AS Akan Melanjutkan Bantuan Militer dan Dukungan Intelijen ke Ukraina Setelah Permohonan PM Inggris kepada Trump

EtIndonesia. Dalam perubahan kebijakan yang signifikan, Presiden AS, Donald Trump akan mencabut larangan bantuan militer dan dukungan intelijen untuk Ukraina setelah permohonan terakhir yang diajukan oleh Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, menurut laporan yang beredar.

Langkah ini, jika benar terjadi, menandai perubahan besar dari keputusan Trump sebelumnya untuk menangguhkan semua bantuan dan berbagi intelijen dengan Kyiv—keputusan yang juga melarang sekutu seperti Inggris berbagi intelijen AS dengan Ukraina yang terus berjuang melawan Rusia.

Menurut laporan Mirror UK, Starmer berbicara langsung dengan Trump selama sekitar 20 menit menjelang perundingan perdamaian yang dijadwalkan di Arab Saudi, mendesak agar berbagi intelijen dan bantuan militer dapat dipulihkan.

Pejabat Inggris juga telah bekerja di balik layar untuk mendorong Ukraina memenuhi syarat-syarat AS guna memastikan kelanjutan dukungan tersebut. Juru bicara Downing Street mengonfirmasi bahwa perdana menteri berharap ada “hasil yang positif” dari diskusi tersebut.

“Perdana menteri mengatakan bahwa dia berharap akan ada hasil positif dari pembicaraan yang memungkinkan AS dan intelijen untuk kembali beroperasi,” kata juru bicara Downing Street.

Selain itu, Starmer dilaporkan sedang bersiap untuk mengadakan pertemuan baru dengan negara-negara yang bersedia bergabung dalam “koalisi yang bersedia” untuk membantu melindungi Ukraina setelah kemungkinan kesepakatan damai tercapai.

Berbicara di depan Partai Buruh di Parlemen, Starmer menekankan urgensi situasi tersebut: “Dunia nyata bergerak cepat dan masyarakat mengharapkan pemerintah mereka untuk menangkap momentum ini dan membentuknya demi kepentingan rakyat Inggris.”

“Itulah sebabnya saya dengan tegas menyatakan bahwa keamanan Ukraina adalah masa depan Eropa, dan dukungan kami untuk Ukraina tidak tergoyahkan. Pertahanan dan keamanan kita harus menjadi prioritas utama. Itu adalah kewajiban kita kepada rakyat Inggris,” tambahnya.

Perundingan Perdamaian Penting di Arab Saudi

Menjelang negosiasi tingkat tinggi di Arab Saudi, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio menyatakan optimisme yang hati-hati, dengan mengatakan: “Saya rasa jeda dalam bantuan ini, secara keseluruhan, adalah sesuatu yang saya harap dapat kita selesaikan. Jelas, apa yang terjadi [hari ini] akan menjadi kunci dalam hal itu.”

Namun, dia juga mengisyaratkan bahwa pemulihan dukungan AS akan disertai dengan syarat-syarat tertentu, dengan menambahkan bahwa Ukraina harus bersiap untuk melakukan langkah-langkah sulit, sebagaimana yang akan dilakukan Rusia.

Salah satu syarat potensial yang diajukan adalah Ukraina mungkin harus menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian yang lebih luas. (yn)

FOKUS DUNIA

NEWS