoa di rumah. Jerman juga memiliki penerapan komprehensif terhadap apa yang disebut kejahatan ujaran kebencian, yang berarti bahwa jika seseorang mengatakan sesuatu yang secara politis tidak benar, polisi akan bergegas ke rumah yang bersangkutan untuk menangkapnya. Selain itu orang yang meneruskan pernyataan tersebut juga termasuk berbuat kejahatan. Dan Mahkamah Konstitusi Rumania menyatakan hasil pemilu baru-baru ini tidak sah karena mereka yakin ada intervensi dana dari Rusia dalam pemilu.
Tentu saja kita semua tahu alasannya: itu karena pihak sayap kanan memenangkan pemilu Rumania. Masalahnya adalah beberapa pemimpin Eropa yang memuji keputusan pengadilan tersebut mengatakan, bahwa jika tidak dihentikan, maka mungkin saja berikutnya giliran Jerman dan negara Eropa lainnya. Dengan kata lain, selama dana Rusia mempengaruhi hasil pemilu, maka pemilu tersebut dapat dinyatakan tidak sah, terlepas dari ada tidaknya bukti konkret atau besarnya dana intervensi.
Pendekatan seperti itu akan memberi Rusia kemampuan nyata untuk ikut campur dalam pemilu negara lain. Karena Rusia dapat dengan mudah menginvestasikan dananya untuk mendukung pemilihan umum sayap kiri atau partai yang berkuasa saat ini. Apakah Rusia dapat digulingkan dengan cara ini? Itulah yang dikatakan oleh Vance. Kebebasan berbicara merupakan landasan penting bagi sistem demokrasi Eropa dan Amerika Serikat. Putusan hukum mengenai masalah ini harus didasarkan pada praduga tak bersalah, dan harus bersikap lunak daripada gegabah. Putusan harus sangat hati-hati dan tidak boleh disalahgunakan. Tentu saja, masih terdapat serangkaian perbedaan nilai, termasuk kebijakan hijau, kebijakan gender, kebijakan imigrasi, dan sebagainya.
Guo Jun mengatakan bahwa berkenaan dengan perubahan geopolitik, masalah ini agak rumit. Pada dasarnya, dunia telah mengalami terlalu banyak perubahan sejak berakhirnya Perang Dunia II, Perang Dingin hingga saat ini. Begitu pula status dan kekuatan Amerika Serikat juga telah berubah secara drastis. Oleh karena itu, cara Amerika Serikat menghadapi dunia dan peran yang dimainkannya juga perlu mengalami perubahan yang sesuai.
Pada tahun 1950-an, PDB AS menyumbang sekitar 55% dari total PDB dunia. Sekarang jumlahnya antara 23% hingga 24%, hanya setengah dari total saat itu. Pada tahun 1945, produksi industri Amerika Serikat mencapai lebih dari 60% dari total produksi dunia. Kini, kalua mencapai 10% saja sudah dianggap baik.
Pada tahun 1950, Eropa pada dasarnya mengalami kerusakan akibat perang, dan PDB-nya hanya sepertiga dari Amerika Serikat. Ketika Perang Dingin dimulai, Eropa tidak memiliki cara untuk menghadapi Uni Soviet, sehingga keamanan Eropa saat itu hanya dapat bergantung pada Amerika Serikat. Lebih dari sepuluh tahun kemudian, sistem (perekonomian) Bretton Woods runtuh. Alasan terpentingnya adalah Amerika Serikat menghabiskan terlalu banyak dana untuk keamanan global. Dolar terpaksa dipisahkan dari emas, dan membangun sistem lain, yaitu sistem petrodolar. Ini adalah isu pada aspek ekonomi.
Selain itu, orang Amerika Serikat percaya bahwa kemiskinan merupakan penyebab utama dari meluasnya komunisme global. Amerika Serikat saat itu menilai bahwa banyaknya orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem merupakan alasan penting bagi pesatnya perluasan paham komunis. Oleh karena itu, strategi AS saat itu adalah membuka pasarnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang memerangi komunisme dan memberantas kemiskinan dalam negeri.
