EtIndonesia. Pada tahun 2006, Kosugi dan pacarnya tinggal di San Antonio, Texas, AS. Suatu malam setelah pulang kerja, dia mendapat kabar bahwa pacarnya sedang berada di kantor polisi karena mengalami gangguan emosional setelah menerima berita duka tentang kematian ayahnya. Dalam keadaan panik, pacarnya ingin segera pergi ke Birmingham, Alabama. Namun, Kosugi merasa dia perlu menenangkan diri terlebih dahulu. Setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk menghadiri pemakaman terlebih dahulu dan kemudian mengunjungi beberapa teman di perjalanan pulang sebagai bentuk pelampiasan emosi.
Beberapa hari kemudian, mereka berangkat pada pagi hari dan tiba di rumah orangtua pacarnya keesokan paginya. Pada sore hari, mereka kembali melanjutkan perjalanan pulang. Kali ini, Kosugi yang mengambil alih kemudi karena khawatir dengan kondisi pacarnya.
Mereka menyusuri Interstate 10 dan tiba di New Orleans sekitar pukul 23: 30 malam. Karena perjalanan panjang membuat mereka kelaparan, Kosugi meminta pacarnya untuk memperhatikan rambu-rambu di jalan tol yang menunjukkan lokasi restoran dan pom bensin. Namun, pacarnya gagal menjadi navigator yang baik dan justru memberikan petunjuk yang salah. Akibatnya, mereka keluar di pintu tol yang salah dan berkendara di jalanan biasa, melewati beberapa blok tanpa menemukan tempat makan.
Saat Kosugi hendak kembali ke jalan tol, pacarnya tiba-tiba menunjuk sebuah bangunan dan berkata: “Lihat, ada makanan di sana!”
Dia meminta Kosugi menepikan mobil. Di depan mereka terlihat sebuah rumah dua lantai biasa dengan dua papan neon yang menyala terang bertuliskan “Buka” dan “Lezat”. Namun, selain itu, bangunan tersebut tampak seperti rumah tinggal biasa, yang membuat Kosugi sedikit ragu.
Saat ia masih berpikir, pintu rumah itu tiba-tiba terbuka, dan seorang wanita kulit hitam berusia sekitar 50-an keluar serta melambaikan tangan kepada mereka. Dengan ramah, wanita itu mengajak mereka masuk. Begitu masuk, Kosugi dan pacarnya menyadari bahwa mereka adalah satu-satunya pelanggan di dalam restoran. Wanita itu segera memberikan menu sederhana yang ditulis tangan. Kosugi memesan nasi sosis, sementara pacarnya memilih jambalaya.
Sepanjang waktu makan, suasana terasa sangat nyaman. Wanita itu sangat ramah dan terus mengobrol serta bercanda dengan mereka. Selain dia, ada seorang pelayan perempuan lain yang selalu tersenyum dan sibuk bekerja tanpa banyak bicara.
Setelah makan, Kosugi hendak membayar tagihan, tetapi wanita itu menolak menerima uang. Dia menjelaskan bahwa makanan yang mereka makan adalah sisa bahan dari hari itu, sehingga mereka tidak perlu membayar. Kosugi dan pacarnya merasa tidak enak, tetapi wanita itu tetap bersikeras tidak mau menerima uang sepeser pun. Sebelum pergi, saat wanita itu masuk ke dapur untuk membantu pelayan lainnya, Kosugi diam-diam meninggalkan uang tunai sebesar 40 dolar di bawah piring sebagai tanda terima kasih.
Saat mereka meninggalkan restoran, wanita itu mengantar mereka sampai ke luar dan melambaikan tangan. Begitu mobil mereka mulai berjalan menjauh, papan neon restoran itu dimatikan. Kosugi dan pacarnya menoleh ke belakang untuk memastikan mereka mengingat lokasi restoran itu. Malam itu, pengalaman mereka begitu menyenangkan, dan mereka berpikir untuk kembali lagi ke restoran tersebut suatu hari nanti.
Namun, seminggu kemudian, ketika mereka benar-benar ingin mengunjungi tempat itu lagi, mereka mengalami kejadian yang aneh.
Mereka menyusuri jalan tol dalam waktu yang cukup lama sebelum akhirnya menemukan pintu keluar yang sama seperti sebelumnya. Setelah beberapa saat berkendara di jalanan kota, mereka tiba di daerah yang terlihat mirip dengan tempat yang mereka kunjungi malam itu. Mereka menemukan sebuah bangunan yang tampak serupa dengan restoran tersebut. Namun, ketika mereka masuk dan bertanya ke dalam sebuah toko pakaian bekas yang berada di dekatnya, wanita pemilik toko terlihat bingung saat mereka bertanya tentang restoran itu.
Namun, ketika mereka mulai mendeskripsikan wanita yang melayani mereka malam itu, ekspresi pemilik toko berubah. Dengan tersenyum, dia berkata: “Oh, kalian bertemu Rosie. Dia suka membantu orang.”
Wanita itu kemudian mengatakan sesuatu yang mengejutkan Kosugi dan pacarnya.
“Kalian tidak akan menemukan bangunan itu, karena tempat itu sebenarnya tidak ada. Kadang-kadang, dia muncul sebagai rumah, kadang sebagai toko, tetapi Rosie dan asistennya yang selalu tersenyum akan selalu berada di dalamnya,” katanya.Dia kemudian menambahkan: “Kalian sangat beruntung. Tidak semua orang yang membutuhkan bantuan bisa bertemu dengan Rosie. Kalian adalah orang-orang beruntung yang mendapatkan kesempatan untuk menikmati kehangatan dan keramahan darinya.” (jhn/yn)