EtIndonesia. Presiden AS, Donald Trump kembali mengeluarkan perintah untuk memangkas berbagai lembaga federal, termasuk media yang didanai oleh pemerintah seperti Voice of America (VOA). Media AS melaporkan bahwa gedung VOA telah dikunci dan karyawannya diperintahkan untuk mengambil cuti massal.
Pada Sabtu (15/3), Penasihat Khusus Badan Media Global AS (U.S. Agency for Global Media atau USAGM), yang juga mantan pembawa berita, Kari Lake, mengumumkan di platform sosial X: “Presiden telah menandatangani perintah eksekutif berjudul ‘Melanjutkan Pengurangan Birokrasi Federal’, yang mencakup Badan Media Global AS dan lembaga-lembaga di bawahnya, termasuk Voice of America (VOA) dan Office of Cuba Broadcasting (OCB).”
Dia juga mengingatkan para pegawai lembaga terkait untuk segera mengecek email mereka guna memperoleh informasi lebih lanjut.
Lake secara resmi menjadi penasihat khusus USAGM pada akhir Februari. Lembaga ini mengelola berbagai media yang didanai oleh Pemerintah AS, termasuk Voice of America (VOA), Radio Free Asia (RFA), Office of Cuba Broadcasting (OCB), Radio Free Europe (RFE), serta Middle East Broadcasting Networks (MBN).
Sebelumnya, Trump telah menunjuk Lake sebagai kepala VOA, dan saat ini dia masih menunggu konfirmasi resmi atas pengangkatannya.
Sebelum pengumuman dari Lake, Trump telah menandatangani perintah eksekutif pada Jumat untuk memangkas skala operasional USAGM serta mereformasi enam lembaga federal lainnya. Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintahan Trump untuk merampingkan birokrasi federal.
Menurut laporan National Public Radio (NPR), setelah Trump menandatangani perintah eksekutif pada Jumat malam, para jurnalis VOA yang kembali bekerja pada Sabtu pagi menemukan bahwa kantor mereka telah dikunci, dan kebijakan cuti massal tanpa batas waktu telah diberlakukan.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa lebih dari 1.000 pegawai Voice of America dan Office of Cuba Broadcasting terdampak oleh kebijakan ini.
Sebelumnya, pada Kamis (13 Maret), Lake telah mengumumkan di platform X bahwa ia akan membatalkan sejumlah kontrak berita yang mahal dan dianggap tidak perlu oleh USAGM, termasuk kontrak senilai jutaan dolar dengan Associated Press (AP), Reuters, dan AFP.
“Kita seharusnya bisa membuat berita kita sendiri,” tegasnya.
Pada 8 Februari, Richard Grenell, Duta Besar AS untuk misi khusus pemerintahan Trump, menuliskan di platform X: “Radio Free Europe dan Voice of America dibiayai oleh pembayar pajak Amerika. Mereka adalah media milik pemerintah. Media ini penuh dengan aktivis sayap kiri. Saya telah bekerja dengan jurnalis-jurnalis ini selama puluhan tahun. Ini adalah peninggalan masa lalu. Kita tidak perlu media yang didanai pemerintah.”
Pada 9 Februari, Elon Musk, pemimpin Department of Government Efficiency (DOGE), mengutip dan menyukai unggahan tersebut di X, serta berkomentar, “Ya, tutup saja semuanya.”
Selain pemangkasan USAGM, perintah eksekutif yang ditandatangani Trump pada Jumat juga menargetkan enam lembaga federal lainnya, yaitu:
- Badan Mediasi dan Konsiliasi Federal (Federal Mediation and Conciliation Service)
- Pusat Internasional Woodrow Wilson untuk Cendekiawan (Woodrow Wilson International Center for Scholars)
- Institut Layanan Museum dan Perpustakaan (Institute of Museum and Library Services)
- Dewan Antar Lembaga AS untuk Tunawisma (U.S. Interagency Council on Homelessness)
- Dana Lembaga Keuangan Pembangunan Komunitas (Community Development Financial Institutions Fund)
- Badan Pengembangan Bisnis Minoritas (Minority Business Development Agency)
Dalam perintah eksekutif tersebut, Trump menginstruksikan agar lembaga-lembaga tersebut “menghentikan semua program operasional yang tidak diwajibkan oleh hukum” dan “mengurangi fungsi utama serta jumlah staf mereka ke batas minimum yang diwajibkan secara hukum”. (jhn/yn)