EtIndonesia. Apakah alien itu ada? Ini telah menjadi topik diskusi umat manusia, bahkan Elon Musk sendiri sering bercanda mengatakan dirinya adalah alien. Seorang mantan agen Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat baru-baru ini memecahkan keheningan, mengungkapkan bahwa dia pernah melihat peradaban kuno Mars, termasuk piramida raksasa dan raksasa di dalam badai, melalui kemampuan melihat jarak jauh (Remote Viewing) dalam sebuah eksperimen rahasia.
Pada tahun 1980-an, CIA melakukan eksperimen dengan Joe McMoneagle dan orang lain yang diklaim memiliki kemampuan melihat kejadian dan lokasi jarak jauh. Sebagai “Remote Viewer No. 1” CIA, McMoneagle mengingat dalam podcast American Alchemy yang disiarkan akhir Februari bahwa dia diberi serangkaian koordinat dan instruksi untuk mengamati lokasi target, mendeskripsikan apa yang dia lihat.
Dia mengatakan, dia melihat sebuah bangunan yang lebih besar dari Piramida Giza di Mesir, dengan “ruang besar” di dalamnya.
“Saya mulai melihat beberapa sosok manusia, mereka terjebak, atmosfer memburuk. Jelas mereka sedang mati, tapi mereka adalah manusia, hanya saja ukurannya dua kali lipat dari kita,” katanya.
Berdasarkan kartu target yang diberikan oleh instrukturnya, lokasi itu adalah “Mars sebelum tahun 1.000.000 SM.”
Untuk memverifikasi apa yang dilihatnya, McMoneagle kemudian pergi ke Laboratorium Propulsi Jet NASA untuk meminta melihat gambar yang cocok dengan koordinat pengamatan. Hasilnya, dia menemukan tulang dan struktur bangunan di permukaan Mars dalam beberapa film.
“Mereka memilih untuk tidak berbicara” McMoneagle adalah mantan Chief Warrant Officer Angkatan Darat AS yang bergabung dengan CIA karena memiliki kemampuan khusus. Dia bersama lima remote viewer lainnya membantu dalam pencarian 52 warga AS yang disandera dalam krisis sandera Iran tahun 1979.
Dokumen CIA yang didesklassifikasi tahun 2017, “Mars Exploration, May 22, 1984,” menunjukkan bahwa misi remote viewing McMoneagle dimulai pada pukul 10:09 pagi waktu Timur AS, dengan koordinat target di 40.89 derajat lintang utara dan 9.55 derajat bujur barat.
Dia mengatakan dia melihat Mars sedang mengalami badai hebat, beberapa sosok tinggi dan kurus berlindung di dalam piramida besar untuk menghindari badai, menunggu penyelamatan.
“Saya kira saya sedang mengamati penemuan baru di Bumi,” katanya.
Ketika mengetahui bahwa targetnya adalah Mars, dia sangat marah.
“Saya benci menangani target yang tidak bisa diverifikasi kebenarannya,” katanya.
Untuk lebih memastikan, dia kembali ke NASA untuk melihat foto topografi Mars, menemukan sebuah bangunan berbentuk piramida di tepi kawah besar. Dia percaya struktur itu dibangun setelah benturan, “jika sudah ada sebelumnya, pasti sudah hancur.”
Dia juga menyatakan, ketika NASA pertama kali menemukan bangunan ini, mereka melihatnya memancarkan cahaya merah.
“Mereka tidak sengaja menyembunyikan informasi ini,” katanya. “Mereka hanya memilih untuk tidak membicarakannya.”
Orang terkaya di dunia, Musk, telah beberapa kali setengah bercanda mengatakan dirinya adalah alien, mencoba kembali ke planetnya. Tidak heran beberapa orang berpikir bahwa ia membangun pesawat luar angkasa adalah untuk kembali ke rumahnya—Mars.
Musk berencana untuk mengirim manusia ke planet merah sekitar tahun 2030. Pada 14 Maret, dia menyatakan bahwa perusahaan SpaceX yang ia miliki akan mengirim robot humanoid Tesla yang dikembangkan, Optimus, ke Mars pada akhir 2026 dengan menggunakan roket Starship.(jhn/yn)