Li Ka-shing Jual Pelabuhan, PKT Naik Pitam – Orang Dalam Bongkar Rahasia

EtIndonesia. Baru-baru ini, keputusan konglomerat Hong Kong Li Ka-shing  menjual pelabuhan di Terusan Panama membuat Partai Komunis Tiongkok (PKT) marah besar. Media milik pemerintah Tiongkok segera melancarkan serangan propaganda, bahkan kepala eksekutif Hong Kong ikut mengecamnya. Mengapa transaksi ini membuat Beijing begitu berang? Orang dalam pun membocorkan alasan di baliknya.

Li Ka-shing Jual 43 Pelabuhan, Termasuk di Terusan Panama

Perusahaan CK Hutchison Holdings, yang dimiliki oleh Li Ka-shing, baru-baru ini mengumumkan penjualan bisnis pelabuhan mereka di 43 lokasi di 23 negara kepada konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan investasi Amerika, BlackRock. Kesepakatan ini mencakup Pelabuhan Balboa dan Cristobal, yang terletak di kedua ujung Terusan Panama.

Keputusan ini memicu kemarahan Beijing. Sejak 13 Maret, surat kabar pro-Beijing di Hong Kong, Ta Kung Pao, mulai menerbitkan berbagai artikel yang menyerang Li Ka-shing dengan tuduhan “mengkhianati negara”. Kantor Urusan Hong Kong dan Makau serta Kantor Penghubung Beijing di Hong Kong juga ikut menuduhnya.

Pada 17 dan 18 Maret, mantan dan petahana kepala eksekutif Hong Kong turut mengkritik Li Ka-shing secara terbuka.

Tang Jingyuan, Analis Politik:  “BlackRock hanya membeli pelabuhan yang berada di luar wilayah Tiongkok dan Hong Kong. Ini semua adalah pelabuhan asing, bukan aset milik PKT. Sekarang, PKT justru ikut campur dalam transaksi ini, menunjukkan sifat aslinya sebagai kekuatan yang ingin mendominasi dan menindas.”

Salah satu pelabuhan yang dijual, Pelabuhan Cristobal, terletak di pintu keluar Atlantik Terusan Panama—lokasi yang sangat strategis.

Saat masih menjabat, mantan Presiden AS Donald Trump berjanji akan mengambil kembali kendali atas Terusan Panama, karena melihat pengaruh besar PKT di sana sebagai ancaman bagi ekonomi dan keamanan nasional Amerika.

Qin Peng, Analis Politik dan Ekonomi:  “PKT telah lama berupaya menguasai pelabuhan di seluruh dunia untuk memperkuat ambisi geopolitiknya. Kini, Xi Jinping mulai panik karena strategi itu terancam runtuh.”

Terusan Panama sangat penting bagi jalur perdagangan PKT di Amerika Latin dan Karibia. Para analis menilai, jika Amerika Serikat menguasai pelabuhan-pelabuhan ini, rencana ‘Belt and Road Initiative’ (BRI) PKT akan terpukul keras.

Qin Peng:  “PKT menggunakan kendali atas pelabuhan sebagai alat untuk mengubah pengaruh ekonominya menjadi kekuatan politik dan militer. Oleh karena itu, setiap upaya yang menggagalkan strategi ini dianggap sebagai ancaman bagi ambisi global mereka.”

Menurut laporan The Wall Street Journal, PKT awalnya ingin menggunakan pelabuhan Panama sebagai alat negosiasi dengan pemerintahan Trump. Namun, penjualan ini justru membuat pejabat tinggi PKT panik dan merasa bahwa Li Ka-shing telah mengkhianati kepentingan Beijing.

Di sisi lain, menurut Yuan Hongbing, seorang pakar hukum di Australia, PKT sebenarnya ingin membeli pelabuhan-pelabuhan ini melalui perusahaan milik negara, tetapi keluarga elite penguasa PKT lebih memilih menjualnya ke Amerika Serikat.

Yuan Hongbing:  “Mereka takut jika terjadi konflik besar antara Xi Jinping dan Trump—misalnya, perang di Selat Taiwan—maka Barat akan menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Tiongkok, seperti yang dilakukan terhadap Rusia. Banyak aset pejabat Rusia telah dibekukan oleh negara-negara Barat. Elite PKT khawatir mereka akan mengalami hal yang sama.”

Meskipun menuai kontroversi, CK Hutchison Holdings menyatakan bahwa transaksi ini murni bersifat bisnis dan tidak ada kaitannya dengan politik. Kesepakatan ini dijadwalkan akan diselesaikan pada 2 April. (Hui)

Laporan oleh Tang Rui dan Luo Ya, New Tang Dynasty Television

FOKUS DUNIA

NEWS