Inilah yang melatarbelakangi dan menjadi alasan munculnya istilah negara paling disukai (Most Favoured Nation. MFN), yang berarti mendapat perlakuan berupa pengurangan tarif secara sepihak dan preferensi perdagangan dan kebijakan preferensi tarif kepada negara lain.
Hal yang sama juga berlaku di bidang militer. NATO adalah aliansi militer yang dibentuk untuk melawan ancaman militer dari Uni Soviet, tetapi Amerika Serikat yang menanggung sebagian besar beban, termasuk biaya militer dan berbagai pengeluaran lainnya.
Dengan kata lain, alasan mengapa Amerika Serikat bersedia mendukung negara-negara lain, termasuk Eropa, adalah karena ada dua kondisi awal: Yang pertama adalah menyangkut ideologi, untuk bersama-sama negara lain melawan paham komunis, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan. Yang kedua adalah karena kekuatan nasional Amerika Serikat memang jauh melampaui kekuatan nasional negara lain pada saat itu.
Melihat situasi saat ini, pertama, kekuatan nasional Amerika Serikat telah berbeda dari sebelumnya, dan ekonomi Eropa telah lama pulih dan setara dengan Amerika Serikat. Kedua, seperti yang dikatakan Vance, sudah ada perbedaan pendapat yang cukup besar antara Amerika Serikat dan Eropa.
Di sisi lain, Amerika Serikat telah memperjelas bahwa PKT adalah ancaman dan musuh terbesar di masa depan, dan Amerika Serikat akan berusaha sekuat tenaga untuk melawan PKT di kawasan Asia-Pasifik. Amerika Serikat dulunya dapat dengan mudah berperang di dua medan, tetapi sekarang terasa sulit. Oleh karena itu, Amerika Serikat meminta warga masyarakat Eropa untuk memikul tanggung jawab utama atas keamanan Eropa, yang telah secara langsung dijelaskan oleh Menteri Pertahanan AS Peter Brian Hegseth.
Guo Jun mengatakan bahwa situasi dan lanskap geopolitik internasional saat ini telah mengalami perubahan sangat besar. Hubungan AS-Eropa, hubungan AS-Rusia, dan hubungan AS-Tiongkok semuanya mengalami perubahan besar. Namun orang Eropa yang berpikir kolot masih beranggapan bahwa Amerika Serikat memang secara alamiah wajib melindungi Eropa, Amerika Serikat harus membiayai anggaran untuk keamanan Eropa, dan Amerika Serikat harus mempertahankan hubungan dagang yang tidak adil. Hal ini hanya dapat menyebabkan ketegangan dan keretakan dalam hubungan persaudaraan.
Mimpi Rusia untuk menginvasi Eropa hancur
Produser televisi independen Li Jun mengatakan bahwa perang Rusia-Ukraina pada dasarnya adalah perang Eropa, dan Rusia merupakan ancaman bagi keamanan seluruh Eropa. Baik itu Uni Eropa atau negara-negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, dll., Meskipun ucapan mereka enak didengar, tetapi jika kita melihat lewat data sebenarnya, kita akan menemukan bahwa kenyataannya sangat kejam.
Misalnya, Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat memberikan bantuan lebih dari USD.200 miliar kepada Ukraina, dan beberapa pihak mengatakan bahwa jumlah sebenarnya adalah sekitar USD.300 miliar. Namun, Zelensky mengatakan bahwa dukungan sebenarnya yang diterima dari Amerika Serikat selama tiga tahun terakhir hanya sekitar USD.70 miliar. Meskipun Amerika Serikat menyediakan banyak senjata, tetapi juga memberlakukan banyak pembatasan.
