Rencana Rekonstruksi Gaza: KTT Arab Sepakati Versi “Tiga Tidak” dari Mesir

EtIndonesia. Pada 4 Maret, para pemimpin dunia Arab mengadakan KTT darurat di Kairo, Mesir, untuk membahas kontroversi mengenai rencana rekonstruksi Gaza. Hasil pertemuan tersebut menyepakati rencana rekonstruksi Gaza versi Mesir yang dikenal sebagai “Tiga Tidak”, yaitu:

  1. Tidak ada pemindahan warga Palestina dari Gaza.
  2. Tidak ada kendali Israel atas Gaza.
  3. Tidak ada pemerintahan Hamas di Gaza.

Konferensi rekonstruksi lebih lanjut akan diselenggarakan pada bulan April di bawah kepemimpinan Mesir. Hamas sendiri telah menyatakan dukungan terhadap keputusan ini.

Menurut laporan media Mesir Al Ahram, semua pemimpin negara Arab yang hadir menolak keras upaya Amerika Serikat dan Israel untuk mengusir rakyat Palestina dari tanah mereka. Mereka menilai tindakan tersebut sebagai upaya pembersihan etnis dan genosida terhadap rakyat Palestina, yang juga mengancam hak mereka untuk mendirikan negara merdeka di Gaza dan Tepi Barat.

Artikel tersebut menyoroti peran kepemimpinan Mesir dalam dunia Arab, dengan para pemimpin negara dan organisasi Arab menyepakati rencana rekonstruksi yang diajukan Mesir.

Dalam laporan Al Ahram, disebutkan bahwa rencana rekonstruksi versi Mesir bertujuan untuk menyingkirkan Hamas dari kekuasaan di Gaza. Sebagai gantinya, akan dibentuk sebuah otoritas sementara yang terdiri dari negara-negara utama Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OIC), Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.

Garis besar “Tiga Tidak” dalam rencana Mesir:


✅ Warga Palestina tidak akan dipindahkan dari Gaza.
✅ Israel tidak akan diizinkan mengendalikan Gaza.
✅ Hamas tidak akan memerintah Gaza.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa selama Hamas masih berkuasa, tidak akan ada bantuan ekonomi untuk rekonstruksi Gaza dari komunitas internasional atau negara-negara Arab. 

Di sisi lain, pemerintah Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga diminta untuk berhati-hati dalam mengancam perang total terhadap Hamas, karena hanya akan memperburuk krisis dan meningkatkan penderitaan rakyat Palestina.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan bahwa Kairo akan menjadi tuan rumah Konferensi Rekonstruksi Gaza pada  April dan mendirikan dana khusus untuk rekonstruksi Gaza.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, dalam konferensi pers setelah pertemuan puncak, mengumumkan bahwa rencana rekonstruksi versi Mesir telah secara resmi diakui sebagai “Rencana Arab” (Arab Plan).

Dalam editorialnya, Al Ahram menyerukan kepada pemerintahan Trump di Amerika Serikat bahwa jika tujuan utamanya adalah menyelamatkan sandera dan membawa perdamaian serta keamanan bagi rakyat Israel, maka negosiasi damai adalah satu-satunya solusi.

AS juga diminta untuk menekan Netanyahu agar segera menerima perundingan damai dan memulai implementasi tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata di Gaza.

Melalui Telegram, Hamas menyampaikan pernyataan resminya, menyambut baik keputusan KTT Arab dan berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung rekonstruksi Gaza. Hamas juga meminta agar sumber daya yang dibutuhkan untuk keberhasilan rencana ini dapat terjamin.

Menurut laporan Al Ahram, beberapa pemimpin Hamas sebelumnya menyatakan bahwa mereka bersikap terbuka untuk mundur dari pusat kekuasaan di Gaza, asalkan mereka tidak dipaksa untuk melucuti senjata. 

Laporan ini disusun berdasarkan berita dari New Tang Dynasty Television dan media Mesir, Al Ahram

FOKUS DUNIA

NEWS