EtIndonesia. Wabah penyakit terus menyebar di Tiongkok, dengan berbagai virus menyebar secara bersamaan. Rumah sakit penuh sesak dengan pasien, sementara krematorium di berbagai daerah juga kewalahan akibat meningkatnya jumlah kematian mendadak. Menurut sumber yang mengetahui situasi ini, beberapa provinsi di Tiongkok telah mengalami wabah flu burung pada manusia, tetapi pemerintah PKT menyembunyikan fakta tersebut.
Seorang blogger Tiongkok memperingatkan, “Wabah flu burung kali ini sangat serius! Jangan anggap remeh. Di Provinsi Shandong, wabah ini telah menyebar luas. Di Anhui dan Weifang, jumlah korban luka dan kematian terus meningkat.”
Sumber lain yang berbicara kepada Epoch Times mengungkapkan bahwa Guangdong dan Guangxi juga mengalami kasus infeksi flu burung pada manusia. Di Shenzhen, selain flu burung, juga terjadi penyebaran virus influenza A (flu musiman), COVID-19, dan norovirus, yang menyebabkan situasi semakin memburuk dengan banyaknya korban jiwa. Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Shenzhen meningkatkan tingkat risiko norovirus menjadi “sedang.”
Seorang blogger lain menambahkan, “Norovirus ini sangat berbahaya. Jika satu anggota keluarga terinfeksi, hampir pasti seluruh keluarga juga akan terjangkit. Virus ini menyebar sangat cepat dan bermutasi dengan kecepatan tinggi.”
Namun, pada 13 Maret, CDC Tiongkok menyatakan bahwa dalam pengujian minggu lalu, mereka tidak menemukan patogen baru atau penyakit menular baru. Menurut mereka, tingkat penyebaran influenza juga telah menurun ke level yang lebih rendah.
Kenyataannya, warga setempat melaporkan bahwa rumah sakit penuh sesak dan banyak orang di sekitar mereka yang meninggal dunia. Beberapa dokter juga mengkonfirmasi bahwa banyak generasi muda yang lahir pada tahun 1980-an tiba-tiba mengalami kematian mendadak, tetapi informasi ini disensor oleh pihak berwenang.
Dokter Zhang Liang dari Jiangsu mengatakan, “Kasus kematian mendadak ini cukup banyak. Saya bekerja di bidang yang berkaitan dengan hal ini, dan banyak korban masih muda, berusia 30 hingga 40 tahun. Dari segi medis, sebagian besar kasus ini disebabkan oleh masalah jantung, seperti serangan jantung. Fenomena ini sebenarnya sudah meningkat sejak pandemi. Namun, dalam sertifikat kematian mereka, penyebabnya hanya dicatat sebagai kematian mendadak akibat masalah jantung.”
Seorang warga Guangxi, Chen, juga membenarkan laporan ini: “Banyak anak muda yang meninggal mendadak. Bahkan keluarga saya sendiri mengalaminya. Ada beberapa pejabat desa yang saya kenal, berusia 30 hingga 40 tahun, yang juga meninggal mendadak.”
Karena meningkatnya angka kematian, banyak krematorium di berbagai daerah mengalami antrian panjang untuk proses kremasi. Di beberapa desa, praktik pemakaman tradisional (penguburan) mulai diizinkan kembali.
Seorang warga Chengdu, Sichuan, bernama Zuo, mengungkapkan: “Sekarang pemakaman tradisional semakin banyak dilakukan. Biasanya, semua jenazah harus dikremasi, tetapi sekarang di beberapa tempat, penguburan masih diperbolehkan. Jumlah kematian sangat tinggi. Selama masih ada lahan di desa, biasanya mereka akan dikuburkan di sana.”
Namun, pemerintah PKT terus menutupi dan tidak melaporkan data kematian ini.
Seorang warga Shanghai, Wang, menambahkan: “Sebagian besar yang meninggal mendadak ini berusia antara 20 hingga 50 tahun, dan kebanyakan di sekitar usia 50. Jumlahnya sangat banyak, jauh lebih banyak dibanding sebelumnya. Tetapi informasi ini tidak diumumkan ke publik, tidak transparan. Kami hanya tahu bahwa fenomena ini benar-benar ada.”
Pendiri Falun Gong, Master Li Hongzhi, pernah memberi petunjuk : “Menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat, karena di belakangnya adalah iblis merah, perilaku permukaannya adalah berandal, bahkan berani melakukan segala kejahatan. Dewa akan mulai memberantasnya, dan mereka yang berdiri di pihaknya juga akan disingkirkan.” (Hui)
Sumber : NTDTV.com