Menhan Israel Beri Ultimatum: Hamas Harus Serahkan Seluruh Sandera yang Tersisa

Rekaman video yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan bahwa pasukan Israel telah memulai operasi darat baru di Gaza. Pada Rabu (19 Maret), Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, memberikan ultimatum kepada Hamas untuk segera membebaskan semua sandera yang masih ditahan. Jika tidak, mereka akan menghadapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

EtIndonesia. Pada 19 Maret, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan bahwa operasi pemberantasan Hamas baru saja dimulai. Ia mendesak Hamas untuk segera menyerahkan semua sandera.

“Evakuasi warga sipil dari zona perang akan segera dimulai kembali. Jika seluruh sandera Israel tidak dibebaskan dan Hamas tidak diusir dari Gaza, Israel akan mengambil tindakan yang belum pernah kalian lihat sebelumnya,” ujarnya. 

Selama gencatan senjata di Gaza, ribuan warga Palestina telah kembali ke rumah mereka, tetapi kini mereka menghadapi perintah evakuasi baru.

Pada hari yang sama, militer Israel merilis video yang menunjukkan pasukan mereka terus beroperasi di wilayah tengah Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, militer Israel menyatakan bahwa mereka telah melancarkan operasi darat terbatas untuk merebut kembali bagian dari jalur penting di Gaza.

Pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 20 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel.

Israel juga mengeluarkan pernyataan bahwa pasukannya menyerang sebuah pos Hamas di Gaza utara, di mana kelompok tersebut sedang bersiap untuk menyerang Israel.

Pada hari yang sama, sebuah serangan menghantam kompleks kantor PBB di Gaza, menewaskan seorang staf PBB dan melukai lima orang lainnya.

Jorge Dacilva, Direktur Eksekutif Kantor Pelayanan Proyek PBB mengatakan: “Setelah ledakan di Deir al-Balah, seorang kolega kami di Kantor Pelayanan Proyek kehilangan nyawanya di Gaza.” Ia juga menyatakan bahwa ledakan tersebut bukan kecelakaan, tetapi ia menolak mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sejak serangan Israel pada Selasa (18 Maret), sedikitnya 436 warga Palestina  tewas di Gaza.

Pada Selasa dini hari, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza, mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 19 Januari.

Kedua pihak saling menyalahkan atas pelanggaran perjanjian gencatan senjata. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Hamas menolak syarat perpanjangan gencatan senjata yang diajukan oleh AS dan Israel, sehingga perang kembali berkobar.

Pemerintah Israel menyatakan bahwa Hamas masih menahan 24 sandera Israel yang masih hidup serta 35 jasad sandera yang telah dibunuh. Netanyahu memperingatkan bahwa serangan udara ke Gaza baru saja dimulai dan negosiasi hanya akan berlangsung di tengah pertempuran.

Pada Rabu, Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II di Paris. Dalam konferensi pers, Macron menyerukan agar kedua belah pihak menghentikan permusuhan dan segera melanjutkan perundingan damai.

Emmanuel Macron:”Permusuhan harus segera dihentikan, dan perundingan yang tulus harus dilanjutkan di bawah mediasi Amerika Serikat. Ini adalah sesuatu yang kita berhutang kepada AS untuk mencapai gencatan senjata pertama.”

Kantor Macron menyatakan bahwa ia dan Raja Abdullah II juga membahas pentingnya mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza serta pemulihan pasokan air dan listrik. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS