EtIndonesia. Pada Jumat (4/4/2025), wilayah Midwest dan Selatan Amerika Serikat terus diterpa cuaca ekstrem. Hujan deras yang terus-menerus menyebabkan banjir besar, dan seorang anak laki-laki di Kentucky meninggal dunia saat dalam perjalanan ke sekolah. Bencana juga dilaporkan di negara bagian Tennessee, Arkansas, dan Missouri.
“Berdasarkan konfirmasi dari Departemen Kesehatan Tennessee, sejauh ini sudah ada lima orang yang meninggal dunia. Kami akan terus bekerja sama dengan FEMA dan pemerintah federal untuk mengkoordinasikan bantuan bencana tambahan yang diperlukan,” ujar Patrick Sheehan, Direktur Badan Manajemen Darurat Tennessee.
Amerika Serikat saat ini memasuki musim puncak tornado. Angin kencang dan mendadak menyapu sejumlah negara bagian di wilayah Selatan dan Tengah. Dalam beberapa hari terakhir, bencana ini telah merenggut sedikitnya 8 nyawa di Tennessee, Missouri, dan Indiana.
Pada Jumat pagi, Gubernur Kentucky Andy Beshear mengumumkan di media sosial bahwa seorang anak laki-laki di kota Frankfort terseret arus banjir saat berjalan menuju halte bus sekolah dan dinyatakan meninggal dunia.
Para ahli cuaca memperingatkan bahwa dalam beberapa hari ke depan, wilayah tengah AS diperkirakan akan kembali mengalami gelombang hujan lebat berturut-turut. Menurut citra satelit dari Pusat Prakiraan Cuaca Nasional, badai petir terlihat tersusun seperti deretan truk di langit Arkansas, Tennessee, dan Kentucky.
“Ini adalah badai besar yang berlangsung selama beberapa hari dan telah menyebabkan tornado, hujan deras, banjir, dan hujan es di seluruh wilayah negara bagian dari barat ke tengah Tennessee,” kata Gubernur Tennessee Bill Lee.
Menghadapi curah hujan yang memecahkan rekor, para ahli menyarankan masyarakat untuk memperhatikan peringatan cuaca real-time, memastikan sistem drainase berfungsi baik, dan menempatkan karung pasir dengan benar untuk menghalangi aliran air. Hal penting lainnya: jika jalanan sudah tergenang, jangan memaksakan diri untuk melintas karena bisa terseret arus deras.
“Sabtu adalah hari yang paling saya khawatirkan saat ini, karena atmosfer akan punya waktu untuk mengumpulkan kembali energi, yang berarti kita mungkin akan menghadapi badai petir yang berbahaya lagi. Ditambah lagi, tanah sudah jenuh oleh air, jadi setiap curah hujan tambahan akan langsung mengalir dan menyebabkan banjir,” ujar Ryan Husted, ahli meteorologi dari Badan Cuaca Nasional.
Jika tidak sempat mempersiapkan diri menghadapi banjir, para ahli menyarankan untuk segera pindah ke lantai paling atas rumah atau mencari tempat perlindungan yang aman. Namun, jika menghadapi angin kencang atau tornado, berada di lantai atas bisa justru berbahaya. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu memantau prakiraan cuaca secara aktif. (Hui)
Laporan wartawan NTD, Wang Ziyi dari Amerika Serikat