Amerika Hentikan Bantuan Militer: Anggota Parlemen Ukraina Khawatir Ribuan Orang Akan Tewas, Presiden Ukraina Harus Diganti


EtIndonesia.
Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan penghentian seluruh bantuan militer kepada Ukraina, yang berdampak signifikan terhadap situasi konflik antara Ukraina dan Rusia. Banyak pakar memberikan pandangan mereka, dan sebagian besar sepakat bahwa keputusan ini akan memberikan dampak serius bagi Ukraina, bahkan bisa mencapai tingkat “kelumpuhan”. Mereka berpendapat bahwa bantuan dari Eropa saja mungkin tidak akan mencukupi.

CNN, mengutip seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa pasukan Ukraina di medan perang mungkin membutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu untuk merasakan dampak dari penghentian bantuan militer AS. Namun, begitu persediaan senjata dan peralatan militer Ukraina mulai menipis, dampaknya akan sangat serius. Meskipun negara lain mungkin memberikan bantuan darurat, kesenjangan kemampuan ini adalah sesuatu yang tidak bisa diatasi oleh Eropa sendirian.

Dampak Penghentian Bantuan Militer AS: Risiko Kelumpuhan bagi Ukraina

Mark Cancian, Penasihat Senior di Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington, menyatakan bahwa bantuan Eropa masih memungkinkan Kyiv untuk terus berperang saat ini. Namun, dalam 2 hingga 4 bulan ke depan, Ukraina akan mulai merasakan dampak besar dari penghentian bantuan militer AS, bahkan mungkin mencapai tingkat kelumpuhan.

“Ketika pasokan Anda terpotong setengah, akhirnya itu akan tercermin di medan perang, membuat garis depan mereka terus mengalami kekalahan, bahkan mungkin runtuh,” ujar Cancian. 

Dalam kondisi tersebut, Ukraina mungkin harus menerima solusi perdamaian yang sangat tidak menguntungkan, bahkan mungkin bersifat bencana.

Cancian juga memperingatkan bahwa pemerintahan Trump mungkin akan menghentikan atau membatalkan lebih banyak bantuan, termasuk dalam hal berbagi intelijen dan pelatihan untuk pasukan Ukraina. Meskipun masih ada cara untuk mengatasi situasi ini, bagi Presiden Zelenskiyy, hal ini bisa menjadi “penghinaan yang luar biasa”.

Pengaruh Jangka Panjang: Kemampuan Perang Ukraina Bisa Melemah Selama Bertahun-tahun

Analis militer CNN Cedric Leighton mengatakan bahwa penghentian bantuan militer oleh Trump bisa melemahkan kemampuan Ukraina dalam menghadapi Rusia, bahkan dampaknya mungkin bertahan selama bertahun-tahun. Bantuan militer ini mencakup berbagai peralatan, dari pesawat hingga amunisi, dan beberapa di antaranya memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mencapai garis depan. Dalam situasi khusus ini, efek domino bisa terjadi, memberikan dampak signifikan terhadap kemampuan tempur Ukraina.

Sebelumnya, seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada CNN bahwa keputusan Trump ini berlaku untuk semua peralatan militer yang belum masuk ke wilayah Ukraina. Leighton menambahkan bahwa perintah Trump tersebut akan menghentikan beberapa bantuan yang telah disetujui selama pemerintahan Biden.

Bantuan Militer AS untuk Ukraina: Lima Kali Lipat dari Jerman

Menurut data dari Kiel Institute, sebuah lembaga think tank di Jerman, selama perang Rusia-Ukraina, bantuan militer Amerika Serikat untuk Ukraina mencapai 69 miliar dolar AS, jauh melampaui negara lain. Bantuan ini bahkan lima kali lipat lebih besar dibandingkan Jerman di posisi kedua dengan 13,6 miliar dolar AS, dan Inggris di posisi ketiga dengan 10,8 miliar dolar AS. Selain senjata dan peralatan, AS juga memberikan dukungan finansial yang sangat besar kepada Ukraina.

Laporan dari BBC dan Sky News menunjukkan bahwa kalangan politik dan media di Ukraina sangat khawatir dengan keputusan Trump untuk menghentikan bantuan militer ini. Anggota parlemen Ukraina, Volodymyr Aryev, menyebut keputusan ini sebagai “pukulan berat bagi pertahanan nasional.”

Anggota Parlemen Ukraina: “Tanpa Amerika, Ribuan Orang Akan Mati”

Oleksiy Goncharenko, anggota parlemen lainnya, mengatakan bahwa keputusan ini adalah “bencana” bagi Ukraina, yang dapat menyebabkan ribuan orang tewas dan semakin memperkuat posisi Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal ini, menurutnya, dapat memperlebar perpecahan di dalam negeri. Goncharenko mendesak Zelenskyy untuk melakukan segala cara untuk keluar dari situasi ini dan bahkan menyarankan agar ia “meminta maaf kepada Trump” untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat.

Ketika ditanya apakah Zelenskyy harus mundur, Goncharenko menjawab bahwa pada tahun 2019, saat pertama kali terpilih sebagai presiden, Zelenskyy pernah mengatakan tidak akan mencalonkan diri lagi. 

“Saya pikir sekarang saatnya mengingatkan semua orang tentang hal ini. Mungkin sebaiknya diumumkan bahwa setelah perang berakhir, akan ada pemilu baru. Setidaknya, menurut saya, dia harus mempertimbangkan untuk tidak mencalonkan diri lagi sebagai presiden,” tegasnya.

Situasi Sulit Bagi Ukraina: Antara Kehilangan Dukungan AS dan Mencari Solusi Diplomatik

Keputusan pemerintahan Trump untuk menghentikan bantuan militer menciptakan dilema besar bagi Ukraina. Di satu sisi, mereka sangat bergantung pada bantuan Amerika Serikat untuk mempertahankan diri dari agresi Rusia. Di sisi lain, hubungan dengan Amerika Serikat harus dipulihkan untuk mencegah kehancuran lebih lanjut. Saran Goncharenko untuk Zelenskyy agar meminta maaf kepada Trump menunjukkan betapa gentingnya situasi ini dan seberapa besar kebutuhan Ukraina untuk menjaga aliansi internasionalnya tetap utuh.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS