Heboh! Prediksi Tarif 79%: Apakah Trump Akan Bikin Tiongkok Terkapar?

EtIndonesia. Dalam perkembangan terbaru sengketa dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok telah mengumumkan penerapan tarif senilai 34% terhadap produk Amerika. Namun, analis terkemuka dari Citibank menyatakan bahwa langkah tersebut dianggap kurang tepat, mengingat Presiden Trump diprediksi akan menambah tarif hingga mencapai 79%.

Prediksi Tarif Berdasarkan Analisis Citibank

Kepala Strategi Perdagangan Asia di Citibank, Mohammed Apabhai, mengungkapkan bahwa prediksi tarif sebesar 34% merupakan langkah awal yang telah tepat dihitung. Dalam laporan terbarunya, Apabhai menjelaskan bahwa pemerintah Trump kemungkinan akan menaikkan tarif secara bertahap. Dengan menambahkan kenaikan sebesar 25% dari tarif kumulatif yang saat ini mencapai 54%, total tarif yang akan diterapkan terhadap Tiongkok diperkirakan mencapai 79%.

Alasan dan Strategi di Balik Kenaikan Tarif

Menurut laporan tersebut, salah satu alasan utama di balik kemungkinan penambahan tarif lebih lanjut adalah komitmen pemerintah Trump yang telah bersumpah untuk meningkatkan tarif jika negara mitra dagang memberlakukan tarif pembalasan. Langkah ini dilihat sebagai bagian dari upaya mengurangi defisit perdagangan Amerika dengan Tiongkok. Dalam konteks tersebut, Pemerintah AS mungkin menambahkan tarif senilai 107,4 miliar dolar, sehingga total nilai tarif mencapai 339,4 miliar dolar. Meskipun demikian, angka ini masih di bawah nilai ekspor Tiongkok ke Amerika yang mencapai sekitar 400 miliar dolar per tahun.

Tanggapan Pemerintah dan Strategi Perdagangan Amerika

Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, mengemukakan pandangan bahwa langkah pembalasan dari pihak Tiongkok kemungkinan tidak akan efektif. Menurut Bessent, perbedaan posisi keuangan—di mana Amerika merupakan negara debitur dan Tiongkok sebagai negara kreditur—akan mengurangi daya tawar Tiongkok dalam konflik tarif ini.

Apabhai dari Citibank menambahkan bahwa strategi terbaik bagi Amerika adalah untuk bersabar dalam “permainan tarif” alih-alih terburu-buru mencapai kesepakatan. Menurutnya, dengan menaikkan tarif secara agresif, Amerika dapat memperoleh posisi tawar yang lebih kuat dalam persaingan dagang global dan menekan lawan-lawannya untuk kembali ke meja perundingan dengan sikap yang lebih kooperatif.

Implikasi Global dan Potensi Tanggapan Internasional

Data yang dihimpun Citibank menunjukkan bahwa langkah pembalasan tarif terhadap Amerika bukanlah solusi yang optimal. Negara-negara lain, termasuk Uni Eropa, juga harus berhati-hati dalam menerapkan tarif pembalasan, karena kemungkinan besar akan menghadapi reaksi keras serupa dari Amerika Serikat. Dalam konteks ini, negosiasi dan dialog diplomatik menjadi kunci untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan bagi semua pihak.

Kesimpulan

Ketegangan dalam hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin meningkat seiring dengan prediksi kenaikan tarif hingga 79% yang diungkap oleh analis Citibank. Dengan latar belakang komitmen pemerintah Trump untuk mengatasi defisit perdagangan melalui peningkatan tarif, dinamika “permainan tarif” ini diharapkan akan terus berlanjut. Para pengamat internasional menekankan pentingnya dialog dan negosiasi dalam menyelesaikan perselisihan, agar tidak terjadi eskalasi yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi global.

FOKUS DUNIA

NEWS