EtIndonesia. Menurut informasi dari Hamas, Salah Al-Bardawil (65 tahun) dan istrinya tewas dalam serangan udara Israel yang terjadi di kamp pengungsian Al-Mawasi, dekat Khan Younis, Jalur Gaza.
Berdasarkan laporan dari AFP, Salah Al-Bardawil lahir pada 24 Agustus 1959 di kamp pengungsi Khan Younis. Dia bergabung dengan Hamas sejak organisasi tersebut didirikan pada tahun 1987, pernah menjabat sebagai juru bicara di Khan Younis, dan secara bertahap naik jabatan hingga akhirnya terpilih sebagai anggota Biro Politik Hamas pada tahun 2021.
Al-Bardawil dikenal sebagai tokoh keras yang menentang kerja sama keamanan antara Otoritas Palestina dan Israel. Dia secara terbuka menyerukan perlawanan bersenjata terhadap Israel. Dalam perjalanannya, dia beberapa kali ditangkap oleh pasukan keamanan Otoritas Palestina.
Menurut Hamas, pada tahun 1993 dia juga pernah ditangkap oleh pihak Israel dan menjalani interogasi selama 70 hari di penjara di Gaza serta di Kota Ashkelon, wilayah selatan Israel.
Militer Israel pada hari Minggu (23/3) mengonfirmasi bahwa mereka telah “mengeliminasi” Salah Al-Bardawil, yang mereka sebut sebagai “pejabat senior Biro Politik Hamas yang bertanggung jawab atas perencanaan strategis dan militer.” Mereka menyatakan bahwa kematian Al-Bardawil merupakan “pukulan besar terhadap struktur organisasi dan kemampuan operasional Hamas.”
Al-Bardawil menjadi anggota Biro Politik Hamas ketiga yang tewas sejak Israel melanjutkan serangan udaranya ke Gaza pada hari Selasa. Dua tokoh sebelumnya yang terbunuh adalah Kepala Pemerintahan Hamas di Gaza, Essam al-Dalis, dan Yasser Harb.
Dalam pernyataan duka yang dirilis Hamas sebelumnya, turut disebutkan juga nama-nama tokoh penting lain yang tewas, yakni Jenderal Mahmoud Abou Watfa, Menteri Dalam Negeri Hamas, dan Bahjat Abou Sultan, Kepala Biro Keamanan Dalam Negeri.
AFP melaporkan bahwa sejak serangan berdarah Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang Gaza, banyak pemimpin Hamas yang tewas baik di dalam maupun luar wilayah Gaza. Hal ini secara signifikan telah melemahkan kekuatan organisasi tersebut. Namun demikian, bertolak belakang dengan tujuan perang yang dicanangkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu — yaitu untuk “menghancurkan Hamas” — kenyataannya Hamas belum sepenuhnya dilenyapkan.
Pemakaman dan Rentetan Serangan terhadap Tokoh Hamas
Pada 23 Maret, warga Palestina menghadiri pemakaman Salah Al-Bardawil dan istrinya di Khan Younis, Gaza bagian selatan. Kematian mereka menjadi bagian dari serangkaian pembunuhan tokoh-tokoh penting Hamas yang terus berlangsung.
Sebelumnya, pada 31 Juli 2024, pemimpin Hamas Ismaïl Haniyeh dilaporkan tewas dalam ledakan di Teheran yang diklaim sebagai serangan Israel. Posisinya kemudian digantikan oleh Yahya Sinouar, yang juga tewas dalam serangan udara Israel di Gaza pada 16 Oktober. Jabatan tersebut kemudian diteruskan oleh adiknya, Mohammed Sinouar.
Menurut beberapa sumber internal Hamas, Mohammed Hassan al-Amour — mantan pengawal pribadi Yahya Sinouar — juga tewas pada Sabtu malam kemarin dalam serangan Israel yang menyasar rumahnya di Khan Younis, Gaza selatan. (jhn/yn)