Bulan Darah dan Laut yang Memerah : Pertanda Perang yang akan Segera Terjadi ?


EtIndonesia.
Menurut laporan, fenomena astronomi Blood Moon akan muncul mulai larut malam pada 13 Maret hingga dini hari 14 Maret. Wilayah seperti Amerika dan Pasifik Timur dapat menyaksikan fenomena ini sepenuhnya, sementara Oseania, Jepang, dan Korea hanya bisa melihatnya saat bulan terbit dengan gerhana sebagian. Beberapa bagian Amerika Selatan bagian timur juga akan menyaksikan fenomena ini saat bulan tenggelam.

Asisten peneliti dari Planetarium Taipei, Duan Haoyuan, menjelaskan bahwa fenomena gerhana bulan terjadi ketika Bulan memasuki bayangan Bumi saat bergerak dalam orbitnya. Cahaya Matahari yang seharusnya mengenai permukaan Bulan akan terhalang oleh Bumi, sehingga Bulan tampak redup atau bahkan hilang dari pandangan. Saat memasuki fase total, Bulan sepenuhnya berada dalam bayangan Bumi. Jika masih ada cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi, maka cahaya merah akan dibiaskan dan mengenai permukaan Bulan, memberikan warna merah tua atau tembaga yang dikenal sebagai Blood Moon.

Blood Moon sebagai Pertanda Buruk dalam Sejarah

Sepanjang sejarah, setiap kali Blood Moon muncul, sering kali dikaitkan dengan perubahan besar di dunia atau bencana yang terjadi. Dalam kepercayaan kuno, Blood Moon dianggap sebagai tanda akan datangnya bencana, perang, atau pergantian kekuasaan.

Contohnya, tragedi tenggelamnya kapal feri Sewol di Korea Selatan pada 16 April 2014, yang menewaskan 304 orang, sebagian besar adalah siswa sekolah menengah. Laporan menyebutkan bahwa sehari sebelum kejadian tragis ini terjadi, sebuah Blood Moon muncul di langit.

Kasus lain adalah Blood Moon pada 16 Juli 2019, beberapa bulan sebelum pandemi COVID-19 mulai menyebar ke seluruh dunia. Laporan menunjukkan bahwa kasus pertama COVID-19 mungkin sudah ada di Tiongkok sejak Oktober 2019, jauh lebih awal dari yang diumumkan secara resmi oleh Pemerintah Tiongkok. Pandemi ini kemudian menyebar secara global dan menyebabkan kematian jutaan orang.

Bahkan dalam catatan sejarah kuno, seperti dalam “Sejarah Dinasti Ming”, disebutkan bahwa pada tahun keempat pemerintahan Kaisar Chongzhen (1628-1644), pada malam perayaan Yuanxiao (Festival Lentera), Matahari tampak berwarna merah darah, membuat semua benda yang disinarinya tampak merah. Beberapa hari kemudian, fenomena serupa terjadi, dan setelah itu, bencana kelaparan serta pemberontakan besar-besaran melanda Tiongkok.

Blood Moon dan Hubungannya dengan Perayaan Purim

Fenomena Blood Moon kali ini bertepatan dengan perayaan Purim, sebuah hari raya dalam tradisi Yahudi yang memperingati bagaimana bangsa Yahudi selamat dari pemusnahan massal di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia (sekarang Iran).

Amanda Grace, seorang figur keagamaan dan pengamat peristiwa profetik, menyatakan bahwa Purim yang bertepatan dengan Blood Moon merupakan momen unik dengan makna profetik yang kuat. Menurutnya, ini adalah waktu suci yang menandakan pengungkapan rahasia besar yang telah lama tersembunyi, di mana kejahatan akan dihakimi dan jalan pemulihan akan terbuka.

Darah di Laut: Fenomena Misterius di Iran

Fenomena alam yang menambah ketegangan terjadi di Iran, wilayah yang secara historis terkait dengan peristiwa Purim. Baru-baru ini, hujan deras melanda wilayah pesisir Iran yang kaya akan sumber daya mineral, menyebabkan pantai terkenal di sana berubah menjadi merah darah.

Ratusan orang berkumpul di Pantai Perak dan Merah di Pulau Hormuz untuk menyaksikan air hujan bercampur dengan tanah kaya zat besi, membentuk aliran merah seperti darah yang mengalir dari batuan wisata hingga ke laut. Fenomena ini meninggalkan pemandangan yang menakutkan di sepanjang pantai.

Peristiwa ini terjadi tepat sebelum perayaan Purim dan munculnya Blood Moon, serta terjadi di Persia kuno, yang kini merupakan Iran. Hal ini membuat sebagian orang percaya bahwa fenomena ini adalah pertanda perang besar yang akan datang.

Iran, Rusia, dan Tiongkok Melakukan Latihan Militer Bersama

Sementara itu, di tengah ketegangan yang semakin meningkat, Iran bersama Rusia dan Tiongkok sedang menggelar latihan militer gabungan selama tiga hari.

Dengan adanya Blood Moon, laut yang berubah merah darah di Iran, serta eskalasi militer di kawasan, banyak yang percaya bahwa dunia sedang memasuki musim perang.

Apakah ini hanya kebetulan? Atau apakah semua fenomena ini benar-benar pertanda bahwa akan segera terjadi peristiwa besar ? (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS