EtIndonesia. Di dunia ini, banyak orang yang mengalami pengalaman mendekati kematian (near-death experience, NDE) atau merasakan keluarnya jiwa dari tubuh mereka. Ketika berada di ambang kematian, apa yang sebenarnya mereka dengar atau alami? Berikut ini adalah kisah nyata dari seorang polisi Miami, Florida, bernama Joseph G., yang dia bagikan melalui situs Near-Death Experience Research Foundation (NDERF).
Pengalaman di Ambang Kematian Polisi Joseph G.
Pada saat mengalami pengalaman mendekati kematian, saya adalah seorang polisi di Florida. Saya harus pergi ke ruang gawat darurat rumah sakit karena mengalami reaksi buruk terhadap vaksin tetanus. Di ruang gawat darurat, saya disuntik dua kali dengan penisilin. Setelah suntikan kedua, saya langsung pingsan di lantai.
Tiba-tiba, saya menyadari bahwa saya melayang di atas langit-langit, melihat ke bawah pada kekacauan yang terjadi di ruang gawat darurat. Saya melihat tubuh saya terbaring di ranjang rumah sakit, melompat-lompat dan berguncang. Ruangan itu penuh dengan orang-orang yang berusaha menyelamatkan saya.
Seorang perawat yang memberikan suntikan kepada saya duduk meringkuk di sudut ruangan, hampir mengalami gangguan saraf. Saya melihat mereka menggunakan defibrilator untuk memberikan kejutan listrik pada jantung saya, tetapi tidak berhasil. Saya mendengar seseorang mengatakan bahwa saya sudah meninggal.
Seorang dokter berlari masuk ke ruangan dan meminta semua orang menyingkir. Dia memegang sebuah jarum panjang, kemudian menusukkannya langsung ke dada saya. (Catatan editor: Kasus ini terjadi pada Juli 1957, di mana saat itu tindakan penyuntikan langsung ke jantung masih dilakukan dalam prosedur darurat, meski kini sudah tidak direkomendasikan lagi.)
Kebangkitan Setelah Satu Minggu Koma
Satu minggu kemudian, saya tiba-tiba terbangun di sebuah kamar rumah sakit. Saat saya sadar, seorang dokter masuk ke dalam ruangan. Saya mengenalinya sebagai dokter yang memegang jarum panjang waktu itu.
Kalimat pertama yang saya ucapkan padanya adalah: “Saya rasa kehadiran Anda saat itu adalah hal yang baik.”
Dokter tersebut tampak sangat terkejut. Dia bertanya kepada perawat apakah saya telah berbicara dengan seseorang sebelumnya. Perawat tersebut menjawab: “Tidak ada, dia baru saja sadar dari koma.”
Seketika, dokter tersebut meminta perawat untuk memastikan tidak ada yang berbicara dengan saya sampai dia kembali, termasuk dirinya sendiri.
Mengejutkan Tim Medis dengan Cerita Pengalaman Kematian
Ketika dokter kembali, dia datang dengan membawa sekelompok besar dokter lainnya. Dia meminta saya mengulangi apa yang sebelumnya saya katakan. Saya pun mengulanginya persis seperti semula. Dokter tersebut lalu berkata bahwa seharusnya saya tidak mungkin bisa melihatnya pada saat itu, karena secara medis saya sudah dianggap meninggal.
Dia kemudian meminta saya menceritakan semua yang saya ingat. Saya mulai mendeskripsikan pemandangan yang saya lihat saat berada di luar tubuh saya. Para dokter tersebut tampak sangat terkejut, karena selama proses itu, saya dinyatakan dalam keadaan tidak sadar dan hampir mati.
Dokter yang awalnya seorang ateis tersebut kemudian mengatakan kepada saya bahwa setelah melalui pengalaman ini, dia tidak lagi meragukan adanya kehidupan setelah kematian.
Mempengaruhi Kepercayaan dan Pemberitaan di Media
Kisah ini bahkan dimuat di surat kabar Miami Herald, menyebabkan kehebohan di masyarakat untuk beberapa waktu.
Sejak mengalami pengalaman mendekati kematian, saya tidak lagi takut mati. Bahkan, saya malah menantikannya. Setelah kejadian tersebut, saya melalui banyak peristiwa yang seharusnya bisa membunuh siapa saja, tetapi saya tetap bertahan.
Sebagai contoh, saat ini leher saya mengalami patah tulang dan sedang dalam proses pemulihan. Secara medis, jika tiga ruas tulang leher teratas patah, biasanya akan menyebabkan kelumpuhan. Namun, saya masih bisa bergerak dan tetap hidup hingga saat ini.
Kisah Joseph G. ini tidak hanya menyentuh banyak orang tetapi juga menjadi bukti bahwa pengalaman mendekati kematian bisa membawa perubahan besar dalam pandangan hidup seseorang, bahkan mengubah keyakinan seorang dokter yang semula tidak mempercayai adanya kehidupan setelah mati.(jhn/yn)