9 Kebiasaan Bersih-bersih yang Harus Dihentikan

Pembersih profesional mengungkap kebiasaan buruk yang membuat Anda membuang waktu dan uang.

oleh Quincy Bulin | SouthernLiving.com

Terkadang, kesalahan dalam membersihkan terlihat jelas. Namun, di lain waktu, Anda baru menyadarinya setelah terjadi masalah, seperti kerusakan pada rumah atau bahkan gangguan kesehatan. Kabar baiknya? Memperbaiki kebiasaan buruk ini justru dapat menghemat waktu dan uang Anda. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rutinitas bersih-bersih.

1. Menggunakan Terlalu Banyak Produk Pembersih

Menurut Becca Crandall dan Bentley Rosser, pemilik dan direktur operasional pembersihan di Beck Cleaning and Organization, Anda sebenarnya bisa membersihkan seluruh rumah hanya dengan sabun cuci piring dan air hangat. “Intinya, Anda tidak perlu pembersih khusus untuk setiap permukaan,” jelas mereka. 

“Menggunakan terlalu banyak produk tidak hanya mahal, tetapi juga dapat menyebabkan polusi udara dalam ruangan. Kami merekomendasikan untuk tetap menggunakan pembersih esensial—seperti pembersih kayu, stainless steel, dan serbaguna—agar dampak lingkungan lebih minim.”

2. Mengabaikan Pembersihan Mendalam

Membersihkan permukaan memang penting, tetapi pembersihan mendalam juga tidak boleh diabaikan. 

“Jadwalkan sesi pembersihan mendalam secara rutin untuk area yang sering terlupakan, seperti di belakang furnitur atau di dalam peralatan rumah tangga,” saran Alicia Sokolowski, presiden dan co-CEO AspenClean. Jika diabaikan, masalah yang lebih besar bisa muncul, mulai dari pekerjaan membersihkan yang lebih sulit hingga perbaikan yang mahal.

3. Menggunakan Terlalu Banyak Deterjen Cucian

Lebih banyak tidak selalu lebih baik. Mungkin Anda berpikir bahwa menggunakan lebih banyak deterjen akan membuat pakaian lebih bersih, tetapi Anda harus selalu mengikuti petunjuk penggunaan dari produsen.

 “Jika tidak, residu sabun bisa menumpuk, menyebabkan iritasi kulit, merusak kain, dan berdampak buruk pada lingkungan,” kata Crandall dan Rosser.

4. Tidak Sering Menggunakan Vakum

Karpet Anda mungkin terlihat bersih, tetapi Sokolowski menegaskan bahwa selalu ada kotoran tak terlihat. Saat Anda menggunakan vakum, Anda sebenarnya menghisap debu mikroskopis dan alergen seperti tungau debu serta bulu hewan peliharaan. Frekuensi penggunaan vakum tergantung pada seberapa sering suatu ruangan digunakan, serta gejala yang Anda alami (seperti bersin atau hidung meler).

5. Mencampur Produk Pembersih

Ini adalah kesalahan yang harus dihindari. “Jika Anda pernah merasa pusing, sakit kepala, atau sesak napas saat membersihkan, bisa jadi Anda sedang meracuni diri sendiri,” peringatkan Crandall dan Rosser. “Bahan kimia seperti pemutih dan cuka tidak boleh dicampur, begitu pula dengan produk pembersih lainnya, karena dapat menghasilkan uap beracun.” Selalu baca label dengan cermat dan hindari mencampur produk kecuali memang dianjurkan.

6. Menyemprotkan Pembersih Langsung ke Permukaan

“Anda sebaiknya menyemprotkan pembersih ke kain atau spons terlebih dahulu, bukan langsung ke permukaan,” kata Sokolowski. Meskipun ini mungkin terasa seperti langkah tambahan yang tidak perlu, dia menegaskan bahwa cara ini “mencegah penggunaan berlebihan dan mengurangi inhalasi uap kimia.”

7. Tidak Membersihkan Alat Pembersih

Bayangkan ini: spons, pel, dan sikat Anda terkena kotoran setiap kali digunakan. Menurut Sokolowski, jika tidak dibersihkan dan didesinfeksi secara rutin, alat-alat ini dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri—dan menyebarkannya kembali ke area yang sudah dibersihkan.

8. Menggunakan Pembersih yang Tidak Sesuai dengan Permukaan

Ambil contoh pembersih kaca: “Sebagian besar pembersih kaca mengandung amonia atau cuka untuk menghilangkan noda air dan bekas sidik jari,” jelas Crandall dan Rosser. “Permukaan seperti granit, kayu, logam, atau laminasi bisa sensitif terhadap zat asam.” Menggunakan pembersih kaca pada permukaan ini tidak akan mensterilkan atau mendisinfeksi, dan seiring waktu dapat menyebabkan kerusakan atau perubahan warna.

Hal yang sama berlaku untuk pembersih toilet, yang diformulasikan khusus untuk menghilangkan noda dan kuman di mangkuk toilet. Pembersih ini sering mengandung asam klorida atau pemutih yang dapat merusak lapisan permukaan, menyebabkan perubahan warna, atau bahkan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut.

9. Tidak Membiarkan Pembersih Bekerja

Ketika menghadapi noda membandel, kesabaran adalah kuncinya. Biarkan produk pembersih bekerja selama beberapa saat agar bahan kimianya dapat meresap. “Anda juga harus membiarkan disinfektan bekerja sesuai waktu kontak yang disarankan sebelum mengelapnya,” jelas Sokolowski. “Ini memastikan bahwa kuman dan bakteri benar-benar terbunuh.”

Pembaca yang Terhormat: Kami ingin mendengar pendapat Anda. Topik apa yang ingin Anda baca? Kirimkan masukan dan saran Anda ke features@epochtimes.nyc.

FOKUS DUNIA

NEWS