Skandal “Insiden Urin” di Haidilao: 4.109 Pelanggan Terdampak, Ganti Rugi Lebih dari Rp 22 Miliar 

EtIndonesia. Jaringan restoran hotpot terkenal di Tiongkok, Haidilao, baru-baru ini diterpa skandal “Insiden Urin,” yang memicu kehebohan di media sosial. Netizen bahkan bercanda bahwa satu kali buang air kecil oleh seorang anak nakal telah menyebabkan Haidilao merugi hingga jutaan yuan. Namun, siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas insiden ini?

 “Akhirnya, kasus buang air kecil di Haidilao mendapatkan keputusan penanganannya,” kata seorang influencer media sosial di Tiongkok. 

Pada 12 Maret, akun resmi Weibo Haidilao mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya akan mengganti rugi semua pelanggan yang makan di gerai Haidilao Shanghai Bund dari 24 Februari hingga 8 Maret, dengan mengembalikan biaya makan pada hari itu serta memberikan kompensasi tambahan 10 kali lipat dari jumlah tersebut.

Jika dihitung berdasarkan rata-rata RMB.300 per transaksi, total ganti rugi yang harus dibayar Haidilao diperkirakan melebihi RMB.10 juta . Namun, banyak konsumen yang tidak puas dengan tindakan ini, menganggapnya sebagai upaya terlambat yang tidak cukup untuk memulihkan kepercayaan publik. Setelah pengumuman ini dirilis, topik tersebut kembali menjadi viral di media sosial.

Menurut keterangan dari Haidilao, insiden ini terjadi pada 24 Februari dini hari. Dua remaja berusia 17 tahun, Tang dan Wu, makan di ruang privat Haidilao cabang Shanghai Bund. Setelah selesai makan, mereka buang air kecil ke dalam hotpot lalu mengunggah video aksi mereka ke internet untuk pamer.

Staf yang bertugas di restoran saat itu tidak segera menyadari kejadian tersebut, tetapi setelah video menyebar luas di dunia maya, insiden ini memicu kemarahan publik. 

Haidilao baru melaporkan kejadian tersebut ke polisi pada 6 Maret. Meskipun restoran tersebut kemudian melakukan sterilisasi dan mengganti peralatan makan, para pelanggan tetap merasa trauma, karena banyak dari mereka mungkin telah menggunakan peralatan yang telah terkontaminasi.

Komentar masyarakat Tiongkok:  “Kerugian Haidilao kali ini bukan hanya RMB.20 juta , tetapi juga kepercayaan pelanggan.”

Dalam beberapa tahun terakhir, perilaku buruk dan tindak kriminal di kalangan remaja di Tiongkok semakin marak. Para analis percaya bahwa fenomena ini merupakan akibat dari sistem pemerintahan otoriter Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pengamat politik Lan Shu:  “Fenomena ini adalah salah satu tanda kehancuran budaya sosial di Tiongkok. Penyebab utamanya adalah kebijakan PKT yang, sejak berkuasa, telah secara sistematis menghancurkan budaya tradisional Tiongkok. Akibatnya, masyarakat kehilangan norma dan aturan perilaku.”

Zhang Junjie, mahasiswa Tiongkok di Amerika Serikat:  “Pendidikan di sekolah gagal, pendidikan dalam keluarga juga gagal, dan lingkungan budaya sosial pun tidak mendukung perkembangan yang sehat. Anak-anak ini tidak mendapatkan perhatian dari sekolah, tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga, dan juga tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat. Karena itu, kita melihat berbagai fenomena aneh di masyarakat Tiongkok.”

Saat ini, kedua remaja tersebut telah dikenakan hukuman penahanan administratif oleh pihak kepolisian. Pada 10 Maret, Haidilao juga mengajukan gugatan perdata ke pengadilan untuk meminta pertanggungjawaban mereka atas insiden tersebut. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS