EtIndonesia. Hujan deras dan banjir parah yang melanda berbagai wilayah di Bolivia telah merenggut lebih dari 50 nyawa, sementara lebih dari 100 ribu orang terpaksa mengungsi. Presiden Bolivia, Luis Arce, pada Rabu (26 Maret) mengumumkan bahwa sekitar 380 ribu keluarga terdampak di sembilan provinsi di seluruh negeri dan menyatakan status darurat nasional.
Bolivia, yang memiliki populasi lebih dari 12 juta jiwa, biasanya mengalami musim hujan dari bulan November hingga Maret.
Menurut Presiden Arce, lebih dari 370 ribu keluarga terkena dampak banjir, sehingga pemerintah memutuskan untuk memobilisasi lebih banyak tim tanggap darurat dan mempercepat pengadaan peralatan penyelamatan untuk membantu korban bencana.
Lucia Walper dari Lembaga Meteorologi dan Hidrologi Nasional Bolivia (Senamhi) menyatakan bahwa peringatan banjir oranye dan merah biasanya dikeluarkan pada Februari. Namun, tahun ini, peringatan baru dikeluarkan pada Maret dan diperkirakan akan berlangsung hingga April.
Laporan dari Alliance for Global Water Adaptation (AGWA) tahun lalu menyebutkan bahwa perubahan iklim semakin meningkatkan kerentanan Bolivia terhadap krisis air, serta menyebabkan frekuensi dan intensitas kekeringan dan banjir meningkat. (Hui)