Sirene  Yerusalem Meraung Hingga Rudal Ketiga Houthi dari Yaman Berhasil Ditembak Jatuh

EtIndonesia. Militer Israel mengumumkan bahwa pada  21 Maret 2025 laru malam, mereka berhasil mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman. Sementara itu, juru bicara militer kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, Yahya Saree, mengklaim dalam siaran televisi pada  22 Maret dini hari bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik ke arah Bandara Ben Gurion dekat kota Tel Aviv, kota terbesar kedua di Israel.

Saree menyebut serangan ini sebagai serangan ketiga kelompok Houthi terhadap Israel dalam 48 jam terakhir. Ia juga memperingatkan sektor penerbangan bahwa Bandara Ben Gurion “tidak lagi aman untuk perjalanan udara.”

Saree menegaskan bahwa serangan akan terus berlanjut selama operasi militer di Gaza belum dihentikan dan blokade belum dicabut.

Setelah rudal ditembakkan oleh kelompok Houthi, sirene peringatan merah berbunyi di seluruh Yerusalem dan daerah sekitarnya. Meski Israel berhasil mencegat rudal tersebut, serpihan rudal jatuh di dekat Hebron.

Sehari sebelumnya, militer Israel telah menembak jatuh dua rudal balistik lain yang ditembakkan oleh Houthi. Saat ini, situs resmi Bandara Ben Gurion menunjukkan operasional bandara tetap berjalan normal, dengan jadwal penerbangan yang tidak terganggu.

Menurut laporan Reuters, Saree juga mengklaim bahwa Houthi telah menyerang kapal induk USS Harry S. Truman di Laut Merah, meskipun tidak memberikan bukti yang mendukung pernyataannya.

Kelompok Houthi  bersumpah untuk meningkatkan serangan mereka, termasuk menargetkan Israel, sebagai balasan atas serangan AS di awal bulan ini.

Sejak perang di Gaza meletus, kelompok Houthi terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah serta meluncurkan serangan terhadap Israel, mengklaim bahwa serangan tersebut dilakukan untuk mendukung rakyat Palestina.

Sementara itu, AS menegaskan bahwa mereka akan menggunakan “kekuatan mematikan dan luar biasa” untuk menyerang kelompok pemberontak Yaman hingga mereka berhenti mengancam jalur pelayaran di Laut Merah. Seorang pejabat AS menyatakan bahwa operasi ini bisa berlangsung selama beberapa minggu. 

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS