Sejak musim dingin tahun lalu, pandemi terus menyebar di berbagai wilayah di Tiongkok. Banyak warga melaporkan bahwa semakin banyak orang lanjut usia yang meninggal dunia secara mendadak. Saat menghadiri pemakaman kerabat dan teman, mereka menemukan bahwa rumah duka mengalami ekspansi besar-besaran dan jumlah kuburan baru di pedesaan meningkat drastis
EtIndonesia. Beberapa warga mengungkapkan bahwa sejak musim dingin, banyak orang lanjut usia yang meninggal dunia dengan mendadak. Namun demikian, pihak berwenang menyembunyikan informasi mengenai pandemi. Bahkan, media dalam negeri tidak melaporkannya sama sekali.
“Banyak yang terkena flu, dan banyak yang meninggal di usia 40 hingga 70 tahun. Penyakit yang paling sering menjadi penyebabnya adalah masalah paru-paru serta penyakit kardiovaskular. Jika memiliki penyakit bawaan, sulit bertahan. Banyak orang tua dari teman-teman saya yang meninggal dunia. Kami baru saja membangun rumah duka yang sangat besar, ukurannya lima hingga delapan kali lebih besar dari rumah duka sebelumnya,” kata warga Baotou, Mongolia Dalam, Liu (nama disamarkan) yang disiarkan NTD, Sabtu (22/3/2025).
Seorang warga di Dujiangyan, Sichuan, Zhang (nama disamarkan) juga mengungkapkan bahwa rumah duka di wilayahnya terus mengalami perluasan.
Zhang: “Setelah gempa bumi Sichuan 2008, rumah duka di sini runtuh. Meskipun populasi Dujiangyan kurang dari satu juta orang, rumah duka yang baru dibangun sangat besar, termasuk area parkir yang luas. Ayah saya baru saja meninggal satu bulan lalu. Saat proses kremasi, saya melihat bahwa rumah duka tersebut baru saja diperluas lagi, dengan kapasitas yang jauh lebih besar. Oleh karena itu, tidak terjadi antrian panjang seperti di rumah duka di wilayah Tiongkok utara dan timur laut.”
Ia juga menyebut bahwa banyak orang yang mengalami gejala seperti flu berat, termasuk demam rendah, nyeri tubuh, muntah, diare, sakit tenggorokan, serta suara serak—gejala yang mirip dengan COVID-19. Banyak dari mereka meninggal mendadak akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di usia 40 hingga 50 tahun.
Warga di Tai’an, Shandong, Shi (nama disamarkan) juga mengkonfirmasi bahwa dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orang yang meninggal mendadak selama musim Tahun Baru Imlek meningkat drastis.
Shi: “Beberapa teman saya yang berusia 50-an dan 60-an meninggal mendadak akibat serangan jantung. Mereka terkena penyakit tiba-tiba, dan dalam hitungan menit atau jam tidak dapat diselamatkan. Sepupu saya yang berusia 58 tahun meninggal dalam waktu kurang dari lima hari, tanpa diagnosis penyakit yang jelas. Ibu saya baru saja meninggal akibat stroke. Saat saya mengendarai mobil melewati desa untuk pemakamannya, saya melihat jumlah makam baru di pinggir jalan jauh lebih banyak dari sebelumnya.”
Pada 28 Agustus 2023, Epoch Times menerbitkan laporan khusus yang mengutip ajaran pendiri Falun Gong, Li Hongzhi, yang menyatakan bahwa pandemi COVID-19 terutama ditujukan kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT) serta orang-orang yang mengikuti, mendukung, atau bekerja untuk PKT.
Beliau mengajarkan bahwa cara terbaik untuk menghindari wabah adalah dengan “Tiga Pengunduran Diri” (keluar dari PKT, Liga Pemuda Komunis, dan Pionir Muda), serta dengan tulus mengucapkan “Falun Dafa Hao, Zhen Shan Ren Hao” (“Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik”).
Ketiga warga yang diwawancarai dalam laporan ini t menyatakan bahwa mereka telah mengundurkan diri dari keanggotaan PKT dan mengingat sembilan karakter tersebut dalam hati, inilah yang membuat mereka tetap sehat dan selamat. (hui)
Dilaporkan oleh wartawan New Tang Dynasty Television, Xiong Bin dan Chen Jianming