Eropa Gelar KTT Darurat Lagi, Mark Rutte: NATO Tetap Kokoh

EtIndonesia. Pada Kamis (6 Maret), para pemimpin negara-negara Eropa menggelar KTT darurat di Brussel untuk membahas penguatan pertahanan Eropa dan bantuan lebih lanjut bagi Ukraina. Setelah pertemuan ini, NATO serta para pemimpin utama Eropa menyatakan komitmennya untuk meningkatkan pertahanan melalui tindakan nyata.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa Uni Eropa akan mengalokasikan 800 miliar euro dalam investasi pertahanan.

“Rencana Re-arm Eropa menyediakan hingga 800 miliar euro untuk investasi pertahanan. Rencana ini memberi negara anggota ruang fiskal untuk berinvestasi dalam pertahanan, termasuk dalam industri pertahanan Ukraina.”

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, yang akan segera mengakhiri masa jabatannya, menegaskan bahwa selain meningkatkan anggaran pertahanan Eropa, dukungan dari Amerika Serikat tetap krusial.

“Kita harus memastikan bahwa dukungan Amerika tetap berlanjut dalam beberapa bulan dan tahun mendatang, karena pertahanan Ukraina juga bergantung pada mereka.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, dalam konferensi pers bersama menyatakan bahwa baik Presiden Trump maupun pemerintah AS tetap berkomitmen terhadap NATO.

“Hubungan dan kemitraan transatlantik tetap menjadi fondasi aliansi kita. Presiden Trump telah menegaskan komitmen Amerika terhadap NATO, serta harapannya agar Eropa meningkatkan pengeluaran pertahanannya.”

Norwegia juga mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan bantuan finansial bagi Ukraina dan menaikkan anggaran pertahanannya.

Di saat yang sama, Menteri Luar Negeri Swedia, Stina Gard, mengatakan bahwa Swedia akan ikut serta dalam operasi patroli udara NATO di Polandia, guna melindungi jalur logistik yang mendukung Ukraina.

Pada hari yang sama, Kementerian Pertahanan Inggris mengumumkan bahwa mereka akan mengirim drone serang canggih ke Ukraina, serta telah menandatangani kontrak senilai 30 juta pound sterling dengan perusahaan pertahanan AS, Anduril Industries, untuk memproduksi drone militer tersebut.

Terkait langkah-langkah pertahanan Eropa ini, Kremlin bereaksi keras terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang perluasan payung nuklir untuk melindungi sekutu Eropa.

“Dapat dipastikan bahwa Prancis lebih banyak berpikir tentang perang, dan ingin melanjutkan perang,” ujar Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Laporan dari New Tang Dynasty Television, disusun oleh Zhao Fenghua.

FOKUS DUNIA

NEWS