Di tengah kebuntuan dalam negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas, pada Jumat (14/3/2025), Hamas menyatakan bahwa mereka setuju untuk membebaskan satu-satunya sandera Amerika Serikat yang masih hidup. Namun, syaratnya adalah Israel harus melanjutkan negosiasi tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata. Israel pun memberikan tanggapannya.
EtIndonesia. Dalam pernyataannya pada Jumat, Hamas mengatakan bahwa setelah menerima usulan dari mediator untuk melanjutkan tahap kedua perundingan gencatan senjata, mereka bersedia membebaskan sandera Amerika terakhir yang masih hidup, Idan Alexander, yang memiliki kewarganegaraan ganda Amerika-Israel.
Idan Alexander, 21 tahun, berasal dari New Jersey, Amerika Serikat, dan pernah bertugas di militer Israel. Hingga Jumat, ia telah ditahan selama 525 hari.
Selain itu, Hamas juga menyatakan kesediaannya untuk mengembalikan jenazah empat sandera lainnya yang berkewarganegaraan ganda Amerika-Israel.
Namun demikian, Hamas menetapkan beberapa syarat untuk pembebasan sandera Amerika serta pengembalian jenazah, yakni Israel harus melanjutkan negosiasi tahap kedua gencatan senjata, membuka kembali jalur perbatasan, dan mencabut blokade yang telah diberlakukan Israel sejak dua minggu lalu.
Israel segera menanggapi pernyataan ini dengan menyebutnya sebagai taktik perang psikologis dari Hamas dan menegaskan bahwa mereka tidak akan menerimanya.
Negosiasi tahap kedua gencatan senjata saat ini masih mengalami kebuntuan. Israel menyatakan ingin memperpanjang perjanjian gencatan senjata tahap pertama, sebuah usulan yang mendapat dukungan dari utusan khusus Amerika Serikat, Steve Witkoff. Namun, Hamas bersikeras bahwa mereka hanya akan melanjutkan pembebasan sandera jika negosiasi memasuki tahap kedua gencatan senjata.
Sementara itu, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir terus berupaya menjembatani perbedaan antara Hamas dan Israel demi melanjutkan perundingan serta membebaskan sandera yang masih ditahan di Gaza, sekaligus mengakhiri konflik di wilayah tersebut.
Selain itu, menurut laporan media, Amerika Serikat dan Israel sedang melakukan pembicaraan dengan pejabat dari Sudan, Somalia, dan Somaliland di Afrika Timur untuk membahas kemungkinan pemindahan pengungsi Palestina dari Gaza ke wilayah mereka.
Namun, pada Jumat, menteri luar negeri Somalia dan Somaliland menyatakan bahwa mereka belum menerima usulan tersebut, sementara pemerintah Sudan dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan menerima rencana relokasi semacam itu. (Hui)
Sumber : NTDTV.com