EtIndonesia. Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan pada Selasa (19/3) mengatakan bahwa percakapan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Amerika, Serikat Donald Trump menunjukkan bahwa Rusia tidak memiliki niat untuk “mengalah” dalam isu Ukraina. Uni Eropa juga menegaskan bahwa mereka tidak dapat menerima tuntutan Kremlin untuk menghentikan bantuan militer ke Kyiv.
Menurut laporan AFP, Perwakilan Tinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan: “Setelah melihat catatan dari pertemuan telepon tersebut, sangat jelas bahwa Rusia tidak berniat memberikan konsesi apa pun.”
Dalam percakapan itu, Putin menyetujui permintaan Trump untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina, tetapi menolak gencatan senjata secara menyeluruh kecuali negara-negara Barat menghentikan seluruh bantuan militer ke Kyiv.
Kallas dengan tegas menyatakan bahwa Uni Eropa “tidak dapat menerima” tuntutan dari Kremlin.
“Yang diinginkan Rusia adalah membuat Ukraina benar-benar tanpa pertahanan,” ujar Kallas. “Jika mereka berhasil menghentikan bantuan militer ke Ukraina, maka mereka bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan, karena Ukraina tidak lagi memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri.”
Beberapa jam setelah percakapan antara Trump dan Putin, ledakan serta sirene serangan udara kembali terdengar di Ukraina. Rusia melancarkan gelombang baru serangan udara ke wilayah Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengungkapkan bahwa serangan Rusia menargetkan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit. Dia juga menuduh Rusia telah menolak secara de facto proposal gencatan senjata yang didukung oleh Amerika Serikat.(jhn/yn)