Gedung di Thailand Ambruk Seketika, Kualitas Konstruksi Perusahaan Tiongkok Disorot

Kontraktor China Railway No.10 Hapus Laporan Promosi

Pada 28 Maret 2025, sebuah gedung yang sedang dibangun di Thailand tiba-tiba runtuh akibat gempa bumi yang terjadi di Myanmar, yang berjarak ribuan kilometer. Kontraktor proyek tersebut, China Railway No.10 Engineering Group (China Railway 10th Bureau), dengan cepat menghapus artikel promosi mereka dari tahun lalu, memicu gelombang kritik terhadap kualitas konstruksi perusahaan Tiongkok

EtIndonesia. Pada 28 Maret sore, gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang kota Sagaing, Myanmar, menyebabkan kerusakan parah di Myanmar dan negara tetangganya, Thailand.

Video yang beredar di internet menunjukkan bahwa di Bangkok, yang berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari pusat gempa, sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun runtuh hanya dalam beberapa detik. Gedung tersebut hancur menjadi puing-puing, dengan banyak pekerja terkubur di bawah reruntuhan.

Menurut media Thailand, pada saat kejadian, ada sekitar 300–400 pekerja yang sedang bekerja di lokasi. Laporan awal menyebutkan bahwa 67 orang dilaporkan hilang.

Bangunan yang roboh tersebut adalah kantor baru Audit Thailand, dengan 30 lantai dan tinggi 137 meter. Proyek ini memiliki anggaran sebesar 21,36 miliar baht (sekitar 4,6 miliar yuan) dan dikerjakan oleh perusahaan patungan antara Italian-Thai Development PCL dan China Railway No.10 Engineering Group (Thailand) Co., Ltd.

Berita ini memicu perdebatan luas di kalangan netizen. Banyak yang mengecam kualitas konstruksi perusahaan Tiongkok dan mempertanyakan, “Negara mana yang masih berani memberi mereka proyek pembangunan?”

Lebih lanjut, banyak yang mengolok-olok janji China Railway No.10 terkait “standar tinggi” dalam proyek ini. Dalam laporan promosi yang telah dihapus, perusahaan Tiongkok ini sebelumnya mengklaim bahwa proyek tersebut menggunakan teknologi konstruksi canggih, seperti teknik perancah otomatis dan metode sliding formwork.

Mereka bahkan mengklaim bahwa tim teknis khusus telah dibentuk untuk “mengatasi semua tantangan konstruksi dan memastikan keamanan penuh.” Klaim ini pun terbukti jauh dari kenyataan.

Tak lama setelah insiden itu terjadi, China Railway No.10 dengan cepat menghapus artikel promosi mereka yang dipublikasikan setahun lalu. Artikel tersebut sebelumnya memuji keberhasilan proyek ini, tetapi kini hilang tanpa jejak di situs resmi mereka.

Beberapa media Tiongkok menganggap kejadian ini sebagai “ironi yang kejam”, di mana sebuah gedung yang diklaim sebagai “proyek unggulan Tiongkok  di luar negeri” justru runtuh dalam hitungan detik akibat gempa yang terjadi ribuan kilometer jauhnya.

Runtuhnya gedung di Thailand ini kembali menyoroti masalah serius dalam kualitas konstruksi perusahaan Tiongkok. Insiden ini juga menjadi peringatan bagi negara lain yang mempertimbangkan untuk memberikan proyek pembangunan kepada kontraktor Tiongkok.

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS