Perang Tarif AS-Tiongkok Berlanjut, Pakar: Komunis Tiongkok Terjebak dalam Situasi Sulit

EtIndonesia. Pemerintahan Trump mengambil langkah besar dengan resmi memberlakukan tarif super sebesar 104% terhadap negara Komunis Tiongkok, mengguncang dunia! 

Menghadapi strategi perdagangan yang agresif dari AS, lebih dari 70 negara telah secara proaktif menunjukkan itikad baik, berharap dapat bernegosiasi dengan AS untuk menurunkan tarif, dalam upaya menstabilkan ekonomi dan memastikan kepentingan.

Namu, Partai Komunis Tiongkok menunjukkan permusuhan dengan memilih untuk menentang secara keras, merusak ekonomi Tiongkok, dan juga mengganggu pasar saham global. 

Berikut laporan dari koresponden di Washington, Tao Ming dan dari New York, Tang Rui dan Luo Ya.

Koresponden New Tang Dynasty, Tao Ming: “Gedung Putih pada Selasa (8 April) menyatakan, Partai Komunis Tiongkok memilih untuk membalas dan berusaha terus menerus memperlakukan pekerja Amerika secara tidak adil, ini adalah langkah yang salah. Gedung Putih juga menyatakan, Presiden Trump memiliki tekad yang kuat seperti baja, dan tidak akan mundur dalam masalah tarif.”

Trump pada 7 April di media sosial berkata, jika sebelum 8 April, Partai Komunis Tiongkok tidak membatalkan tarif pembalasan 34% terhadap Amerika, mulai 9 April, AS akan memberlakukan tarif tambahan 50% terhadap barang-barang Tiongkok, dan akan mengakhiri semua pertemuan yang diminta oleh pihak Tiongkok.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Laivett mengatakan: “Ketika Amerika diserang, Presiden akan membalas lebih keras. Itulah mengapa malam ini akan dikenakan tarif 104% terhadap Tiongkok.”

Profesor part-time dari Institut Pengembangan Nasional Universitas Nasional Taiwan, Li You-tan: “Partai Komunis Tiongkok menggunakan mekanisme WTO dalam proses globalisasi untuk mendapatkan keuntungan maksimal, mereka memanfaatkan subsidi perusahaan pemerintah, mencuri hak kekayaan intelektual negara maju, terutama Amerika, untuk mengembangkan ekonomi, dan juga dengan menurunkan harga untuk mencapai monopoli di berbagai industri, lalu saat kapasitas produksi berlebih, mereka membanjiri pasar global, menyebabkan ketidakseimbangan perdagangan global, sekarang Amerika akan menggunakan perang dagang, perang tarif untuk melawan Tiongkok.”

Kementerian Perdagangan Tiongkok pada 8 April merespons dengan mengklaim, jika tindakan eskalasi tarif AS diterapkan, Tiongkok akan mengambil apa yang disebut sebagai langkah balasan. Analis memperkirakan, pemerintahan Trump pasti akan menyerang balik secara keras terhadap Partai Komunis Tiongkok.

Dr. Zhong Zhidong dari think tank Kementerian Pertahanan Taiwan, ‘Institut Riset Keamanan Nasional’ mengatakan: “Saat ini Amerika, setidaknya pemerintahan Trump, tidak akan menoleransi taktik mereka. Trump sudah menyatakan keras, dia berkata jika Anda tidak menurunkan tarif, tidak perlu berbicara, saya akan memutus semua saluran negosiasi.’

Menurut data dari Biro Statistik Pemerintah AS, Amerika mengimpor barang-barang dari Tiongkok senilai 438.9 miliar dolar tahun lalu, sementara Amerika mengekspor barang ke Tiongkok hanya senilai 143.5 miliar dolar, dengan defisit perdagangan AS-Tiongkok sebesar 295.4 miliar dolar.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan, hampir 70 negara kini ingin memulai negosiasi dengan AS. Pada hari Selasa, dalam wawancara dengan CNBC, dia menyatakan bahwa tindakan pembalasan yang diambil oleh Partai Komunis adalah kesalahan besar. Para ahli berpendapat, akhir dari Partai Komunis Tiongkok akan sangat menyedihkan.

Dr. Zhong Zhidong mengatakan: “Karena mereka (Partai Komunis Tiongkok) tidak bisa menurunkan muka, seperti negara-negara Eropa, dan tentu saja seperti kebanyakan negara sekarang siap untuk tidak keras kepala dengan Trump, mereka setidaknya bersedia melunak dan berbicara dengan dia, apa pun hasil dari negosiasi itu nanti, jika Tiongkok memilih muka dan uang untuk keras kepala dengan Trump, saya rasa akhirnya tidak akan optimis.”

Li You-tan: “Pada akhirnya, dunia akan menyisakan hanya Tiongkok dan Amerika yang saling berhadapan, dan konfrontasi ini mungkin juga diprediksi oleh Amerika, serta bagaimana Amerika sebagai puncak kebangkitan demokrasi dan kebebasan menghindari konfrontasi dengan otoritarianisme totaliter Partai Komunis.”

Gedung Putih kemudian mengatakan pada hari Selasa, jika Tiongkok mengambil inisiatif untuk menghubungi ingin mencapai kesepakatan, Trump akan bersikap sangat dermawan, tetapi keputusannya akan berpihak pada kepentingan rakyat Amerika. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS