Tesla Diserang dengan Cara Mirip Revolusi Kebudayaan, Departemen Kehakiman AS: Terorisme Tidak Akan Ditoleransi

Dalam beberapa waktu terakhir, aksi kekerasan terhadap Tesla terjadi di berbagai wilayah di Amerika Serikat. Serangan ini dilakukan oleh kelompok yang menentang Elon Musk dan Departemen Efisiensi Pemerintah yang dipimpinnya. Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa tindakan ini setara dengan terorisme domestik, dan para pelaku akan menghadapi konsekuensi hukum.

EtIndonesia.  Pada Kamis, 20 Maret, Jaksa Agung AS Pam Bondi mengecam serangkaian serangan terhadap Tesla dan mengumumkan bahwa beberapa pelaku telah didakwa. Ia menegaskan bahwa siapa pun yang terlibat dalam gelombang terorisme domestik yang menargetkan properti Tesla akan dijebloskan ke penjara.

Sejak Januari tahun ini, dealer dan pabrik Tesla menjadi target serangan oleh kelompok yang menentang Musk dan kebijakan pemerintah saat ini.

Pada Selasa, 18 Maret, sebuah pabrik Tesla di Las Vegas mengalami perusakan, dengan lima mobil Tesla dirusak, dua di antaranya dibakar habis, dan pintu gedung dicoret dengan grafiti.

Sehari sebelumnya, pada Senin, 17 Maret, di Kansas City, dua unit Tesla Cybertruck diduga dibakar di sebuah dealer Tesla. Kasus serupa juga terjadi di Seattle pada 10 Maret, di mana empat unit Cybertruck dibakar.

Pada 7 Maret, sebuah stasiun pengisian Tesla di Carolina Selatan dibakar oleh pelaku yang tidak dikenal. Di Oregon, dealer Tesla mengalami insiden penembakan pada 6 dan 13 Maret, yang menyebabkan kerusakan serius pada mobil serta jendela showroom.

Selain rangkaian kekerasan ini, pada Senin, 18 Maret, sebuah situs web bernama “DOGEQUEST” diluncurkan. Situs ini mengklaim telah mengumpulkan daftar informasi pribadi pemilik Tesla dan pegawai Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

Merespons kejadian ini, Elon Musk pada Selasa, 19 Maret, menulis di platform X bahwa “menghasut penghancuran Tesla di seluruh negeri adalah bentuk ekstrem dari terorisme domestik.”

Sementara itu, Vancouver International Auto Show mengumumkan pada Selasa, 19 Maret, bahwa Tesla tidak lagi diizinkan berpartisipasi dalam acara tersebut. Panitia menyatakan bahwa mereka telah beberapa kali meminta Tesla untuk mundur dan berkomitmen untuk memastikan keamanan peserta, peserta pameran, dan staf.

Saat ini, FBI dan ATF (Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak AS) sedang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyelidiki serangan terhadap Tesla.

Laporan dari New Tang Dynasty Television, Jurnalis Guo Yuexi, Amerika Serikat.

FOKUS DUNIA

NEWS