Menurut data yang dirilis oleh Eropa, bahwa selama 3 tahun terakhir Eropa telah mengalokasikan bantuan keuangan dan kemanusiaan sekitar EUR.70 miliar, serta dalam bentuk bantuan militer sebesar EUR.62 miliar. Namun lebih dari sekali Zelenskyy mengatakan bahwa ada kesenjangan besar antara janji-janji Eropa dengan kenyataan yang diterima. Zelenskyy juga mengatakan bahwa beberapa negara Eropa yang demi kepentingan sendiri masih membeli produk Rusia dalam jumlah besar.
Statistik dari sebuah lembaga menunjukkan, selama 3 tahun terakhir, beberapa negara Eropa masih membeli gas alam dari Rusia yang jumlahnya mencapai EUR.200 miliar. Dana Jerman yang digunakan untuk membeli produk petrokimia Rusia dapat mendukung Rusia dalam berperang di Ukraina selama 79 hari.
Dana Prancis yang digunakan untuk membeli minyak dan gas alam dapat mendukung Rusia dalam berperang di Ukraina selama 44 hari. Selain itu, dana dari belasan negara Eropa yang digunakan untuk membeli gas alam Rusia sudah dapat mendukung Rusia dalam berperang di Ukraina selama satu setengah tahun lamanya.
Du Wen mengatakan, bahwa perhitungan bantuan negara-negara Eropa untuk Ukraina pada kenyataannya dikaitkan dengan kepentingan dari negara tersebut. Kalau dianalogikan, seperti ada banyak saudara dalam satu keluarga. Biasanya, semua saudara tinggal terpisah. Sekarang karena ayahnya sedang sakit keras, semua orang menunggu dan menanti bagaimana membagi biaya pengobatan dan merawatnya. Orang Amerika yang lebih kaya itu diibaratkan sebagai anak sulung dan berkemampuan lebih tinggi daripada saudara-saudara lainnya.
Oleh karena itu terjadi saling berharap dari saudara-saudara yang kurang berkemampuan, ingin saudara yang lain yang memikul beban lebih banyak. Jelas bahwa mereka kurang bermurah hati. Tetapi apa pun yang terjadi, mereka tidak bisa membiarkan ayah terbaring saja di tempat tidur tanpa mengobati penyakitnya. Meskipun kebencian atau ketidakpuasan antar saudara bisa muncul, konflik antar mereka bisa terjadi karenanya, tetapi penyakitnya tetap perlu diobati dan uangnya tetap harus dikeluarkan.
Du Wen mengatakan bahwa apakah Rusia masih berambisi dan kemampuan untuk menyerang Eropa sekarang tergantung pada periode waktu. Chauvinisme negara adidaya Rusia dan niat strategis ekspansionis militer merupakan ideologi yang dianut banyak orang Rusia, termasuk Putin. Ideologi ini memiliki basis dukungan rakyat yang sangat besar, dan hal ini tidak berubah.
Sebelum pecahnya perang Rusia-Ukraina, Rusia memiliki ambisi dan kekuatan untuk menginvasi Eropa dan memulihkan Uni Soviet, setidaknya begitulah yang dipikirkannya. Sekarang, lebih besar ambisi daripada kemampuan. Masalah ini bukan sekadar masalah pengamatan berita, tetapi juga melibatkan pertimbangan intelijen militer. Kita telah melihat bahwa kemampuan NATO dalam mengumpulkan intelijen militer Rusia cukup kuat selama ini, sehingga niat militer dan strategi nasional Rusia seakan dalam genggaman NATO.
Dilihat dari laporan relevan yang dirilis oleh NATO, niat strategis Rusia terhadap tiga negara Baltik, Polandia, dan beberapa negara Eropa Timur lainnya sangat jelas. Sedangkan dalam hal kemampuan, orang Ukraina telah membuat Rusia hampir kehabisan kemampuan untuk menginvasi. Rusia telah kehilangan terlalu banyak pemuda dan setengah baya di medan perang di Ukraina, fondasi negara Rusia sudah rusak. Tampaknya Rusia saat ini telah kehilangan kemampuan untuk menyerang Eropa. Demikian Du Wen menambahkan. (***)